Yoshi menghela nafas. Doyoung Megantara masih koma setelah menjalani operasi selama 2 jam. dokter pendamping Yoshi hanya bisa tersenyum kecil melihat Yoshi yang memang terlihat tidak sesenang itu setelah melihat hasil bagian tubuh Doyoung yang mungkin sebagian rusak parah karena tabrakan semalam.
Yoshi mengetuk pintu ruangan khusus untuk dokter tamu pelan. tidak ada suara yang menjawab. Yoshi mencoba mengetuknya kembali pintu berwarna putih itu. tidak ada jawaban juga. Dengan pelan Yoshi membuka pintunya. menampilkan tubuh Dyra yang sudah tertidur sambil mendengkur pelan dikursi kerja. dengan tubuh dilapisi cardigan Dyra tertidur pulas dengan posisi yang amat sangat tidak nyaman.
Yoshi hanya tersenyum kecil melihatnya. semenit kemudian dia mengangkat tubuh Dyra ke sofa dipojok ruangan. malam pertama di eropa sangat membuat kejutan sekali. Yoshi pikir setelah beberapa jam perjalanan ia bisa tidur dengan tenang di hotel.
jam menunjukkan pukul 10 pagi. Dyra terlihat lelah berdoa semalam. matanya bengkak akibat terlalu banyak menangisi Doyoung.
Yoshi hanya iba melihat perempuan yang akan ia nikahi begitu mencintai pacarnya, yang notabene bukan dirinya melainkan pria lain. Yoshi iri. dia juga ingin Dyra seperti itu padanya.
perut Yoshi berbunyi membuat sang empunya berdecih pelan. kakinya mengajaknya agar berjalan ke kantin rumah sakit atau mungkin restoran tengah kota.
Sebelum Yoshi keluar dia menaruh ponsel Dyra lalu mencharge nya didekat meja kerja.
Undangan pernikahan Yoshi dan Dyra pun tergeletak di lantai. Dyra tidak sengaja menjatuhkannya semalam. Bahkan memberikan undangan tersebut pada Doyoung saja mungkin Dyra tak mampu.
Yoshi menggelengkan kepala. Mengusir beberapa pikiran buruk mengenai Doyoung. Masih pagi jangan terlalu banyak memikirkan hak negatif.
.-.
Yoshi berjalan ke arah kantornya sambil menenteng satu paperbag coklat yang berisi salad sayur dan juga beberapa lembar roti panggang sekaligus susu untuk Dyra sarapan. Tapi langkah Yoshi berhenti. Pintu ruangan kerjanya terbuka.
Laki-laki yang baru saja tiba langsung mengganti arah jalannya ke arah kamar Doyoung, sang pacar Doyoung begitu juga sebagai calon istrinya.
TOK! TOK!
Yoshi mengetuk pintu kamar rawat inap Megan. Dari dalam Yoshi bisa mendengar ada yang menangis sampai terdengar sesegukkan. Yoshi menghela nafas pelan. Kalau memang itu Dyra dia harus sabar. Sebagai calon Dyra dia harus bisa membuat perempuan itu nyaman. Yoshi percaya Doyoung akan bangun tapi dalam keadaan kurang mengenakan.
Dengan segala keberanian Yoshi membuka pintu kamar Doyoung. Senyuman kecil terpampang jelas diwajah Yoshi. Walaupun melihat Dyra masih menangis setidaknya dianharus tegar, walaupun perempuan didepannya membuat Yoshi ingin menangis juga.
"Y-yoshi?" Lirih Dyra. Perempuan itu mendongak menatap mata Yoshi. Padangan mereka bertemu walau seperkian detik.
"Sarapan dulu kamu dyr, sudah saya belikan" ucap Yoshi sambil menyerahkan paperbag yang sedari tadi ia jinjing.
"Bilang ke gua kalau Megan bakal bangun? bilang yos!!!" ucap Dyra sambil memaksa Yoshi dengan berlutut dihadapan Yoshi. Air matanya terus mengalir tidak ada hentinya. bagaikan air sungai yang terus terusan mendapatkan sebuah air dari hujan yang turun dari langit.
dengan sebesar-besarnya aku minta maaf banget buat yag nunggu cerita ini dari 2020 dari awal mulu cerita ini dibuat...sebenernya aku blom ada niat untuk ngedraft tapi karena part 26 ini udah lumayan jadi aku keluarin aja daripada kalian kepo. lagian part cerita sebelum part 30 mungkin bakal sekitaran doyoung yoshi sama dyra. entah aku ada pemikiran buat happy ending or sad...idk
jujur aja endingnya blom tau tapi aku mikir buat keluarin au haruto jeongwoo dulu atau kalian bisa mampir ke au sebelah dulu yang mashiho itu. ya udh sekian curhatanku kali ini...kalo ada typo mohon dimaafkan.
jangan lupa vote atau pun comment, that's really appreciate me so much ><
pembaca gelap juga jangan lupa vote, bye see you on the next chapter <333
KAMU SEDANG MEMBACA
APRIL || Doyoung Treasure
Fanfiction🎶 " 𝑆𝑎𝑎𝑡 𝑘𝑎𝑢 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑙𝑢 𝑟𝑎𝑝𝑢ℎ, 𝑝𝑢𝑛𝑑𝑎𝑘 𝑠𝑖𝑎𝑝𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 ? 𝑡𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑠𝑖𝑎𝑝𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑎𝑘 𝑙𝑒𝑝𝑎𝑠 ?" ...