11 - Kebencian Lintang

8.4K 437 59
                                    

Bisa wa di 089633021705

Original by Fitri-Tri

Pdf sama seperti versi ebook sudah bisa di pesan dg harga 45k saja😁

***

Kemarahan Lintang masih menguasai hati pria itu. Bagaimana tidak, ia merasa di tipu habis-habisan oleh Jihan. Lima bulan menunggu kabar baik atas kehamilan gadis itu, tapi ternyata kabar tersebut tidak kunjung datang. Yang ada, ia malah menemukan pil sialan itu ada pada Jihan.

Apa-apaan gadis itu?

Mau mempermainkannya?

Apa bedanya dia dengan pelacur? Hanya ingin mengeruk uangnya saja?

Pagi itu, Lintang melihat makanan yang di hidangkan tanpa selera. Memikirkan bagaimana caranya agar Jihan tidak perlu ada di rumah ini tanpa mengusirnya.

"Aku dengar kamu belanjain Jihan, Mas?"

"Iya..." jawab Lintang acuh. Ia enggan membahas gadis sialan itu. Rasa sakit hatinya atas kebohongan Jihan membuatnya kesal bukan main. Ia mengharapkan pernikahannya berhasil membuahkan bayi, tapi gadis itu malah sengaja menundanya!

"Bagus dong. Rencananaya aku mau belikan dia baju. Eh kamu yang duluan.." sebenarnya ada rasa tidak suka mengetahui jika sang suami mengajak belanja istri mudanya, tapi mau bagaimana lagi?

Entah apa yang membuat Mas Lintang bersikap manis seperti itu, apa suaminya sudah mulai jatuh cinta?

Rasti menggeleng untuk mengenyahkan pemikiran itu. Tidak... Mas Lintang tidak boleh mencintai perempuan selain dirinya!

"Hmm," balas Lintang menanggapi dengan acuh. Malas membahas hari yang ia lalui dengan bahagia hingga berujung seperti ini. Jika saja Lintang tahu kalau Jihan sudah membohonginya, Lintang malas mengajak gadis itu bersenang-senang.

Kemudian Jihan datang membawa sepiring bolu buatan Mbak Siti dan di hidangkan di meja. Melihat itu, tiba-tiba Lintang memanggil Rasti dengan penuh kelembutan.

"Sayang," panggil Lintang, sengaja pria itu melakukannya di depan Jihan.

"Iya, Mas..." Rasti bertanya bingung, tapi tetap mengulas senyum

"Apa sebaiknya kita bulan madu saja?" Ide itu tiba-tiba keluar dari bibir Lintang.

Rasti tertawa. "Bulan madu apanya?"

"Iya bulan madu.. kita habiskan hari bersama dan bersenang-senang siapa tahu setelah itu kamu bisa hamil lagi..."

Mendengar itu, Jihan sempat berdiri kaku di tempatnya. Maksud Lintang apa dengan bicara seperti itu?

"Ya ampun, Mas.. kita kan lagi nunggu Jihan hamil. Sabar dong..."

Mendengar jawaban Rasti, Lintang mendengkus keras. "Terserah. Aku maunya anak dari kamu, bukan perempuan itu," jawaban Lintang begitu menohok hati Jihan. Seolah, Lintang begitu jijik mendapatkan anak darinya.

Dada Jihan terasa sesak mendengar penuturan Lintang.

Rasti sempat meringis, merasa tidak enak pada Jihan mendengar jawaban Lintang yang terlalu blak-blakan. "Yasudah nanti aku pikirkan... kita memang sudah lama nggak liburan!"

Istri Mudaku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang