14. ours?

10.7K 1.8K 923
                                    

hai aku kembali dengan cerita absurd ini

hai aku kembali dengan cerita absurd ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*buat readers :3

"Eum.. kenapa jauh banget ya tempat nontonnya?" rasa curiga makin meliputi, Injun mulai risih kemana arah kakinya melalu pergi di bawa si pria berbaju merah. pria itu malah menoleh kearah Injun dengan senyum simpul. Tampan sih tapi mencurigakan.

"habis festival disini, disusul acara  indoor disana." tunjuknya pada sebuah bangunan dengan gemerlap cahaya terang. lantas kembali berujar penuh lembut.

"Bagusnya kita kesana dulu aja buat ngambil tempat duduk, nanti penuh."

Injun memberhentikan jalannya. "saya cuman mau lihat penampilan ade ade saya loh. gak perlu kesini." tuturnya sedikit tegas. Dia rasa memang pemuda ini tak beres, tadinya senyum yang terkembang tinggi perlahan memudar dengan raut wajar datar menggetarkan suasana sepi di lintas jalanan tersebut.

"Mereka bakalan tampil disana." Tegasnya mencoba kembali menarik tangan Injun, tapi Injun lebih dahulu menjauhkan tangannya. Kakinya mundur perlahan. Si baju merah menggerutkan alisnya tanda mengancam. Injun sedikitnya mulai merasa takut, satu langkah dibuat pria di hadapannya dibalasi tiga langkah oleh kaki mungil Injun untuk mundur.

"Kenapa gak nunggu sampai mereka selesai aja?" Pria tersebut menggeratkan rahang, Injun makin menggerang dalam batin. Sudah ia duga pasti ada yang aneh dengan manusia ini.

"Hehehehe ka Njun. Wadohhh aing kira kaka gak datang." Didekap hangat tubuh mungil dengan balutan baju tebal untuk menghalangi dingin. Tangan besar itu kini melingkar dari belakang dengan apik tanpa diapik dari si manis, Injun setidaknya kini bisa bernafas lega menyadari siapa yang kini menghampiri dirinya.

"loh ka Njun?" Dan hadir pula lelaki lain menatap Injun dengan pandangan seakan terkejut, dia berhenti tepat disamping si mungil kemudian mengelus rambut si pria bermata rubah tersebut.

Si pemuda baju merah diam sesaat, ia kembali mengambil tangan Injun. Seakan enggan melepas si bumil untuk pergi, bahkan tak gentar saat dua pria menghampirinya.

Nathan menahan pergelangan tangan yang menggengam tangan Injun, tersenyum perlahan. "Mas Devano ada perlu apa ya dengan kaka saya?" Ujar si  calon dokter dengan lirikan kearah kantung saku si Devano, menegak  saliva sehabisnya saat menyadari senjata apa yang dibawa pemuda gila itu di saku celananya. Tak heran mengapa manusia ini sampai di keluarkan oleh kampus.

"Saya mau ngajak kaka kamu. Kenapa? Kamu gak suka?"

Nathan tidak bisa gegabah, Hendra Juga paham mengapa kawan sepegoblokannya itu nampak tenang dan mencoba mencari jalan. Tangan Hendra agaknya membuat Injun tersentak, keratan yang makin kencang tak sengaja membuat Injun melenguh dengan nafas tertahan, dia tahu Hendra pasti sedang berusaha tenang.

Nathan lagi lagi tersenyum, kemudian dilepaskannya cengkraman dari tangan Devano yg menggengam tangan Injun.

"Engga mas dev. Boleh lok–"

JANDA - [ RJ X ALL] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang