27 • FAREZ ✔️

1.1K 220 57
                                    

"Gue mimpi lagi nih kayaknya." Kayra mengetuk-ngetuk kepalanya menggunakan kepalan tangan.

Sedaritadi Farez memperhatikan Kayra dengan alis menukik bingung. Yang dilakukan gadis itu adalah mencubiti tangannya kemudian mencubiti pipi, memukul pelan kepalanya dan bergumam 'mimpi, ini cuman mimpi'

Pemuda itu menoleh ke arah jam dinding yang menggantung di atas pintu, ia menghela nafas. Kedua tangannya meraih tangan Kayra, lalu menggenggam tangan tersebut.

"Ra,"

Kayra membuka mata, menatap netra legam Farez dengan bibir terbuka. Pemuda itu melirik bibir tersebut, hanya sekilas. Setelahnya Farez menatap netra coklat di depannya.

"Saya harus kerja. Sampai malam."

Dapat Farez lihat jika bahu Kayra turun. "Kalo mau, nanti saya mampir ke sini lagi. Saya tunggu di depan rumah kamu jam setengah sebelas."

Gadis itu menggeleng. "Lo kerja aja, gapapa kok." bibirnya tersenyum kecil, masih menatap Farez dengan pandangan memuja.

Farez menghela nafas. "Maafin saya Ra. Untuk hari ini."

"Gapapa, maafin gue juga. Maafin papa gue."

"Iyaa," Farez mengangguk. "Jangan nangis lagi."

Salah satu tangan Farez mengusap pipi Kayra yang semakin lama semakin merona. Dengan jahil, pemuda itu mencubit pelan pipi tersebut.

"Ihh, ngapain sih!" Kayra mengambil tangan Farez yang semula berada di pipinya.

Dua remaja tersebut bangkit berdiri. Farez mendadak gugup, sedangkan Kayra ingin mengatakan sesuatu, namun tidak bisa.

"Udah gendong tas, lo ke dalem dulu gak? Atau langsung pulang?" tanya Kayra.

Farez menggeleng. "Saya pamitan sama mama papa kamu."

"Tapi kalo papa ngomong apa-apa, lo jan—"

Tin!

"PAK, TOLONG SUPIRIN SAYA. SAYA MAU KE TOKO."

"Siap pak!"

Farez dan Kayra terdiam. Itu suara Leo.

Tidak lama kemudian, mobil yang akan dipakai Leo pun tidak terdengar lagi. Laki-laki beranak tiga itu sudah pergi dari kawasan rumah ini.

"Yahh pergi.." ujar Farez mengintip dari jendela pos.

"Ada mama kayaknya."

Pemuda itu mengangguk. Saat Farez hendak memutar kunci untuk membuka pintu, Kayra segera menahannya. Gadis itu mencekal pergelangan tangan Farez.

Si empunya menoleh dengan alis terangkat sebelah.

"Emm, ituu.." Kayra menunduk. "Gak niat bikin status baru gitu?" cicitnya.

Farez tertawa pelan. Tangan kanannya mengangkat dagu Kayra agar gadis itu mendongak. Mereka bertatapan kembali.

"Saya belum ada persiapan. Niatnya malem ini."

Mata Kayra mengerjap pelan. "Kenapa harus malem kalo sekarang juga bisa?"

"Saya gak baw—"

"Jangan alesan. Lo suka gak sama gue?"

Pemuda itu terdiam sebentar. Tidak lama kemudian, ia menggeleng. Kayra mengerjapkan matanya cepat, memutar tubuh menjadi membelakangi Farez.

"Ra," kedua tangan Farez bertengger di bahu Kayra. "Saya gak bisa ngungkapin perasaan saya secara detail. Tapi saya ngerasain hal yang beda.. setiap bersangkutan sama kamu."

FAREZ [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang