Ternyata Kayra dan Farez duduk bersama sampai bel jam pelajaran berakhir. Hanya sebentar kok. Lima jam doang. Kan hari sabtu pulang jam sebelas.
Wanda segera memanggil anak-anak yang mempunyai jadwal piket. Terkadang jika hari sabtu, apalagi dibubarkan serempak, yang piket suka malas.
"Gue keluar duluan ya Kay. Mau nganterin mama ke salon." pamit Savina setelah memakai hoodie kebesaran berwarna biru lautnya.
Kayra yang sedang mengikat tali sepatu pun mengangguk. "Hati-hati, Vin."
"Okey, gue duluan. Babaii!!" kemudian Savina berlari keluar kelas seraya menenteng tas sekolahnya.
"Farez, lo ikut ke bu Mila gak? Takutnya ada tambahan nanti." tanya Zahra dari ambang pintu kelas.
Farez yang sedang memakai tas pun menoleh. "Nggak, saya pulang duluan."
"Ke bu Mila aja dulu gih, gue tunggu di parkiran." sahut Ara dari luar. Tidak kelihatan wujudnya, hanya terdengar suara saja.
Pemuda itu menunduk, menatap Kayra yang masih selonjoran di lantai kotor. Farez menggelengkan kepalanya pelan.
"Bangun, Ra. Belum disapu."
Kayra mendongak. "Tarik dongg.." ia mengangkat kedua tangannya.
Ditariknya kedua tangan Kayra dengan dua tangannya, hingga si empunya berdiri tegak di hadapan Farez. Kayra cengengesan.
"Farez, gue nungguin anjir!" decak Mita. "Jadinya ikut apa nggak?"
"Saya bilang, saya mau pulang duluan." hela Farez. "Ayo Ra."
Dua remaja itu berjalan beriringan keluar dari kelas. Terlihat sosok Ara yang sedang duduk bersila di lantai koridor, tepat disamping pintu kelas.
"Ara, gue pinjem Farez boleh gak? Mau kerumah gue soalnya."
Sontak Ara mendongak, menyimpan ponsel yang semula ia mainkan ke saku. Gadis itu bangkit berdiri, menepuk-nepuk rok bagian belakangnya.
"Hah?" kening Ara mengernyit. "Ngapain?" matanya melirik Farez sekilas.
"Ada urusan." sahut Farez memasukan tangan kanannya ke saku celana.
"Serius mau ke rumah Kayra?" ulang Ara. "Gak salah denger?"
"Emang kenapa?" Kayra mengangkat sebelah alisnya.
Ara terlihat berfikir. "Nggak sih, biasanya kan Farez jarang main ke rumah orang. Lagian emang lo gak kerja?"
"Izin." singkat Farez.
Ara mencibir dalam hati. halah halah ketus terus ke gue. dendam apa sih?
"Yaudah deh." Ara mengangguk. "Jangan lupa pulang ke rumah." tangannya terulur mengambil kunci motor yang baru saja Farez keluarkan dari saku seragamnya.
"Langsung pulang, jangan main dulu." peringat Farez saat Ara hendak beranjak tanpa permisi.
Yang diingatkan hanya memutar kedua bola matanya malas. "Iyaiya. Bacot banget sih lo."
"Dikasih tau malah gitu."
"Udah deh ah! Kayra, gue duluan ya." pamit Ara. Kayra mengangguk.
Setelahnya, Ara beranjak dari hadapan dua remaja yang kini mulai berjalan beriringan tanpa saling bicara.
Tangan kanan Farez masih setia berdiam di saku celana. Sedangkan tangan kirinya dibiarkan bersentuhan dengan tangan Kayra yang tertutup jaket tipis.
"Eh iya, Ara biasanya nganterin kerja ya?" tanya Kayra membuka obrolan.
![](https://img.wattpad.com/cover/246273930-288-k351396.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
FAREZ [Completed]
Teen Fiction[ SEQUEL ARRANGED MARRIAGE ] bisa dibaca terpisah Dua remaja yang dipertemukan atas organisasi kelas 12 Mipa 3. Sang ketua kelas dan si sekretaris kelas. Saling bersama membuat mereka merasakan apa itu cinta. Namun siapa sangka, salah satu dari me...