48 • FAREZ

1.1K 204 17
                                    

Dugh!

"GOLLL!"

Sundulan kepala Farez membuat bola yang melayang ke arahnya langsung masuk ke dalam gawang. Seluruh tim nya bersorak penuh kemenangan.

Gibran dengan kaos yang sudah basah oleh keringat pun berlari ke arah Farez, kemudian menepuk pelan bahu Farez.

"Kece bro."

Farez tertawa pelan. Setelah itu mereka kembali berpencar, berlari mengejar bola yang sedang di kuasai pihak lawan. Gibran hampir tersandung rumput lapangan ketika pemuda itu kehilangan keseimbangan.

"Oper sini!" teriak lawan main mereka.

Farez dan Jefri berlari untuk mengepung lawan yang sedang menguasai bola, mereka bertatapan sebentar kemudian Farez maju. Ketika lawan tersebut sedikit kehilangan konsentrasi, Jefri langsung merebut bola dari kaki lawan.

Jefri menendang bola yang sudah sedikit kotor itu ke arah Liam. Liam sudah siap di depan gawang lawan, pemuda itu dengan sigap menangkapnya lalu menendang bola tersebut ke arah gawang lawan.

Namun bola tersebut malah memantul. Team Jefri gagal memasuki.

"Bang, jaga depan gawang!" teriak Farez menyugar rambut depanya yang sudah lepek oleh keringat.

"Ett ett gak usah main badan ye lo!" teriak Gibran pada tim lawan saat teman satu tim Gibran tersenggol ketika sedang merebut bola.

Jefri, Farez, Gibran, Liam, Ido dan Gino adalah satu tim. Ido tetangga dekat Gibran, rumah mereka hanya terpaut tiga rumah saja. Sedangkan Gino, rumah pemuda itu sederetan dengan rumah Jefri.

Gino berusia lebih muda satu tahun dari Gibran. Dia SMK kelas 11, sekolahnya hampir berdekatan dengan SMA Magic. Sedangkan Ido teman kampus Jefri, mereka pun sudah berteman dekat dari kecil.

Lawan mereka adalah anak cluster sebelah. Daridulu, beberapa remaja itu memang terkenal dekat dan sering bermain bersama ketika di lapangan. Tak terkecuali Farez yang notabenya sering main di lapangan bersama Gibran.

Kutu buku juga, Gibran adalah anak lapangan. Gibran sering main ke lapangan hanya untuk ikut bermain bola atau melakukan permainan sejenisnya, jika berkumpul atau kegiatan lainnya seperti nongkrong, Gibran jarang hadir. Sama halnya dengan Farez.

Katakan saja jika tidak ada Gibran, pasti tidak ada Farez.

Gibran mempunyai teman, namanya Gino. Gibran pun teman Kayra, berteman dengan Kayra membuat Gibran kenal dekat dengan Liam. Jefri sering bermain ke rumah Kayra, membuat Gibran ikut kenal dengan Jefri.

Jefri mempunyai teman rumah yakini Ido, Gibran pun berkenalan dengan Ido. Dan Farez berteman dengan Gibran membuat Gibran mengenalkan teman-temannya kepada Farez.

Kemudian mereka dekat.

Tapi kedekatan mereka tidak sedekat Gibran dan Farez.

Hadeh, pusink.

"GOLL!!"

Jika tadi Farez yang memasukkan bola, kini Liam. Pemuda itu mengibaskan rambut birunya yang sudah basah, ia bergaya seperti layaknya pemain bola sungguhan ketika sehabis mencetak gol.

"ARTIS NIH ARTIS!" sombong Liam.

Ido yang memang berada di sebelahnya pun langsung menonjok pelan bahu pemuda tersebut sambil terkekeh. Tentang Liam yang mendadak famous setelah acara di alun-alun, Ido pun tahu.

"Ah kalah ini mah yaelah." putus asa salah satu lawan main mereka.

Jefri terkekeh. "Yeee cemen lo njir!"

FAREZ [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang