Sentuhan di bibir segera terputus dengan yang lebih tua menjauh terlebih dahulu. Wajah yang semula membagi hembusan nafas kini saling tercekat dengan mata yang saling mengikat membuat keduanya terikat dalam kecanggungan yang agaknya tak ingin minggat.
Bibir yang lebih muda membuka ingin menyuarakan sesuatu, tapi yang didapat malah kerusuhan Injun bergegas membereskan barang-barang berantakan. membuat Mark panik sampai berani mencekal pergelangan tangan si manis, wajahnya memelas memohon agar si manis tidak salah paham dengan apa yang terjadi.
"Ka Njun maaf tadi aku sebenarnya saya aku.. duhh maksudnya aku-saya gak tau kalau bibir kaka anuu ADUHH! aku minta maaf ka."
Alis Deni menaut lirih, keterdiaman dengan kedipan binggung Injun makin membuatnya pedih. Namun. sesaat kemudian tawa Injun terdengar merekah ada sedikitnya rasa lega melirih dalam raga.
"Hahhaa gapapa.. Cuman ciuman biasa, kamu lain kali jangan gitu ya? Jangan cium orang sembarangan. Apalagi orang gak dikenal jangan kamu cium ya!"
Dalam hati Mark ingin berteriak memangnya ia manusia cabul dari mana menyosor bibir tiap orang 😭😭😭.
"Enggak ka aku ga-"
"Dah sana tidur, istirahat yang cukup nanti kaka bawain bubur ya." Ketara sekali bagaimana si manis menghindar kontak bahkan dialog bersama Mark. Buru-buru langkah itu pergi beralih ke kamar lain yang Mark yakini sehabis ini ia akan kembali susah untuk berinteraksi bersama Injun. Perlahan matanya terpejam, sedikitnya rasa bersalah mulai menjalar.
Ingatannya kembali pada detik detik dimana Hendra berteriak marah padanya di perkelahian anarkis mereka. "LU PIKIR GUA GAK TAU BANGSAT! LU YANG GUNAIN ELLA BUAT NYINGKIRIN GUA SAMA NATHAN! gua bantu dia buat sadar LU LEBIH BRENGSEK!"
Mark mendesah berat, mereka sudah salah jalur. Ia tahu Hendra tidak akan tinggal diam jika dia mencoba cara menggunakan Noel untuk tameng, dia tidak akan mengelak akan ucapan Hendra. Ia mendukung Noel bersama Injun agar pemuda itu bisa menyingkirkan Nathan dan Hendra terlebih dahulu, namun lihat Hendra balik menggunakan Noel sebagai pelindungnya. Sekarang, Jeno mereka hancurkan. Pemuda yang tidak bersalah jadi korban otak kedua manusia yang kalap mata akan cinta.
Pintu diketuk sebelum suara menyeru. "Hendra?" Si pemuda pemilik kamar memandang sekilas kearah pintu masuk, ada rasa ragu untuk membuka pintu kayu itu. Langkahnya pelan menggengam knop pintu perlahan, disambut rengutan sayang dari wajah Injun yang kini terbayang tiap malam membayang.
Tanpa bicara keduanya masuk bersamaan beralih duduk di kasur, namun posisinya dengan Hendra yang langsung bertatapan dengan Injun yang sibuk memeras handuk basah.
"Balik badan." Kepala Hendra menggeleng, ia beringsut mendekat, Injun sedikit mencekat jarak dengan tangan yang menyampir di bahu kokoh si pemuda tan.
"Mau liat muka kaka."
Injun menghela nafas geli, ia tersenyum manis membuat hati Hendra terkikis. Sekiranya senyum Injun akan jadi kenangan yang baik, meskipun akhir ceritanya berakhir ambruk.
"Nih liat muka saya." Tutur Injun penuh geli, ia mendekat mengusap wajah Hendra yang penuh lebam membersihkan sisa sisa pecahan beling di sikut atau beberapa bagian lainnya. Dan Hendra sibuk mengamati bagaimana paras yang dipahat sempurna oleh tangan Agung sang kuasa telaten melakukan segalanya, jari lentik yang terasa lembut membelai tiap sisi tubuhnya.
Hendra ingin dunianya berpindah pada sosok ini, ia ingin dunianya hanya berporos pada kesempurnaan di hadapannya.
"Aku gabisa banget ya ka?" Tuturan asal terdengar sedikit membinggungkan bagi Injun, si manis berhenti. Kini menepuk pundak Hendra.
KAMU SEDANG MEMBACA
JANDA - [ RJ X ALL]
FanfictionKetika janda jauh lebih menarik dari pada perawan. "Gua curious, uke kalau udah cere jadi janda atau duda?" CW!!! MISSGENDERING! MPREG!! Original story by narulee Lokal | bxb | yaoi | renjun harem area | komedi