Langkah cepat itu mulai melambat. Suara ketukan sepatu dengan lantai menggema hingga ujung ruangan. Lorong dengan warna serba putih ini sunyi, hanya beberapa perawat dan dokter yang lewat.
Bibir Doyoung tidak pernah berhenti untuk tersenyum. Dia bisa membayangkan betapa bahagianya, penantian setelah 1 tahun akhirnya terwujud.
Doyoung sangat bersyukur bisa kenal dengan Dyra, Jiheon Dyra sahabat kecilnya dulu. sayangnya pada saat itu Jihoon sedang mempunyai ikatan spesial dengan Dyra tapi karena Jihoon bermain dibelakang Dyra, wanita itu memutuskan hubungan mereka.
cklek....
"MEGANNNN!" Doyoung langsung melotot lalu menaruh jari telunjuknya didepan mulut Dyra, "Jangan berisik! habis bangun kok malah teriak-teriak," dengus Doyoung dan dia malah mendapat toyoran dikepalanya.
"Terserah gwlah...oiya gw yakin lu bawa sesuatukan?" Doyoung mengangguk antusias lalu langsung mengarahkan bucket bunga itu didepan Dyra.
"Eum-" sebelum Doyoung melanjutkan kalimatnya Dyra sudah menyelanya.
"Mama papa gak bisa kesini, katanya ada proyek harus diselesaiin. makanya gw nunggu kedatengan lu dari tadi..." lirih Dyra sambil menatap bunga lavender itu sendu. laki-laki itu tau Dyra sedih tapi mau bagaimana lagi.
"J-jihoon kesini?" tanya Dyra. tiba-tiba Doyoung melihat sesuatu yang mengalir dihidung Dyra, cairan itu kental berwarna merah.
"DYRA! AKU PANGGIL DOKTER OKE. KAMU DIEM JANGAN GERAK,"
darah itu menetes ke tangan Dyra, dia tersenyum melihat Doyoung panik setengah mati melihatnya begitu lemah. kepalanya pening, pusing tak karuan. dunia terasa berputar.
*tapi emang bumi berputarkan? /plak lupakan.
"D-doyoung M-megantara..." datangnya dokter dan perawat ke dalam pas dengan jatuhnya tubuh Dyra ke brankar. Dyra tersenyum sambil menutup mata, tangannya terlihat ingin menggapai Doyoung tapi sayangnya Doyoung tidak boleh ikut kedalam ruangan Dyra.
.-.
"DYRA KENAPA?!" teriakan Thalia Jeewon mampu membuat Doyoung membekap mulut perempuan itu.
"Thal dateng-dateng tuh jangan ribut, dipelototin noh..." seorang perawat hampir menampar Thalia kalau dia tidak mengecilkan suaranya lagi.
"Iya makanya lu ngomong, seorang Jiheon Dyra kenapa?"
"Kak Jihoon mana?" tanya Doyoung untuk mengalihkan pembicaraan yang menunjuk Dyra secara terus menerus.
"Kebiasaan lu tuh, argh! kesel gw ah!" sungut Thalia lalu membuat bibirnya manyun.
"Gw usir nih kalo lu ngambek ke gitu..."
"Kok jadi gw yang diusir sih, jauh-jauh kesini dianter kak Jihoon lu malah ngusir," celetuk Thalia kesal.
"Dyra pingsan lagi pas mimisan, gw takut dia kenapa-napa karena mikir kak Jihoon malah main sama lu terus. mereka udah putuskan?" tiba-tiba suasana berubah menjadi serius, tidak ada nada candaan lagi.
"Kata kak Jihoon sih belum, tapi malem itu bukannya..."
cklek...
"Dengan keluarga Jiheon?" dokter keluar dari ruangan Dyra. dengan sigap Doyoung dan Thalia berdiri lalu mengangguk dengan harap-harap cemas, "Dia baik-baik saja, dia harus lebih banyak istirahat lagi. yang sudah pasti rasa cemasnya jangan dipancing lagi. tubuhnya sudah lelah," dokter dan beberapa perawat itu pun melenggang pergi.
"Lu tau gak thal kalau dia sakit apa?" Thalia menggeleng tanda tidak tahu. dengan satu hentakan nafas sebelum memasuki ruangan Dyra, Doyoung berkata lemas.
"Kanker otak..."
.-.
Thalia Jeewon
Dyra Jiheon
Hayo up kapan aja?
Gak tau tapi bakal sering kayaknya.
Aku butuh vomment serius, kalo baca emang susah ya ngeclick bintang doang?
Biar semangat up ya kalian bantu dengan vote.
Semoga kalian suka~
© KoalaFelix
KAMU SEDANG MEMBACA
APRIL || Doyoung Treasure
Fanfiction🎶 " 𝑆𝑎𝑎𝑡 𝑘𝑎𝑢 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑙𝑢 𝑟𝑎𝑝𝑢ℎ, 𝑝𝑢𝑛𝑑𝑎𝑘 𝑠𝑖𝑎𝑝𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 ? 𝑡𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑠𝑖𝑎𝑝𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑎𝑘 𝑙𝑒𝑝𝑎𝑠 ?" ...