bagian sepuluh.

7.7K 1.4K 168
                                    

"Ekhem," suara deheman milik Jake menginterupsi Niki dan Sunoo yang sedari tadi asik berbicara berdua. Dengan cepat Niki menyingkirkan tangannya yang sedari tadi mengelus rambut Sunoo.

Niki lupa kalau masih ada Jake disana.

"Asik ya pacaran?" nada suara Jake terkesan menyindir, sinis sekali. Sunoo malah tersenyum menanggapinya, sedang Niki menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Kak Jake iri ya?" jawaban Sunoo membuat Jake melotot, enak saja anak kecil itu mengejeknya.

"Ngga lah, gue juga udah punya pacar,"

Sunoo hanya mengangguk-anggukkan kepalanya sambil tersenyum jahil, "kak Sunghoon kan?"

"Lo tau darimana?" Sunoo terkikik melihat ekspresi Jake yang terkejut.

"Kak Jake sering kirim menfess buat kak Sunghoon, kan Sunoo yang punya base nya," Sunoo mengejek.

Jake mendengus, "jadi basenya punya lo? pantes lo tau semuanya."

"Niki juga kemarin kirim menfess buat aku terus tuh kak," Sunoo malah curhat.

Niki yang daritadi diam malah ikut dibawa-bawa. Sunoo ini mengapa ember sekali, sih?

"Oh jadi yang selama ini kirim menfess buat lo tuh Niki?" Jake menertawakan kebodohan Niki, bisa-bisanya mengirim menfess kepada pemilik base.

"Gue doain lo jadian deh, biar kaya gue sama Sunghoon. Kan awalnya juga dari kirim menfess."

"Aminn," Niki membalas perkataan Jake dengan senyum percaya dirinya.

Saat ini giliran Sunoo yang malu. Untung saja bunda Sunoo datang beberapa menit setelah itu.

"Sunoo, kamu gapapa nak?" nyonya Kim menangkup pipi anaknya, memeriksa tubuh Sunoo dari atas sampai bawah, persis seperti apa yang dilakukan Niki saat baru datang tadi.

Sunoo mengangguk, "ga apa apa bunda."

Nyonya Kim menghela napas lega, "syukurlah, Niki makasih ya udah jaga Sunoo."

Niki tersentak saat namanya dipanggil oleh calon mertua.

Salah.

Niki tersentak saat namanya dipanggil oleh nyonya Kim.

"Iya sama-sama tante," Niki berdiri dari posisi duduknya sambil tersenyum canggung.

Kemudian Sunoo pulang dari rumah sakit setelah itu, Jake juga sudah menyampaikan permintaan maafnya kepada bunda Sunoo. Jake bersyukur bahwa ia tidak dimarahi, padahal tadi ia berpikir kalau akan dimarahi habis-habisan oleh nyonya Kim.

***


Hari ini Sunoo tidak masuk sekolah karena ia diizinkan oleh dokter untuk tidak masuk selama dua hari untuk beristirahat. Ia bingung harus melakukan apa di rumahnya yang sepi, Sunoo sendirian.

Sunoo berharap Niki datang setelah pulang sekolah, menjenguknya. Namun, sepertinya harapan Sunoo tidak dikabulkan.

Niki tadi pagi sudah mengiriminya pesan, berkata bahwa sepulang sekolah ia harus berlatih dance untuk lomba dua hari lagi.

Bosan, Sunoo ingin sekolah saja.

Sunoo akhirnya memutuskan untuk tidur karena tidak ada kegiatan yang bisa ia lakukan sekarang. Namun, usahanya gagal saat ponselnya berdering nyaring.

Panggilan dari Jay.

"Halo?"

"Halo, Sun ini gue di depan rumah lo. Buruan turun napa, gue bawa makanan nih."

Mendengar hal itu Sunoo langsung menyingkap selimutnya, berjalan perlahan untuk sampai ke bawah karena kakinya masih sedikit sakit.

Pantas saja Jay tidak bisa masuk, pintunya dikunci oleh bunda.

"Hai Jay," Sunoo menyapa Jay, perhatiannya teralih pada dua kantung plastik di tangan Jay yang diyakini kalau isinya makanan.

"Nih, McD plus Chatime buat lo" Sunoo menerima kantung plastik pemberian Jay dengan senyum lebar.

"Makasihh Jay!!" ia girang sekali sepertinya. Jarang-jarang Jay yang pelit mau membelikannya makanan seperti ini.

Keduanya duduk di ruang tamu, Jay hanya melihat Sunoo yang asik menyantap makanannya. Sunoo makan lahap sekali seperti sudah tidak makan tiga hari.

"Pelan-pelan aja elah makannya, ga bakal gue mintain," Jay terkekeh pelan melihat mulut Sunoo yang penuh dengan makanan.

"Tumben kamu baik begini?"

"Gue kasian lo sendirian di rumah, pasti kelaperan."

Sunoo membulatkan matanya, "kok tau?!! Iya nih aku laper banget tapi males keluar kamar."

"Ya gue temenan sama lo dari kecil, tau lah pasti" Jay menggelengkan kepalanya, sudah paham dengan kebiasaan Sunoo yang makan saja malas.

"Gimana lo sama Niki?"

Sunoo hampir saja tersedak makanannya, "maksudnya?"

"Lagi pdkt kan sama dia?" Jay menaikturunkan alisnya, iseng.

Sunoo menahan senyumnya, "enggak!"

"Bohong," Jay terus saja mendesak Sunoo agar mengakui kalau apa yang dibicarakannya adalah benar.

Sunoo baru ingat kalau Jay dan Niki sama sama dari klub dance, tetapi mengapa Jay ada disini menjenguknya?

Apa Jay tidak ikut latihan?

"Jay kok kesini? Nggak latihan dance?" Sunoo bertanya hati-hati, tidak mau curiga terhadap Niki.

"Tadinya ada latihan, tapi ga jadi. Pelatihnya ga bisa dateng," jelas Jay.

Sunoo mengangguk saja mendengarnya.

Kalau latihannya tidak jadi, mengapa Niki tidak ke rumahnya?

Mengapa Niki tetap tidak menjenguknya?

Ah, mungkin Sunoo tidak terlalu penting bagi Niki.

Pikiran buruk terus berkecamuk di otaknya. Mungkin nanti Sunoo harus menanyakan kejelasan hubungan mereka kepada Niki.

***

Halo, maaf banget aku baru sempet up sekarang karena lagi sibuk banget huhuhu.

Semoga suka sama chapter kali ini ya! Sorry pendek. Jangan lupa komen + vote juga ya biar book ini naik peringkat👉🏻👈🏻

***

Menfess | Sunki ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang