Sepulang sekolah, Sunoo sedang menunggu Niki di pos satpam yang berada di pintu masuk tempat parkir sekolah mereka. Sunoo terdiam memikirkan ucapan Jay tadi. Apakah benar orang itu telah besekongkol dengan salah satu teman broadcastingnya? Atau justru orang itu adalah salah satu dari mereka.
Namun, bukankah selama ini mereka baik-baik saja? Lalu, apa maksudnya jika memang yang melakukan itu adalah salah satu dari temannya? Sunoo sangat mempercayai anak-anak broadcasting, mungkinkah mereka tega melakukan itu kepadanya?
"Ah, besok aku harus tanya langsung sama mereka," gumam Sunoo pelan.
Saat sedang sibuk dengan pikirannya, tiba-tiba ada tangan yang mengacak rambutnya. "Lagi mikirin apa sih? Kayaknya serius banget." Bukan Niki, ternyata itu adalah Jay. Sunoo menggeleng sekilas.
"Nggak mikirin apa-apa sih," jawab Sunoo yakin dan diangguki oleh Jay.
"Lagi nunggu Niki?"
"Iya." Sunoo menjawab singkat. Jay duduk di kursi sebelah Sunoo. "Ngapain duduk? Nggak pulang?" Jay justru terkekeh mendapat pertanyaan seperti itu.
"Nanti dulu, gue temenin lo nunggu Niki." Sunoo hanya mengendikkan bahunya acuh.
"Kapan Niki selesai?"
"Katanya sebentar lagi, dia lagi jalan ke sini." Jay manggut-manggut mengerti. Benar saja, dari jauh Jay melihat Niki sedang berjalan ke arah mereka.
"Sunoo!" Niki berteriak, sembari berlari kecil menuju pos satpam. Mendengar suara Niki, Sunoo mendongak dan menatap kekasihnya kemudian tersenyum dan melambai ke arah lelaki itu. "Udah lama nunggunya?"
"Enggak, mungkin baru 10 menit," ucap Sunoo sembari cemberut. Niki tergelak, lalu mengacak rambut Sunoo.
"Maaf, tadi ada urusan dikit di kelas." Niki tersadar lalu menoleh ke arah Jay yang berada di sana. "Eh Jay? Lo disini ternyata, sorry gue baru sadar." Niki menyengir diakhir kalimat, dibalas kekehan dari Jay.
"Iya, nemenin pacar lo nih, takut diculik kalo dibiarin sendirian."
Niki dan Jay tertawa setelahnya, membuat Sunoo sedikit kesal. "Aku bukan anak kecil ya, jadi gak mungkin diculik."
Niki dan Jay semakin keras tertawa, Sunoo yang sudah benar-benar kesal, berdiri dari dan langsung pergi menuju tempat parkir. Membuat Niki dan Jay menghentikan tawanya.
"Eh Jay, gue duluan ya, kayaknya Sunoo ngambek."
Tanpa menunggu jawaban, Niki segera berlari menyusul Sunoo.
"Makasih Jay!" Ucap Niki menoleh sekilas ke arah Jay.
***
Keesokan harinya, Sunoo dan anak-anak broadcasting sedang berkumpul atas permintaan dari Sunoo.
"Ada apa Sun? Tumben amat ngajak kumpul? Mau traktir kita ya?" Ucap salah satu teman Sunoo dengan wajah sumringahnya.
Ucapan itu hanya mendapat cebikkan dari Sunoo. "Nggak, aku ngumpulin kalian karena ada hal yang mau aku tanyain." Wajah Sunoo berubah serius, membuat yang ada disana ikut menjadi serius. Kecuali satu orang, dia nampak sedikit panik dan gugup.
"Nanya apa?"
"Kalian pasti tau kan soal menfess yang dikirim ke aku?" Mereka semua mengangguk. "Kalian tau nggak siapa yang ngirim?" teman-teman Sunoo saling berpandangan.
"Bukannya kalo kayak gitu selalu masuk ya di DM?" Jiheon bertanya dengan alis yang bertaut bingung.
"Kalo misal semudah itu buat nemuin, aku nggak bakal ngumpulin kalian begini."
"Maksudnya?" Kali ini Minhee yang bersuara, dia sama bingungnya dengan yang lain.
"Pesannya nggak ada di DM," lagi teman-teman Sunoo kebingungan.
Minhee membuka ponselnya, lalu mencoba mencari pesan masuk itu di akun menfess sekolah, benar, pesan itu tidak ada. "Lah beneran nggak ada."
Jake merebut ponsel Minhee, untuk memastikan. "Lo udah ngecek DM di tanggal menfess itu dikirim kah?" Tanya Yujin.
"Iya beneran nggak ada, barusan gue scroll pesan ditanggal menfess itu dikirim." Jake menyauti pertanyaan yang dilontarkan oleh Yujin. Mereka semua dibuat bingung, bagaimana bisa pesan itu tidak ada?
"Kira-kira waktu itu siapa yang nerima menfess itu?" Tanya Jiheon, mereka semua menggeleng, tanda bukan mereka yang menerima dan mengirimkan menfess itu.
"Kalo kita yang ngirim, pasti kita udah tau lah Sun daritadi, tanpa perlu bingung scroll DM." Jiheon mengangguk paham, "Bener juga."
Tiba-tiba Sunoo menoleh ke arah salah satu gadis yang ada disana, Sohee.
"Kamu kenapa diem aja daritadi, Hee?" Tanya Sunoo kepada Sohee, sangat terlihat jika gadis itu sedang sangat gugup sekarang. "Kamu tau sesuatu tentang masalah ini? Atau justru kamu yang nerima terus ngirim menfess itu?" lagi, Sunoo mencoba bertanya kepada Sohee.
"Eng-enggak Sun, gue nggak tau." Sohee meremat roknya, mencoba menghilangkan rasa gugupnya.
Kali ini tidak hanya Sunoo yang menatap curiga, tetapi anak-anak lain juga ikut menatap curiga ke arah Sohee. "Bener lo gatau kan Hee?"
Sohee bingung, dia harus bagaimana sekarang. Haruskah dia mengatakannya atau tidak. "Kalau kamu tau, bilang aja Hee, nggak papa. Gausah takut." Sunoo mencoba menenangkan Sohee, agar gadis itu tidak merasa terintimidasi sekarang.
"Jadi, siapa yang ngirim Hee?" Tanpa berbasa-basi Minhee bertanya. Walau sebenarnya dia juga tidak tahu, apakah benar Sohee yang telah menerimanya atau bukan.
Sohee menundukkan kepalanya takut, ia bimbang. "Ayo bilang aja Hee, gak papa." Sunoo kembali membujuk Sohee.
"Ni-Niki, Niki yang ngirim menfess itu," saut Sohee pelan. Semua yang ada disana terkejut, terutama Sunoo.
"Nggak, nggak mungkin Niki yang ngirim itu." Hati Sunoo sakit setelah mendengar itu, tetapi ia mencoba menyangkalnya. Tidak mungkin Nikinya melakukan hal itu.
"Tapi itu beneran Niki yang ngirim. Dia bilang mau putus sama kamu, tapi dia nggak tau caranya, makanya dia ngelakuin itu biar kamu sendiri yang mutusin Niki," jelas Sohee dengan nada bicara yang meyakinkan, walau sebenarnya jantungnya sedang berdegup sangat kencang.
Badan Sunoo melemas, matanya memanas, tetapi sekuat tenaga Sunoo menahannya. Padangannya kosong menatap ke depan.
"Sunoo?" Jake mencoba menyadarkan Sunoo, tetapi tidak ada sautan.
"Sunoo, are you okay?" Kali ini Yujin yang mencoba berbicara dengan Sunoo sambil menepuk pelan pundak lelaki itu.
"Oh, i-iya, i'm okay," saut Sunoo akhirnya dengan senyuman dibibir yang ia paksakan.
Hati Sunoo hancur, dadanya terasa sangat sesak seperti ditimpa oleh benda berat, orang yang ia percayai dan cintai, ternyata tega melakukan hal semacam itu.
Sunoo berdiri dari duduknya, kemudian berlalu pergi dari sana tanpa mengatakan sepatah kata pun.
"Sunoo, mau kemana?!" Teriak Jiheon yang tak mendapat jawaban dari Sunoo. Karena khawatir, akhirnya mereka semua mengikuti Sunoo, terkecuali Sohee.
"Maafkan aku Sunoo."
***
HEEEY GUYS, LONG TIME NO SEE. Jadi book ini bakal aku end in secepatnya. Kayaknya chapter depan bakal end hehehe.
Kira-kira siapa yaa pengirim menfess sebenarnya? Sunoo - Niki bakal karam nggak nih? Tunggu chapter selanjutnya ya!
Jangan lupa tinggalin vote + komentar untuk book ini yaa, see u.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menfess | Sunki ✔
Fiksi PenggemarNiki yang diam-diam mengirimkan menfess untuk Sunoo di base sekolahnya. "Jadi Sunoo yang punya basenya?" "Mampus gue." Start: 12-09-2020 End: 09-05-2021 © calyaval