41 • FAREZ

1.3K 217 31
                                    

Kini sudah hampir pukul sepuluh malam. Kayra baru saja menyelesaikan ibadah empat rakaatnya. Gadis dengan piama panjang berkarakter snowball itu mulai menukarkan buku pelajaran hari ini dengan hari esok agar paginya tidak tergesa.

Setelah selesai, Kayra berjalan menuju ranjang dan langsung menjatuhkan tubuh di kasur empunya. Ia menghela nafas lalu memejamkan mata sejenak. Pikirannya masih memikirkan Farez.

Tadi saat akan pulang, pemuda itu kembali mengeluarkan semua makanan dan minuman yang seharian ini dia nikmati. Tapi mengingat sudah hampir Maghrib, Farez menyuruh Kayra pulang dan beristirahat. Jadi, mau tidak mau gadis itu menuruti.

Namun sejak sampai rumah, perasaan Kayra selalu tidak enak. Kayra takut terjadi apa-apa pada Farez, apalagi saat ia tinggal , pemuda itu sedang sendirian dirumah.

Diraihnya ponsel yang semula tergeletak di atas nakas, kemudian membuka room chatnya bersama Farez.

Farez

rez, are you okay? |
kamu janji bakal chat aku |
tp mn? kamu gak chat |
21.49

rez? |
21.53

oke aku kesana aja. |
21.56

Kayra bangkit meraih kardigan panjang yang menggantung di belakang pintu kamar, kemudian memakai kardigan tersebut.

Hanya memoles bibirnya menggunakan lip balm natural tanpa memakai bedak, Kayra langsung meraih ponsel dan dompetnya. Ia beranjak keluar dari kamar.

"KAK, DIMANA?" teriak Kayra setelah dirinya mengambil kunci mobil milik sang papa.

"KAMAR, KENAPA?"

"GUE KE RUMAH FAREZ DULU YA!"

Jena langsung keluar dari kamar dan menuruni anak tangga hanya memakai celana pendek dan tanktop putihnya. Pakaian yang biasa gadis itu pakai ketika Jena hanya sendirian di rumah atau hanya di dalam kamar saja.

"Ngapain anjir? Udah malem. Gue di rumah sendiri dong?"

"Liam kemana?" kening Kayra mengernyit.

Kedua bahu Jena mengedik. "Gak tau."

"Lo ke rumah bunda aja gih, gue juga sebenernya takut kalo lo sendirian di rumah. Ya kasian aja gitu sendiri, takut ada apa-apa."

Jena bergidik ngeri. "Asu gak usah nakutin! Tungguin gue, nanti ke depan bareng."

"Gak mau ah males." Kayra keluar dari pintu rumah. "Bye kak."

"Ehhhh tunggu!" Jena menahan tangan Kayra membuat si empunya terhenti. "Lo mau pulang jam berapa?"

"Gak tau nanti gue kabarin lagi. Gue buru-buru."

° ° °

Kayra sudah memarkirkan mobil di pinggir jalan, depan gerbang rumah Anan. Ia hendak membuka pagar, namun pagar tersebut sudah di gembok.

"Permisi." ujar Kayra sedikit kencang. Matanya mengedar mencari bel di luar pagar.

Tapi tidak ada.

Dibukanya ponsel yang berada di genggamannya, kemudian mencari kontak Ara. Ia akan menelepon gadis itu.

Panggilan pertama tidak terangkat. Namun panggilan kedua, Ara langsung mengangkatnya.

FAREZ [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang