Sunoo berjalan cepat mencari keberadaan Niki, ia menuju ke tempat dimana kekasihnya biasa berkumpul dengan teman-temannya. "Niki!" panggil Sunoo sedikit berteriak. Niki tersenyum melihat kedatangan Sunoo.
"Kenapa kesini, Sun?" Niki berdiri dari duduknya, melihat raut muka kekasihnya yang terlihat murung, tidak seperti biasanya.
"Ayo kita putus," Niki sedikit terkejut, tetapi lelaki itu tertawa setelahnya.
"Jangan bercanda, akting kamu jelek Sun." Niki mengacak rambut Sunoo, tetapi segera ditepis olehnya.
"Aku ga bercanda ataupun akting, Nik. Aku bersungguh-sungguh." Raut wajah Niki berubah, lelaki itu kembali terkejut dan tidak percaya.
"Hey kenapa, Sun? Aku salah apa?" Sunoo menggeleng lemah, ia ingin sekali menangis. Namun, ini bukan saat yang tepat.
"Ini kan yang kamu mau? Putus dari aku," Sunoo meremat celana OSIS miliknya, menahan tangis yang sebentar lagi akan pecah.
Niki semakin dibuat bingung, "apa maksud kamu? Aku gak pernah mau putus dari kamu, Sun." Seolah tuli, Sunoo tak mendengarkan ucapan Niki. Lelaki itu pergi begitu saja.
"Sun, dengerin aku dulu!" Niki hendak mengejar Sunoo, tetapi ditahan oleh Jay.
"Biarin aja dulu, dia lagi emosi kayaknya. Gue percaya kok lo ga bakal jahatin dia," Bisik Jay sembari menepuk pelan bahu Niki lalu pergi menyusul Sunoo.
Niki diam di tempatnya, teman-temannya juga ikut terdiam menatap ke arah Niki yang benar-benar tak bergerak sedikitpun. Niki masih bingung dan tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.
Niki tertunduk, air matanya terjatuh menetes ke sepasang sepatu yang ia gunakan.
"Aku salah apa, Sun?"
***
Sudah hampir satu minggu berlalu, Niki juga sudah mengetahui apa sebenarnya alasan Sunoo memutuskannya. Demi Tuhan, ia tidak melakukan hal itu. Selama itu juga Niki mencoba menemui Sunoo, tetapi tidak pernah berhasil. Karena ada Jay, yang seolah menghalanginya untuk menemui Sunoo.
"Gimana? Udah ketemu Sunoo?" tanya salah satu teman Niki, lelaki itu menggeleng lemah. Teman Niki menghembuskan napasnya kasar, merasa prihatin kepada Niki.
"Kenapa susah banget untuk ketemu sama dia? Dia bener-bener ngehindarin gue," curhat Niki.
Disisi lain, saat ini Sunoo sedang bersama Jay. Tidak berbeda jauh, keadaan Sunoo juga sama berantakan dan hancurnya seperti Niki. Walau yang memutuskan hubungan mereka adalah dirinya. Hanya saja lelaki itu masih tidak percaya atas apa yang dilakukan Niki kepadanya.
"Kenapa? Masih mikirin Niki?" Sunoo hanya diam tak menyauti pertanyaan Jay.
Jay mendecak pelan, "udahlah Sun, kalau dari awal Niki emang mau putus sama kamu, kamu harus relain Niki." Sunoo menatap Jay sekilas, "Aku juga mau relain dia Jay, tapi nggak bisa semudah dan secepat itu."
Jay merangkul pundak Sunoo lalu tersenyum, kemudian mengusap pundak Sunoo lembut, "percaya sama aku, kamu bakal bisa nemuin orang yang lebih baik dari Niki walau nggak sekarang." Sunoo hanya menanggapi dengan tersenyum simpul dan mengangguk.
"Bentar aku tinggal ke toilet dulu ya." Jay berdiri dan pergi dari sana tanpa menunggu jawaban dari Sunoo.
Sunoo masih berada diposisi awal sejak dia duduk tadi, memandang bunga yang ada dihadapannya.
"Sunoo!" Teriak seorang lelaki dari arah belakangnya.
Deg...
Tanpa melihat ke arah orang itu, Sunoo sudah sangat mengenal suaranya. Tergesa, Sunoo berdiri dan hendak pergi, tetapi terlambat, sebuah tangan sudah mencengkalnya terlebih dahulu.
"Sunoo, aku mau bicara sama kamu, tolong dengerin aku dulu," Niki berucap dengan nada memohon, tetapi bukan sebuah jawaban yang ia dapat, justru tepisan ditangannya. Sunoo melanjutkan langkahnya, tetapi lagi dan lagi Niki menahannya.
"Sunoo aku mohon, dengerin aku dulu." Akhirnya Sunoo luluh setelah mendengar suara Niki yang mulai frustasi.
Sunoo diam di tempatnya menunggu penjelasan dari Niki.
"Itu semua bukan aku, aku ga pernah ada niatan untuk putus sama kamu. Aku gak bakal jahatin kamu kayak gitu, Sun. Tolong percaya sama aku."
"Terus aku harus percaya sama siapa lagi, Niki?" Sunoo menunduk, meremat jari-jari tangannya.
***
"Jiheon aku ke toilet dulu ya," ucap Sohee kepada Jiheon yang sedang membaca buku novelnya.
"Iya, tapi gue pinjem ponsel lo ya? Gue bosen, lupa nggak bawa ponsel tadi." Jiheon berucap dengan cengiran khasnya. Tanpa berpikir panjang, Sohee mengiyakan permintaan Jiheon dan pergi dari sana.
Jiheon membuka aplikasi belanja online di ponsel Sohee, walau tidak akan membelinya, setidaknya ia memiliki hiburan untuk melihat barang-barang bagus di sana.
Saat sedang melihat-lihat, sebuah notifikasi masuk ke ponsel Sohee. Pada awalnya Jiheon tidak memperdulikannya, tetapi ternyata pesan dari orang itu muncul beberapa kali dan tertera nama Sunoo serta Niki yang disebut.
Karena penasaran, Jiheon melihatnya. Membuka isi pesan masuk tersebut. Baru saja membuka, Jiheon sudah dibuat terkejut dan membelalakkan matanya.
"Gak mungkin," Jiheon tak percaya, tiba-tiba tangannya menjadi gemetar.
Jiheon kembali melihat semua isi pesan yang ada disana, pancaran ketidak percayaannya tadi sirna begitu saja, tergantikan oleh aura kemarahan yang begitu sangat, tangannya mencengkeram kuat ponsel Sohee, giginya menggertak kuat.
Tanpa menunggu, Jiheon bangkit dari duduknya. Berlari seperti orang kesetanan guna mencari tersangka yang mengirim pesan tersebut.
***
Satu part menuju ending, aku harap endingnya nggak mengecewakan yaaa. Jangan lupa tinggalin komentar + vote buat buku ini ya!
Bonus, kalau ini namanya Jaylani.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menfess | Sunki ✔
FanfictionNiki yang diam-diam mengirimkan menfess untuk Sunoo di base sekolahnya. "Jadi Sunoo yang punya basenya?" "Mampus gue." Start: 12-09-2020 End: 09-05-2021 © calyaval