5. modus

18.1K 2.8K 1.4K
                                    

Mau ngingetin ini injunnya cowo ya. Tetap cowo, maaf aku emang suka misgendering 😌.

Karna kalian gemoy semuaaa aku updatenya hari ini deh. Soalnya hari selasa ku ada acara keluarga. Gak yakin apakah bisa update.

"Ka Injun gak papa?"

Injun berbalik, menemukan Noel di sisi luar pagar rumah diam membeku. Si manis dengan ancap mengusap jejak kering air mata yang meleleh di pipinya, menampilkan satu tarikan sudut bibir yang indah pada Noel. "Ahh.. gak papa kok, Ella ngapain? Ada perlu sesuatu?"

Pernah dibilangkan Noel paling anti dipanggil dengan ejekan Ella, anti sekali sampai dia pernah bergelud dengan teman sd nya hanya karna dipanggil Ella. Namun kali ini berbeda, baru kali ini Noel senang dipanggil Ella.

"Mau itu ka.. mau minta maaf?" Tangan Noel meremat pagar rumah baru itu, takut. Takut jika Injun mengingatnya dan benar benar marah pada Noel.

Namun ketakutan Noel terpatahkan, disungguhi kekehan kecil bidadari mungil, ahh.. begini rasanya jatuh cinta. Jantung ser seran, kaki lemah gemulai layaknya langkahan kaki seorang waria. Sengatan sengatan kecil meniti seluruh tubuh.

Nikmat tapi geli. Indah tapi geli, serba geli lah rasanya.

Sudah Noel tetapkan Janda cantik ini adalah cinta pandangan pertamanya.

"Kamu mau minta maaf buat apa Ella? Masalah yang tadi?" Kepala Noel menggaguk bimbang, Injun berjalan kearahnya dengan tangan yang tersampir di belakang tubuh.

Dan lelaki mungil itu malah berhenti tepat di hadapan Noel, mencondongkan sedikit wajahnya. Lalu tertawa ringan, "gak papa Ella saya gak marah. Lagian kamu nanya papa Erlan doang. Santai aja."

"Beneran gak papa ka?" Injun menggaguk meyakinkan. "Iya gak -"

"Tapi kaka kaya habis nangis."

Terlalu cepat, Injun terlalu lambat beraksi pada kecepatan tangan Noel yang tiba tiba mendarat di pipinya. Mengusapi pipi gembil Injun dengan perlahan. Tidak ada diantara keduanya yang berani melepas tatapan ini, tatapan yang terjalin secara tiba tiba.

Lucu bagi Noel melihat Injun membelak terbata. Netra Injun tersesat pada senyum mesem mesemnya Noel, memikat sampai membuat terikat.

"kaka nangis tadi ya?" Kata Noel, tak pikir Injun tersekat setiap kata kali hendak berbicara akibat mata yang tak henti menata segala bumbu manis dalam raga.

"Engga kok, engga. " Injun malu bukan kepayang, badannya yang semula condong kearah si lawan kini beringsut mundur perlahan lahan. Membangkitkan sedikit bendera putih tanda tak ingin melawan, dirinya tak kuat menatap sudut bibir yang naik mengundang tawanan dalam hati.

Usapan Noel terlepas, pikir Noel dia terlalu ambil langkah instan tak seperti ini cara mendekati seseorang. Dia salah jalan, baru pertama kali bertukar dialog berani beraninya ia mengujar sebuah elusan pada pipi si manis.

"Kirain kaka nangis. Soalnya kaya agak sembab mata kaka. Tadi juga dengar Erlan nangis, Erlan gak papa?" Tak ada jawaban hanya ada tundukan tanda kecanggungan. Jeno paham, paham mengapa kawan kawannya selalu memarahinya jika berucap tanpa berpikir, sekarang waktunya memarahi diri sendiri.

"Ah maaf kelewat batas lagi ya? maaf mulutku 'Ka suka ngelantur kesana kemari. Itu masalah tadi maaf kesannya mau tahu terus."

"Iyaa.. sebenarnya tadi Erlan nangis karna kangen papanya aja sih."

Noel tak lanjut bertanya, sadar batas sampai mana ia harus mencari tahu. Mengganguk, si mata sipit menarik pergelangan tangannya. Satu kresek hitam, Injun memandang wajah Noel dan kresek itu bergantian.

JANDA - [ RJ X ALL] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang