Page three

1.1K 234 12
                                    

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°

Tidak masuk akal.
Ini benar-benar tidak masuk akal.
Pria di hadapanku ini Zeavan? Pasti hanya pria dengan nama yang sama, iya, sudah pasti seperti itu.

Aku tidak boleh panik, aku tidak boleh membiarkan imajinasiku terbang terlalu jauh.
Aku harus tetap tenang, lebih baik cari tahu dahulu ada di mana aku sekarang.

"Sepertinya selain buta kau juga tuli," ucap pria bernama Zeavan ini datar dengan suara paraunya yang membuatku kembali sadar, "aku ulangi, bagaimana kau tahu namaku?" sambungnya.

Aku harus jawab apa!?
Berpikir! Ayolah!
Atau aku bilang saja jika dia mirip kenalanku? Setidaknya aku harus pulang dulu ke rumah, lalu mencari tahu bagaimana aku bisa ada di tengah jalan begini.

"Kau mirip dengan kenalanku, aku tidak menyangka jika nama kalian juga sama. Maafkan aku, tapi aku baik-baik saja. Aku mungkin tidur sambil berjalan, he he."

Aku tersenyum lebar setengah tertawa, menunjukkan wajah bodohku, aku harap dia tidak tiba-tiba meminta ganti rugi untuk mobilnya. Aku tidak mau bermusuhan dengan pria setampan dia.

"Bawa dia ke mobil, dia terlalu mencurigakan untuk dibiarkan."

"Tunggu sebentar, aku di sini adalah korban. Dan kau adalah pelaku, aku sudah bilang tidak apa-apa, bukannya minta maaf, kau malah mau membawaku ke mobilmu? Apa aku tidak salah dengar? Kau mau mempermasalahkan namamu? Aku hanya mengira kau kenalanku, tidak lebih. Jangan sampai kejadian ini berlanjut ke pihak berwajib."

Aku menatap pria di hadapanku dengan tatapan serius, apa masalah pria ini sampai mau membawa orang asing ke dalam mobilnya? Jangan-jangan mereka ini kelompok kriminal!? Aku sepertinya butuh bantuan.

Kami saling bertatapan hingga beberapa menit ke depan, Zeavan menghela napas dan membenarkan letak kacamatanya.

"Baiklah, sepertinya aku juga salah orang. Pada kenyataannya, meski kau adalah korban, kau yang menabrakkan diri ke mobilku. Secara hukum, aku tidak bersalah, jadi, aku tidak peduli dengan keadaanmu," gumam pria ini masih dengan nada datarnya. Aku tidak menyangka jika sifatnya juga mirip dengan Zeavan, karakter buatanku. Ternyata bertemu dengan pria yang bersifat mirip dengan Zeavan sangat menyebalkan.

"Ayo, kita punya banyak pekerjaan. Lagi pula, dia baik-baik saja, katanya."

"Kau yakin tidak mau laporkan ini pada Kashira lebih dulu?"

Langkahku terhenti, tanpa sadar aku menatap lagi ke arah mereka, lebih tepatnya pada pria yang ada di sebelah Zeavan. Kashira? Aku yakin sekali pria ini menyebut panggilan itu tadi. Maksudku, ini bukan Jepang, dan aku juga yakin kota ini tidak punya tindak kriminal internasional seperti kelompok mafia atau semacamnya. Tidak, tidak, aku tidak boleh ikut campur urusan orang lain.

Aku harus pulang.

Zeavan menatap ke arahku penuh tanda tanya, mungkin karena aku ikut menoleh saat temannya menyebut nama Kashira.
Lebih baik aku pura-pura tidak tahu dan bertanya alamat saja, untuk masalah ada di mana aku sekarang, aku sungguh tidak tahu.

Garden Of Mirror [ Noir ] [ COMPLETE - TERBIT E-BOOK ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang