bagian tujuh.

9K 1.7K 296
                                    

Bel tanda jam istirahat kedua berbunyi, Sunoo bergegas menuju ruang siaran. Hari ini hari Selasa, jadwal Sunoo untuk siaran radio di sekolahnya. Sunoo mengikutin ekstrakulikuler broadcasting dan sudah menjadi penyiar radio sekolah sejak kelas sepuluh.

"Baru dateng?" baru saja Sunoo menginjakkan kakinya pada ruang tersebut, langsung disambut oleh ketua ekstrakulikuler broadcasting, Jake.

Sunoo menganggukkan kepalanya, "iya, kak" lalu tersenyum canggung. Sunoo duduk di kursinya, mulai menyiapkan diri untuk memulai siaran.

Kali ini ia akan membahas tentang Pekan Olahraga dan Seni (PORSENI) tahunan sekolah yang akan diselenggarakan minggu depan.

Siaran berjalan seperti biasa, yang tidak biasa adalah Jake menunggunya di ruangan itu. Sunoo bertanya dalam hati, sebenarnya ada apa? Tumben sekali Jake yang tidak bertugas mau menghabiskan waktu istirahatnya disini.

"Kalian udah tau belum nih bakal ikut lomba apa aja? Persiapkan dengan baik ya. Segitu dulu dari aku siang ini, selamat siang!" Siaran berakhir, Sunoo menekan tombol off mic. Sunoo meregangkan tubuhnya, badannya cukup pegal karena duduk sedikit menunduk.

Jake menatap Sunoo, lalu membuka suara. "Pasti lo bertanya-tanya, ngapain gue nungguin lo disini."

Sunoo mengangguk, mengiyakan perkataan Jake barusan. "Gue mau lo yang jadi ketua eskul broadcasting mulai semester depan," lanjutnya.

Sunoo tertegun, "kenapa aku, kak?"

"Kinerja lo bagus juga, selain itu banyak anak-anak yang suka sama cara lo menyampaikan materi siaran. Yah, sejauh ini lo yang paling mampu," jelas Jake.

Sunoo berteriak dalam hati, "kalau begitu, aku bakal berusaha keras!" Benarkah ia akan menjadi ketua eskul yang sangat dicintainya ini? Ia bahkan masih tidak percaya.

"Bagus kalo gitu, btw fans lo banyak juga ya?"

Sunoo kaget, "maksudnya kak?" Jake senyum, lalu memperlihatkan layar ponselnya pada Sunoo.

Menfess baru lagi.

Sunoo menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Bukan fans kok, aku pergi dulu ya kak, makasih!" Sunoo segera pergi meninggalkan Jake. Ia tidak mau ditanya lebih jauh tentang hal ini.

Pasti ini ulah Niki!

***


Sunoo berdiri di depan kelas XI C, melihat seisi kelas dari luar. Tidak ditemukan tanda-tanda Niki berada di kelasnya. Sunoo bertanya-tanya dalam hati, kira-kira dimana Niki?

Ting!

| Niki
Nyariin gue?
Di rooftop.

Sunoo langsung melangkahkan kakinya menuju rooftop. Ingin menanyakan tentang menfess baru yang ditujukan untuknya. Duh, mengapa Sunoo menjadi terlalu bersemangat seperti ini, sih?

Sesampainya di rooftop sekolah, ia mencari keberadaan Niki. Namun, keberadaannya tidak ditemukan.

"Aku dibohongin pasti!" gumamnya setengah berteriak. Sunoo hendak berbalik menuju kelasnya, sebelum sebuah suara memanggilnya.

"Sunoo, nyari gue?" Niki disana, menatapnya dengan kedua tangan berada di saku. Seragam putih abu-abunya dikeluarkan.

"Tau darimana?"

"Dikasih tau Jungwon tadi." Sunoo mengangguk, lalu mendekati Niki. Meneliti tubuh lelaki di depannya dari atas sampai bawah.

"Dasar ga taat aturan," Sunoo memutar bola matanya.

Niki terkekeh, "nanti juga dirapihin lagi kalo udah mau masuk." Niki berjalan menuju sebuah ruangan di rooftop, di dalam ruangan hanya terdapat meja dan kursi. Sunoo mengikuti Niki, melihat sekeliling ruangan. Sejuk juga berada disini.

"Kenapa nyariin gue?" Niki duduk di salah satu kursi.

"Aku mau nanyain menfess,"

Niki menautkan kedua alisnya, "menfess apalagi?"

Sunoo akhirnya menunjukkan layar ponselnya, terdapat tulisan disana.

71,5 x 8 x 8 : 64 x 2

Sunoo membaca setiap angka yang tertera disana. "Kamu suruh aku berhitung?"

"Iya," Niki membalas singkat.

"Serius deh kamu aneh banget, ngapain sih kirim menfess ga jelas terus? pertama tangan, kedua youtube, ketiga suruh berhitung. Ga ada yang lebih bagus?" ucap Sunoo panjang lebar.

"Bodoh,"

Sunoo hendak protes, tetapi Niki melanjutkan kalimatnya. "Menfess pertama, artinya I Love You, Sun."

Sunoo diam sejenak, "maksudnya?"

"Itu bahasa isyarat, artinya I Love You."

"Kalau menfess kedua, lo pasti tau artinya apa." Sunoo diam-diam meremat seragamnya. Duh, tidak kuat! Niki santai sekali berbicara seperti itu di depannya.

"Kalau menfess ketiga?" Sunoo bertanya lagi.

Niki berjalan mendekat, tangannya menyentuk puncak kepala Sunoo lalu mengusaknya pelan, "sama."

"Hasilnya 143, tau maknanya kan?" lanjut Niki.

143, bermakna sama yaitu I Love You. Sunoo menunduk, padahal baru saja dikatakan kalau ruangan ini sejuk, tetapi kenapa wajahnya panas?

"Gih, balik ke kelas. Udah bel masuk" Niki mengacak rambut Sunoo sekali lagi lalu berbalik menuju kelasnya.

Sunoo tidak tahu saja, Niki juga sangat gugup sama seperti dirinya.

***

Gimana chapter kali ini? Niki udah ngegas tapi masih malu-malu begitu. Maklum lah ini cerita anak kecil yang suka sama anak kecil.

Btw, terima kasih atas 1k reader🎉 seneng banget banyak yang baca ceritaku ini.

Jangan lupa vote + komen ya! Jangan jadi sider please, sedih lihatnya.

See u!

***

Menfess | Sunki ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang