pdf sudah ya guysssssss... harga 45k saja
Ebook dan di kbm aplikasi tersedia
Order pdf bisa via Wa Only - 089633021705 / 088973689642
Promo 50k dpet 3 judul ada ya...Promo 100k dpet 12 judul juga bisa di pesan..
Bisa di kirim via WA atau Email setelah transfer... Happy Reading ya guyssss...
***
"Akhirnya kita sampai juga," ujar Rasti sambil merebahkan dirinya di ranjang. Setelah menempuh perjalanan sekitar 2 jam, akhirnya ia sampai di tempat yang mereka inginkan.
Lintang menghiraukan Rasti, pria itu berjalan menuju balkon hotel dan membuka pintunya.
"Kenapa kita ajak Jihan sih, Mas?" Tiba-tiba Rasti datang untuk memeluk tubuh Lintang dari belakang sambil menyenderkan wajahnya di punggung pria itu.
Lintang tidak menjawab, hanya senyum yang terpartri di wajah pria itu.
"Kok diem aja sih," Rasti merajuk karena tidak langsung mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang ia lontarkan.
"Buat bantuin kamu bawa barang-barang dong, Ras!"
"Kan aku bisa bawa sendiri..."
"Supaya kamu nggak kelelahan!"
"Ish... gitu aja loh, ngajakin Jihan. Kita kan mau bulan madu!"
Lintang tidak lagi menjawab. Dia memang sengaja membawa Jihan ikut serta dalam agenda bulan madu ini. Bukan tanpa alasan tentunya, menyuruh Jihan pergi tidak membuat gadis itu benar-benar pergi. Jadi bagaimana jika ia menyakitinya?
Lintang tahu jika gadis itu menyukainya. Tentu, jika ia menyakiti Jihan---gadis itu akan berpikir kembali untuk tetap tinggal kan? Jadi, ia sengaja mambawa Jihan ikut agar membuat gadis itu jera dan segera pergi dari hidupnya. Lagipula, Lintang sudah tidak mengharapkan apapun dari gadis itu, termasuk kehamilan Jihan.
Lintang melepas tangan Rasti yang melingkar di perutnya, kemudian berbalik untuk menatap wajah sang istri. Wanita ayu itu menatap penuh tanya, namun bukan jawaban dari Lintang atas tatapan itu tapi Lintang justru meraup bibir Rasti dan menyecap rasa manis dari bibir itu. Semua ia lakukan untuk mengenyahkan pikirannya atas Jihan yang terus menari-nari dalam otak Lintang.
Ini semua terasa salah. Ketika ia mengetahui fakta menyakitkan itu, Jihan sering kali memenuhi otaknya.
Berulang kali Lintang mencoba untuk menghapus kenangan tentang malam malam yang mereka lewati, tapi tidak bisa. Rasa marah dan muak bercampur menjadi satu, itulah kenapa ia ingin Jihan pergi dari hidupnya.
Merasa jika ciuman mereka cukup, Lintang melepaskan tautan bibir mereka dengan nafas terengah. Keduanya saling menatap, diusapnya pipi Rasti dengan lembut. "Aku mencintaimu," ucapnya lirih.
***
Jihan mencoba melupakan kesedihannya atas sikap Lintang yang berubah lebih dingin dari sebelumnya. Kehangatan pria itu kini sirna, berubah menjadi sedingin es kutub utara. Hanya ada kebencian dan tatapan tidak suka yang pria itu layangkan untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Mudaku
RomanceLintang Nareswara berharap jika dia bisa mendapatkan keturunan dari istrinya, Rasti. Tapi takdir selalu berkata lain, Rasti hamil... namun kehamilannya selalu mengalami keguguran. Putus asa dan merasa bersalah tentu menguasai hati seorang ibu yang...