bagian lima belas.

6.8K 1.3K 253
                                    

Sepanjang upacara Sunoo hanya sibuk merutuki dirinya sendiri. Sunoo tidak bisa berhenti memikirkan Niki, apakah lelaki itu akan dihukum?

Sunoo meremat celana osisnya, ia mengedarkan pandangan pada barisan kelas Niki. Namun, Sunoo tidak melihat keberadaan Niki.

Sunoo semakin cemas, Niki pergi kemana?

Setelah upacara selesai, Sunoo kembali ke kelasnya. Sempat mencuri pandang ke dalam kelas Niki, tetapi lelaki itu tetap tidak bisa ditemukan.

Apa Niki kabur? nakal sekali.

"Ngelamun terus," Jay membuyarkan lamunan Sunoo.

"Nggak ngelamun!" Sunoo berbicara agak keras, tidak terima. Daritadi ia cemas memikirkan Niki, tetapi malah dituduh melamun.

Tak lama, guru pengampu mata pelajaran Matematika datang. Mood Sunoo semakin buruk saja, ia dihadapkan dengan matematika sebagai pelajaran pertama di hari Senin.



Saat bel istirahat berbunyi, Sunoo bernapas lega. Ia menyalakan ponselnya, mengirim beberapa pesan teks kepada Niki yang isinya menanyakan keberadaan lelaki itu.

Sunoo menelungkupkan kepalanya di atas meja dengan ditutupi lengannya. Jika sedang tidak mood begini, ia sangat malas untuk beranjak pergi.

"Sun" Sunoo menoleh sedikit ke arah Jay yang memanggilnya, tetapi posisinya tetap tidak berubah.

"Tuh, pacar," tangannya menunjuk pada Niki yang berada persis di belakang Jay.

Sunoo langsung bangun dari posisinya, melihat Niki yang baik-baik saja. Malah anak itu terlihat senyum-senyum seperti tidak berdosa.

Kurang ajar sekali! Disini Sunoo sangat cemas memikirkannya.

"Darimana?" Sunoo langsung bertanya pada Niki.

"Tadi sih kabur ke rooftop, terus ke kantin." Niki senyum melihat Sunoo yang menatapnya sebal.

"Emang nggak ketahuan?"

Niki duduk di samping kursi milik Sunoo, lalu menatapnya dalam, "enggak, sayang."

Sunoo akhirnya tersenyum lega, "tapi tetep aja, maafin Sunoo."

"Maaf buat apa?" Niki berkata sembari merapikan poni Sunoo yang berantakan.

"Niki jadi nggak ikut upacara," Sunoo cemberut tanda bahwa ia merasa bersalah. Padahal tidak apa-apa, Niki malah bersyukur tidak usah panas-panasan di lapangan.

"Gapapa, aku ga suka upacara. Kan sukanya kamu."

"Niki!!" Sunoo sedikit berteriak. Pipinya mungkin sudah merah, Niki tidak sehat untung jantungnya.

"Tapi serius, Sunoo."

"Nggak tau ah, Sunoo ga denger!" Sunoo menutupi telinganya dengan tangan. Niki tertawa lepas melihat pacarnya yang masih saja malu-malu.

***


Gosip tentang Sunoo dan Niki sudah menyebar luas di penjuru sekolah. Bagaimana tidak, momen Sunoo dan Niki di kelas tadi sempat disaksikan oleh beberapa pasang mata dan itu cukup kuat untuk membuktikan kalau mereka berdha memang ada hubungan.

Namun, kedua insan itu seperti menulikan pendengarannya. Terbukti saat ini mereka berjalan berdua di lorong sekolah, hendak menuju parkiran untuk pulang bersama.

Sepertinya memang sengaja.

Tidak tahukah mereka bahwa banyak uwuphobia di sekolahnya? Tidak sadarkah mereka kalau banyak orang iri dengan mereka berdua?

"Niki, kayaknya kita dilihatin orang-orang deh," Sunoo berbisik pelan kepada Niki yang hendak menaiki motornya.

Bisa-bisanya Sunoo baru menyadari hal itu.

"Udah dilihatin dari tadi pagi," Niki berkata santai, tangannya menyodorkan helm milik Sunoo.

Sunoo memakai helmnya, lalu naik ke atas motor milik Niki.

"Kenapa kita dilihatin, ya?"

Coba tanya dengan dirimu sendiri, Sunoo.

"Iri kali." Niki menjawab seadanya, kemudian mulai mengendarai motornya keluar dari sekolah. Membelah jalanan yang cukup padat di hari Senin.

Mereka sampai di pekarangan rumah Sunoo, lalu Sunoo mengajak Niki untuk turun. Mereka memang sudah berjanji untuk menonton netflix berdua hari ini.

"Bunda kemana, Sun?" Niki bertanya karena rumah sepertinya sepi.

"Ada di kamar kok," Niki mengangguk mendengarnya.

"Sunoo ganti baju dulu ya Niki."

"Ikut."

"Niki!!" Sunoo melempar bantal sofa ke arah Niki.

Niki tertawa lepas, "bercanda Sunoo."

"Nyebelin," Sunoo berjalan menuju kamarnya di lantai atas, sedang Niki menunggu lelaki itu sembari memainkan ponselnya.

Sunoo kembali dengan atasan kaus minion berwarna kuning dan celana hitam selutut. Lucu sekali seperti anak Sekolah Dasar.

Sunoo duduk di sebelah Niki, kemudian mulai menonton serial Money Heist berdua di layar televisi.

Padahal, Niki sudah pernah menonton serial ini sebelumnya. Namun, melihat ekspresi memohon Sunoo membuat Niki hanya bisa menurutinya, bucin sekali.

Sunoo terlihat fokus menonton serial itu, sedangkan Niki terlihat fokus menonton wajah Sunoo yang tampak serius.

"Nanti abis ini si Tokyo bakal—"

"Diemmmm, jangan spoiler!" Sunoo memicingkan matanya, tanda tidak suka.

"Iya aku diem," Niki memilih untuk diam saja. Sesekali tangannya mengelus dan mencium surai hitam milik Sunoo yang sangat halus dan wangi.

Niki bosan, kemudian mengambil snack di atas meja dan memakannya. Sesekali menyuapi Sunoo yang masih fokus dengan kegiatan menontonnya.

"Nikiii,"

"Iya?"

Tanpa aba-aba, Sunoo melingkarkan tangannya ke badan laki-laki disampingnya. Memeluk Niki erat, seperti tidak mau lepas.

Niki senyum, kemudian membalas pelukan Sunoo, "gemes banget, pacar."

Sunoo terlihat sangat pas di pelukannya.

Mereka berdua lanjut menonton serial itu, sambil terus berpelukan. Beberapa kali Sunoo menenggelamkan wajahnya di dada Niki.

Niki menyadari tidak ada pergerakan dari Sunoo setelah beberapa saat dan mendapati lelaki itu tertidur. Tertidur di pelukannya, lucu sekali.

Mungkin Sunoo terlalu lelah hari ini.

"Selamat tidur, Sunshine."

***

Haloo, akhirnya kita punya nama fandom, ENGENE!!! *menyalakan petasan*

Seneng banget kemarin juga maknae line vlive bareng dan aku akan mengupload momen ini:

Seneng banget kemarin juga maknae line vlive bareng dan aku akan mengupload momen ini:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gemas banget kapalkuu *menangis dalam keuwuan*

Jangan lupa vote + komentarnya ya, See u!!

Menfess | Sunki ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang