1. kost para bujang.

31.8K 3.5K 818
                                    

Semogaa suka~ jangan lupa vote dan sesekali komen. Hope u guys like it ❤️.

"minggir.." pemuda dengan wajah khas bantal menendang pelan kaki sahabat satu kostnya. Noel atau kerap kali disapa akrab Jeno menguap lebar, memilih duduk disamping pemuda lain yang keadaannya sama dengan dirinya —baru bangun tidur. Menikmati semilir angin pagi yang begitu menyegarkan memang rutinitas Noel setiap paginya.

Mark mengangkat kakinya keatas kursi membuat jalur lewat bagi Noel yang hendak duduk dipinggiran agar dapat menyederkan kepala di dinding.  Entah Noel ataupun Mark terlihat sekali nyawa keduanya masih bergulir kesana kemari belum dapat masuk kedalam tubuh dengan benar.

"Pagi mas!" Suara teriakan itu sesaat membuat Noel tersentak namun kembali tidur tidur ayam di kursi.

"Hu'uh!" Sahut Mark dengan mata terpejam tak enak hati jika tak menjawab sapaan anak kecil usia 11 yang mengoes sepedanya keluar komplek, menyapa anak anak kost itu dipagi hari adalah sebuah kebiasaan setiap harinya. Anak itu menghilang seiring dengan jalur jalan komplek yang kian memendek. Begitu juga dengan kantuk Mark berangsur hilang.

"Nih kopi bang." Pemuda lainnya datang dengan sarung biru tersampir di lehernya. Ia membawa nampan dengan tiga kopi, seperti biasa. Hidung bangir Noel berkerut kerut membaui harum kopi yang menyegat, pemuda itu bangun mengambil kopi miliknya,  menyeruput hati-hati sembari tertidur atau dia sudah membuka mata hanya tidak terlihat saja ia sudah membuka mata atau belum dengan kelopak mata sekecil itu.

Hendra mengambil duduk disamping Mark, merenggangkan badannya sesekali berteriak teriak kecil mengghilangkan serak yang terbawa dari tidur.

"Tadi malam yang ngewe siapa si. berisik amat. Kaya orang ngerap  desahnya kaga ada jeda." Noel menyuarakan kekesalannya sebab tidur nyeyaknya yang hanya datang 2 bulan sekali terganggu akibat desahan dan goyangan laknat dari lantai atas. Mark berdecak sembari menyeruput kopinya hikmat.

"Nathan lah sape lagi, lu pikir aja yang suka bikin cewe kegelinjang  sampe desah cem orang gila ya Nathan. Masa si titid kecil.." tukas Hendra dengan akhir kalimat yang melirik kearah Mark.

"Apa maksud titid gua kecil?!" Mark yang merasa tersindir angkat bicara. Bukan merasa titidnya kecil, hanya karna tatapan Hendra yang mengarah padanya makanya Mark tersinggung.

"Merasa titid kecil?" Pancing Hendra yang membuat Mark terdiam dengan ringisan ancang ingin mencincang tubuh Hendra. "Ya kagak."

"Gila tu anak gak tobat tobat. Pa kaga borokan tu kontol gonta ganti lubang."

"Udah kagak borokan lagi Nathan mah. Udah tumbuh jamur tu titid."

"Lah pantes titidnye mirip jamur."

"Lah titid kan emang mirip jamur? Emang titid lu mirip brokoli?" Noel menoleh kearah Mark yang masih berusaha mengumpulkan nyawa. 

"Titid gua mirip kembang kol, mau apa lu."

"Bunder dong bangsat. HAHA anjing!"

Pagi ketiganya diisi dengan perbincangan absurd seperti biasa. Entah itu tentang tagihan kost atau kejadian yang dialami semalam.

Langkah kaki terburu mengalihkan atensi Mark, Noel dan Hendra. Memperhatikan seorang gadis dengan tergesa membawa sepatunya keluar dari dalam kost. Rambut berantakan jadi alasan mengapa ketiga pemuda disana berdecak perlahan.

"Anak muda zaman sekarang, kerjaannya tempel kelamin mulu." Hendra menggeleng main main.

"Kating kita kan itu?" Mark mengganguk, Noel menyipitkan lebarkan matanya. Buram ia tidak dapat melihat apa-apa selain gadis  dengan jeans dan baju merah ketat berlari keluar dari pagar kost, hanya siluet wajah yang bisa ditangkap indra penglihatan Noel.

JANDA - [ RJ X ALL] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang