34 • FAREZ

1.2K 217 45
                                    

JANGAN LUPA VOTE !

RAMEIN COMMENT DI SETIAP PARAGRAF JUGA GAPAPA BANGET >.<

📌share cerita ini ke teman-teman kalian, terimakasii📌

🐇🐇🐇

Pagi yang cerah, namun tidak secerah wajah Farez. Baru jam enam kurang, namun pemuda itu sudah siap dengan seragam batik serta celana bahan berwarna hitamnya yang melekat di tubuh. Bahkan kaos kaki hitam di atas mata kaki pun sudah terpasang apik di kedua kakinya.

Farez menukar semua buku yang semula di dalam tas dengan buku mata pelajaran hari ini. Setelah selesai menyiapkan buku mata pelajaran, ia berjalan ke hadapan cermin untuk menyisir rambut basahnya menggunakan sisir.

Tidak lupa juga Farez memakai tiga semprot parfum pada seragamnya. Dilanjut dengan memakai sepatu hitam putih. Dirasa sudah lebih perfect, kaki panjangnya mulai melangkah menuju meja nakas untuk mengambil dompet.

Ponsel genggamnya sengaja ia tinggal, bahkan dirinya belum memberi kabar untuk Kayra. Terakhir memberi pesan pada Kayra, tadi malam saat Farez baru sampai rumah.

Setelah merasa sudah tidak ada lagi yang harus ia bawa, Farez mulai keluar dari kamar. Menuruni anak tangga dengan pelan sampai tidak menghasilkan suara.

"Mami rasa, Farez tidak perlu mempunyai hubungan apa-apa lagi dengan keluarga Lea."

Langkah Farez berhenti di bawah tangga saat telinganya berhasil menangkap suara Adel; ibu dari Bianca, sedang berbicara dengan Bianca.

"Apakah Farez tidak malu? Cilla hampir merusak rumah tangga mereka."

"Mamii.. itu cerita Lea, Leo sama Cilla! Nggak ada sangkut pautnya sama anak mereka." ujar Bianca menghela nafas.

"Iya mami tau, tapi apakah Farez tidak berfikir? Sudah lama dia kerja di tempat usaha Lea. Dia dekat dengan keluarga kecil mereka."

"Takdir tidak ada yang tau, mi. Please biarin Farez bebas tanpa mikirin dosa orangtuanya."

"Mami capek Ca. Capek mikirin seluruh dosa Cilla, sampe sekarang mami masih mikirin. Mami juga bingung harus gimana lagi minta maaf ke keluarga Devian dan Baran."

"Yang lagi mami pikirin itu Cilla, bukan kehidupan Farez. Iya kan?"

"Dua duanya. Dulu Cilla mengganggu rumah tangga mereka, mami takut kalo Farez juga akan jadi benalu di keluarga mereka. Mami takut kalo Farez memalukan nama keluarga kita seperti Cilla pas itu."

"Mami kok gitu sih?!" terdengar suara Bianca yang naik dua oktaf.

"Buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya."

Farez terhenyak. Ia memutar tubuh untuk segera pergi, namun dirinya langsung terdiam saat mendapati sosok Ara yang berdiri di belakangnya.

"Gue berangkat sendiri aja." ujar Ara tanpa melihat ke arah Farez. "Lo berangkat sendiri, naik motor ayah."

"Saya duluan."

Pemuda itu menyambar kunci motor dari belakang pintu rumah, kaki panjangnya melangkah cepat menghampiri motor sport berwarna merah yang terparkir rapih di depan rumah.

Mata Farez memerah, giginya bergemeletuk hebat. Ini yang dirinya pikirkan semenjak ia sudah berani jatuh cinta pada Kayra, pasti ada saja gunting yang akan memutuskan tali di hubungan mereka.

Dengan tangan gemetar, Farez memakai helm full face. Dinyalakannya mesin motor, ia langsung menjalankan motor tersebut tanpa dipanaskan terlebih dahulu. Tidak peduli jika tiba-tiba motor ini mogok di tengah jalan.

FAREZ [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang