bagian delapan belas.

5.5K 1K 153
                                    

Sunoo turun dari motor Niki lalu bergegas menuju kamarnya setelah mengucapkan "daah Niki!" yang dibalas dengan anggukkan oleh lelaki itu.

Sekarang yang harus ia lakukan adalah mencari pengirim menfess misterius yang mengganggu pikirannya sejak tadi. Salahkan si pengirim menfess yang membuat Sunoo tidak bisa menikmati ending film Disney favoritenya itu.

Sunoo menyandarkan dirinya di sofa, lalu mulai membuka laptop tidak sabar, terlalu penasaran. Mulai mencari satu persatu pesan pada display message yang masuk di akun base miliknya. Akun base tersebut sudah dipegang oleh beberapa pengurus ekstrakurikuler broadcasting agar Sunoo tidak kerepotan mengurusnya sendiri.

Satu menit, dua menit, hingga satu jam sudah berlalu, tetapi hasilnya nihil. Sunoo tidak bisa menemukan akun yang mengirim menfess padanya. Aneh sekali, seharusnya akun itu ada pada barisan DM yang menumpuk.

Sunoo mengusap tengkuknya, kesal sekali karena usahanya selama satu jam kebelakang sia-sia. Ia kemudian melihat kembali menfess untuknya, menfess tersebut sudah mendapat banyak like dan komentar.

@a_yunjin
jangan beraninya lewat menfess dong, nder!!

@jungwonie
  wih, siapa nih? udah lebih baik dari Sunoo belum nder?

@anakkelassatu
  gelut gelut gelut!

@jay_ganteng
  cari sensasi aja lo, bilang aja iri

@tlsdbsk
   kirim menfess sendiri ya kak?

@jakeren
   rame nih, ada yang mau mutualan ga?
  

Dari sekian banyak komentar pada postingan tersebut, yang menarik perhatiannya adalah komentar dari user @tlsdbsk.

"tlsdbsk?" Sunoo mengeja username tersebut sambil berpikir siapa orang yang mungkin dibalik akun dengan username tidak jelas tersebut.

"Susah banget sih punya username, kayak gapunya ide lain aja." Sunoo kemudian menutup laptopnya, berjalan menuju kasur dan berharap ia bisa beristirahat sebentar dari lelahnya hari ini.

"Besok bisa dicari lagi," batinnya.

***

Hari ini hari Rabu, saatnya pelajaran olahraga. Sejujurnya, mood Sunoo masih terbilang buruk karena kejadian hari Minggu. Tiga hari sudah berlalu, tetapi Sunoo tetap tidak berhasil menemukan si pengirim menfess.

"Kok bisa ya ga ketemu di deretan pesan yang segitu banyaknya," Sunoo bergumam sendiri.

"Sun, baris yang bener dong." Jay menepuk bahu Sunoo, membuyarkan lamunan pemuda bermarga Kim tersebut.

"Eh? Iya maaf" Sunoo sontak menggeser badannya, meluruskan barisan dan mulai mencoba fokus pada pelajaran.

"Masih mikirin soal menfess?" Jay kembali bertanya. Asal kalian tahu, sejak hari Senin pria itu selalu menanyakan hal ini kepada Sunoo.

Jawaban Sunoo selalu, "nggak kok," padahal di lubuk hati terdalamnya, jawabannya adalah iya. Sunoo hanya berpura-pura kalau ia baik-baik saja, padahal sebenarnya tidak.

"Hari ini penilaian basket ya, kalian maju satu satu untuk shooting bola ke ring." guru olahraga Sunoo menjelaskan panjang lebar tentang teknisi penilaian mereka. Mereka diharuskan memasukkan bola basket ke dalam ring sebanyak lima kali, jika percobaannya lebih sedikit maka nilai akan semakin besar.

Sunoo sebenarnya santai saja karena ia terbilang bisa dalam mata pelajaran olahraga, apalagi basket. Ia mulai menenangkan diri karena sebentar lagi gilirannya maju.

"Kim Sunoo," guru olahraga sudah memanggil gilirannya. Sunoo kemudian melangkah ke tengah lapangan.

Satu tembakan, dua tembakan dan tidak ada yang berhasil masuk. Sunoo berhasil setelah melakukan 12 kali percobaan. Aneh sekali, padahal Sunoo terbilang cukup andal dalam bermain basket. Menfess berisi ungkapan kebencian itu benar-benar mempengaruhi pikirannya.

"Tumben Sun, kok meleset terus," temannya, Ahn Yujin pun ikut bingung karena hasil penilaian Sunoo hari ini cukup buruk.

Sunoo menggeleng, "nggak tahu, lagi capek aja deh aku." Yang hanya dibalas anggukkan dan senyuman kecil oleh gadis itu.

Setelah jam olahraga selesai, Sunoo diajak oleh Jay untuk mampir ke kantin. Lima menit lagi bel istirahat pertama berbunyi, mumpung kantin masih sepi, katanya. Sunoo hanya menuruti, ia juga haus dan ingin cepat-cepat minum.

"Niki?" Sunoo sedikit membelalakkan matanya, melihat Niki sedang makan di kantin seperti tidak punya dosa. Hey, setahu Sunoo kelas Niki sedang ada pelajaran sejarah, bagaimana mungkin pacarnya sedang enak-enakan makan di kantin?

Yang namanya dipanggil hanya meringis, menunjukkan deretan gigi putihnya. "Mampus ketahuan," gumam Niki sangat pelan sehingga tidak bisa didengar oleh Sunoo.

"Anak nakal, sana pergi ke kelas!" Sunoo menyeret tangan Niki, memasang ekspresi marahnya dan malah terlihat lucu di mata Niki.

"Kok malah senyum?" Sunoo kemudian mencubit lengan Niki keras, membuat lelaki di depannya mengaduh kesakitan.

"Aduhh... Sun maaf, abisnya kamu lucu," katanya enteng.

"Nggak ada lucu lucunya tau! Sana ke kelas, nggak ada adabnya ya kamu?" Sunoo sedikit meninggikan suaranya. Sedangkan di seberang sana, Jay mengamati mereka berdua sambil menyeruput es teh manis miliknya.

"Urusan rumah tangga memang rumit," batinnya.

"Iya iya ini aku ke kelas, dahh Sunoo." Niki melambaikan tangannya ke arah Sunoo, namun Sunoo hanya mengabaikannya.

Dasar anak nakal.

Sunoo berjalan ke arah Jay setelah selesai memesan makanan dan minuman miliknya. Lelah sekali hari ini, baik fisik dan pikiran Sunoo. Ditambah lagi kelakuan pacarnya yang membuat ia elus dada, Sunoo capek.

"Gak usah terlalu dipikirin, biasa lah anak-anak juga sering bolos ke kantin," Jay membuka percakapan karena sedari tadi Sunoo telihat murung.

"Bukan cuma itu, capek ah aku." Sunoo mendramatisir dengan memegangi kepalanya, memang terlalu berlebihan.

"Masih kepikiran menfess?"

"Iya, cuma aneh. Pesannya nggak ditemuin di DM. Kalau dia kirim menfess harusnya kan ada di barisan DM yang menumpuk ini." Sunoo menjelaskan panjang lebar sembari memperlihatkan barisan DM pada akun base tersebut.

"Tunggu, ga ada chatnya?" Jay menyela ucapan Sunoo.

"Iya, ngga ada."

"Yang pegang base siapa aja emang?"

"Aku sama beberapa anak broadcasting, kan basenya aku bikin untuk memajukan eskul broadcasting," Sunoo tiba-tiba merasa bangga akan pencapaiannya.

"Berarti, ada dua kemungkinan."

"Apa?"

"Sendernya kenal sama salah satu pengurus eskul lo dan suruh dia untuk hapus chatnya," Jay menggantungkan kalimatnya sebentar.

"Woah, bisa jadi sih," Sunoo mengangguk-angguk setuju dengan ucapan Jay barusan.

"... atau pengirimnya sendiri yang ternyata anak broadcasting."

***




Pelakunya masih belum ditemukan nihh, pelan-pelan aja yaaa biar makin penasaran. Anw cerita ini sebentar lagi bakal end lohh. Pengin happy ending atau sad ending?

Next 150 vote baru aku publish chapter baru yaa! Soalnya banyak yang baca tapi yang vote dikit ㅠ ㅠ ㅠ

Okay, see you!

Menfess | Sunki ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang