afir.ma.si
n penetapan yang positif; penegasan; peneguhan
"Nopal, awas ya kalau kamu berani kencan sama cewek!"
"Mbak? Aku masih normal, suka sama lawan jenis."
"Nggak gitu, maksudnya tuh kamu fokus belajar aja."
"Fokus belajar biasanya kan buat yang udah pacaran."
"Maksud??"
"Aku mau fokus belajar dulu. Maaf, aku terlalu pintar buat kamu," tangannya bergerak memegang telapak tangan sang Kakak. Mencoba mempraktikkan momen dramatis kandasnya hubungan.
"Hahaha."
"Mbak? Aku mau minta," wajahnya penuh keraguan. Kesulitan menyampaikan maksudnya.
"Iya? Minta uang saku? Boleh, sih, aku malam ini udah mulai kerja, yuhuu."
"Serius, Mbak? Kerja di mana?"
"Di Toserba aja, tuh yang dekat Mall."
"Alhamdulillaah, deh. Semoga lancar kerjanya."
"Aamiin. Tapi beneran minta uang saku? Bukannya belajar di rumah? Atau buat main?"
"Anu, aku boleh minta beli motor ke Ayah?" Tangannya menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"No!!! Nopal, Ayah tuh lagi banyak keperluan,"
"Aku malu kalau lagi jalan sama temen, aku juga pengin boncengin cew," kalimatnya terpotong, ia refleks menutup mulutnya. "Maksudnya aku boncengin Mbak Ann, ntar kan bisa anterin kerja."
"Nopal, kamu bisa pinjam motor Ayah kalau main sama temen. Mbak yakin banget kalau minta ke Ayah pasti dibeliin, tapi tunggu dulu, bisa? Atau tunggu Mbak nabung dulu sampai tahun depan gimana?
"Tahun depan lama banget, tapi janji, ya?" Pengertiannya. Tak mau memperpanjang apalagi memaksa keinginannya.
"Insyaallah. Do'ain aja, ya? Jangan minta ke Ayah atau bilang ke Ibu,"
"I will work harder. I have no wish to take life, not even a human life."
"Napoleon is always right. Legend quotes from Boxer."
Malam ini, hari pertama Ann bekerja di Toserba. Sebenarnya ia sudah siap untuk berangkat, hanya ingin mampir ke kamar adiknya. Setelah berbincang sebentar dengan adiknya, semangatnya menggebu-gebu.
"Mbak, pintu kamarnya ditutup!" Ketusnya telat, yang diajak bicara tak menggubris. Ann keluar dari kamarnya begitu saja, lenyap seperti ditelan ikan hiu di daratan.
Selasa, 21 Januari 2021, adalah hari yang paling bahagia untuk Ann. Ia tak memakai seragam khusus, hanya dibalut rompi berwarna biru, ciri khas Toserba yang di dalamnya akan terlihat sosok Ann dari pukul empat sore hingga tengah malam. Menurutnya, ini hanya pekerjaan yang tidak banyak diinginkan orang, tapi banyak juga yang membutuhkan. Rekan kerjanya, pemilik Toserba itu sendiri, ibu rumah tangga yang masih belum dikaruniai seorang anak. Tokonya bahkan tak begitu besar, si pemilik langsung menerima Ann karena memang sedang membutuhkan karyawan, biasanya di waktu itu pelanggan lebih ramai sedangkan si pemilik harus pulang ke rumah. Beruntung, ia mengajari beberapa hal yang harus dilakukan oleh Ann, tak lupa diselipi obrolan dan candaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
KELAKAR
RandomRiuh tawa rengkuh sunyi, demi tutupi luka abadi. Dungu senyumnya setia terpatri pada parasnya meski lebam warnai luka. Jatuh luruh entah ke berapa. Dipermainkan lagi oleh semesta. Menulis sudah seperti obat untuknya. Inginnya teramat sederhana, hin...