°°°
"Ambisi besar yang belum terpuaskan dan terus ditekan, bisa berubah menjadi kejahatan untuk merasionalisasikan dirinya. Aku pernah baca itu, tapi lupa di mana, apa pelanggan pernah dengar?" tanya seorang wanita dengan rambut merah muda seperti gulali di hadapanku.
Wanita ini duduk dengan menyilangkan kaki, sebelah tangannya menggenggam cangkir berisi kopi hangat. Sepasang bola mata cantik itu menatapku lurus, tidak dengan tatapan intimidasi tidak juga dengan tatapan penasaran, hanya menatap saja seolah tidak ada hal lain yang bisa dilihat.
"Aku selalu bilang pada Chello agar jangan panik, kecuali tubuhnya hancur atau hilang, aku masih bisa membantu. Meski tidak bisa lagi membuka mata, diawetkan dan disimpan di dalam peti kaca juga jadi pilihan baik, bukan?"
Aku menelan ludah dan jantungku berdegup tidak karuan. Wanita dengan bentuk tubuh dan wajah sempurna ini adalah Arvein Regnard, seorang dokter yang tidak punya izin praktik dan tidak juga bekerja di rumah sakit. Dokter wanita yang jadi napas untuk Chello, jika Yeina adalah lukisan maka Arvein adalah cermin, jika Yeina adalah air maka Arvein adalah api. Mereka berbalikan, tidak dapat bersatu tapi keduanya adalah fondasi dari hidup seorang Archello.
Perlahan Arvein meletakkan cangkir kopinya yang sudah tidak lagi tersisa di atas meja. Aku memilih untuk tidak menjawab ucapan ataupun pertanyaan wanita cantik yang ada di dekatku ini. Aku tidak tahu kenapa, tapi ada sesuatu yang membuatku merasa ngeri ketika melihat senyumannya.
"Sampai jumpa lagi, pelanggan," gumamnya sembari beranjak dari kursi. Arvein melambaikan tangan dan berjalan masuk ke dalam ruangan di mana Chello dirawat. Aku hanya mengangguk.
Pikiranku masih kusut, tentang Chello, tentang Yeina, Aire dan Lewis. Aku tidak yakin jika Zeavan akan mengatakan apa yang terjadi sebenarnya dan aku tidak bisa bayangkan apa yang akan terjadi setelah Chello membaik.
Aku menegakkan kepala sedikit, tidak jauh dariku terlihat Zeavan sedang berbincang serius dengan seorang pria. Pria dengan warna rambut langit yang berkilauan di bawah sinar matahari, tubuhnya kurus dan sedikit lebih pendek dari Zeavan. Wajahnya terlihat lebih ramah, bukan seperti Chello tapi benar-benar ramah tanpa maksud apa pun. Khielnode Qulivan namanya.
Adik laki-laki Chello yang ia bunuh pada akhir cerita, adik laki-laki Chello yang tidak pernah merasa iri, yang tidak pernah membenci Chello meski apa-apa miliknya menjadi milik Chello. Adik laki-laki Chello yang semakin dewasa pada setiap halaman.
Mata Khielnode teralih dan tidak sengaja kami bertemu pandang, ia tersenyum dan melambaikan tangannya. Sementara Zeavan hanya diam dengan wajah serius. Aku balas tersenyum dan melambaikan tangan, meski jauh lebih ramah dan tidak terlibat banyak hal seperti Chello, Khielnode tetap keturunan asli Qulivan dan sudah pasti dijaga oleh bayangan. Pelan, kulihat ia melangkah mendekat dan berakhir berhenti di depanku.
"Hei, namamu Noir, 'kan? Aku Khielnode, saudara laki-laki Archello. Senang bertemu denganmu," ucapnya dengan mengulurkan tangan. Aku segera menyambut tangan itu dan menjabatnya sebentar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garden Of Mirror [ Noir ] [ COMPLETE - TERBIT E-BOOK ]
Fantasía[ Daftar Pendek The WattysID 2021 - Nominasi Pemenang ] Gadis itu sudah mati, pria itu masih hidup. *** "Jadi, Anda ini apa? Anda semacam dewi? Penguasa? Bagaimana bisa Anda terjebak di sini? Bahkan sepertinya, Anda mudah sekali untuk dihabisi." ...