Page thirty five

356 102 13
                                    

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°

Les hommes, ils surent ce qui se passait
Clairement elle est un démon de l'enfer
Ils décidèrent de mettre ces cheuveux au feu
À la fin le feu la brûlera aussi
Mais la dame n'était pas un démon, elle était une âme solitaire
Comme dans ce livre ils ont lu autrefois
Toujours en attente de son prince pendant que ces cheveux brûlaient
Pour la dérnière fois elle dit:

"Moi je m'appelle mademoiselle noir

Et comme vous pouvez le voir

Je ne souris, ni ris, ni vis."

Et c'est tout ce qu'elle a dit.

- Mademoiselle Noir ( French Translation )

°°°

"Berapa usiamu?" tanya pria dengan rambut biru terang berwajah anak-anak yang tidak terlihat sama sekali jika usianya lebih dari lima puluh tahun. Pria yang ditanya menunduk, tidak berani mengangkat kepalanya.

"Tiga belas, usiaku tiga belas tahun," jawabnya pelan. Ia berusaha untuk tidak gugup ketika bersuara, karena si anak lelaki tahu betul jika pria di hadapannya paling benci dengan sosok penakut. Si pria yang harusnya dipanggil kakek oleh si anak lelaki ini tersenyum, lalu terkikik.

"Archello, aku terkejut sebenarnya ... bagaimana anak yang tidak ada hubungan darah denganku merasakan hal yang sama denganku. Apa karena aku terlalu mencintai Elliezt? Itu benar juga, haha. Bagus, bagus juga, aku setuju jika kau jadi penerusku. Kau punya bakat, coba ceritakan bagaimana kau melukai siswa yang berusaha menyebarkan berita jelek tentangmu." Reki mencondongkan tubuhnya ke arah Chello, membuat wajah mereka berdekatan. Chello tersentak karena apa yang Reki lakukan, Chello mencoba tenang agar tidak terlihat panik.

"Dia melihatku berteriak dan menutup telinga di kelas kosong, saat itu aku sendirian, semua siswa harusnya sudah pulang. Tidak tahu bagaimana anak ini bisa kembali, ada barang yang tertinggal sepertinya. Mata kami bertemu, lalu dia lari. Besoknya dia mulai menyebarkan cerita jika aku mengalami gangguan jiwa sampai wali kelas menghubungi ibu, aku dianggap berhalusinasi karena belajar terlalu giat. Lalu ... lalu aku mendatangi siswa itu dan mengancamnya," terang Chello sebaik mungkin. Reki mengerutkan keningnya, seperti tidak puas dengan apa yang Chello ceritakan.

"Itu saja? Kau hanya mengancamnya? Kau mengancamnya dengan ucapan? Bukan dengan tindakan? Kau takut?" selidik Reki dengan rentetan pertanyaan yang tidak bisa Chello jawab.

"Kau kehilangan kesempatanmu waktu itu, dan aku mengembalikannya. Hei, bawa anak itu ke sini," perintahnya tanpa berteriak. Para bayangan yang mengelilingi mereka mengangguk, salah satu dari mereka memberikan kode pada yang diberi tugas sebelumnya. Tidak menunggu waktu lama, seorang anak lelaki dibawa ke hadapan Chello. Anak laki-laki berusia tiga belas tahun, tangan dan kakinya terikat, sementara mulutnya dililit kain agar tidak bisa bicara. Mata mereka bertemu, Chello dan anak itu, keduanya sama terkejut, tidak menyangka jika akan melihat satu sama lain.

Garden Of Mirror [ Noir ] [ COMPLETE - TERBIT E-BOOK ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang