7 - Pasrah

6.6K 487 46
                                    


Pdf sudah ready yaa... harga 45k saja bisa di order di 089633021705 (klik link wa di bio agar langsung terhubung ke wa author)

Ebook tersedia di playstore dan kbm aplikasi juga ada yaaa..

Promo 50k dpet 5 pdf gaskuyyy... kuota untuk 2 orang saja yaaa hari ini :)

Promo 100k dpet 12 pdf bebas pilih judul juga ada... transaksi bisa melalui DANA/SHOPEEPAY/TF BANK BRI :))

***

Selembar kertas yang diberikan oleh Lintang dan Rasti harus segera di tanda tangani oleh Jihan, itu adalah surat perjanjian yang harus di sepakati oleh Jihan sesuai dengan apa yang di inginkan oleh majikannya.

Surat perjanjian pra-nikah.

"Kamu bisa membacanya, Jihan. Itu adalah kontrak Pra-Nikah yang harus kamu tanda tangani dan setujui," kata Rasti setelah meletakan map berisi surat tersebut di atas meja. 

Jihan menelan ludahnya kelu. Dalam hidupnya, ia baru kali ini mengalami kerumitan hidup yang begitu pelik selain kelaparan karena tidak mempunyai uang atau beras untuknya makan.

"Kamu bisa membacanya terlebih dahulu," suara bariton Lintang menginterupsi Jihan.

"Nggak perlu di baca pun, Jihan pasti setuju, Mas. Dia sudah menerima uangnya... itu artinya dia harus menanda tangani surat perjanjian itu," sela Rasti tegas.

Jihan menunduk. Rasti benar, meskipun dia tidak menyukai apapun poin yang tertulis, dia harus setuju. "Saya akan membacanya, Bu..," ujar Jihan seraya meraih map berisikan surat perjanjian yang telah dibuat oleh majikannya itu. Dengan tangan gemetar serta jantung berdebar, Jihan mulai membaca poin-poin yang ada dalam kertas putih di hadapannya.

Setelah paham akan isi perjanjian yang tertulis disana, Jihan membubuhkan tanda tangannya.
Perjanjian yang mengharuskan Jihan supaya bersedia mengandung bayi Tuan Lintang, serta menyerahkannya kepada pasangan suami istri tersebut setelah bayinya lahir dan menjadikan bayi itu hak mereka.

Selesai

Perjanjian itu sudah di tanda tangani oleh Jihan, gadis belia tersebut hanya pasrah karena mau tidak mau, Jihan tidak bisa menolaknya. Dia sudah menerima uang sebesar 100 juta di muka, uangnya pun sudah digunakan untuk membeli keperluan pembangunan rumah. Apa yang bisa dia lakukan selain mengikuti apa yang mereka perintahkan. Meski Jihan sendiri tidak yakin apakah dia bisa memenuhi persyaratan tersebut tanpa pernah mengingkarinya.

***

Pernikahan di adakan dikediaman Lintang, dilakukan secara tertutup. Tentu saja. Ini hanya pernikahan secara agama, dimana Jihan tidak memiliki apapun untuk bukti bahwa ia pernah di nikahi. Hanya selembar kertas yang di tanda tangani oleh kedua mempelai serta kedua saksi, itu adalah bukti hitam di atas putih sebagai tanda bahwa pernah ada pernikahan antara Lintang dan Jihan secara Siri.

Orangtua Lintang datang dalam pernikahan tersebut, berikut dengan adik bungsu Lintang —Wulan, alih-alih mengucapkan selamat kepada kakaknya, Wulan justru prihatin karena sang kakak harus melakukan pernikahan semacam ini demi memiliki anak.

"Selamat, Mas... semoga pernikahanmu kali ini menghasilkan bayi dalam rumah tangga kalian. Aku ikut mendoakan yang terbaik buat Mas, dan Jihan.." Wulan tersenyum usai mengucapkan selamat kepada kakaknya, melewati Jihan yang menunduk malu karena di abaikan begitu saja.

Pernikahan itu membawa beban tersendiri dalam hati Jihan. Jika saja dia boleh mengeluh, Jihan menyesali keputusannya.

Andai waktu bisa di putar.

Acara selesai, mertuanya—Melati hanya menyalami Jihan sekilas, tidak ada gunanya berharap salah satu dari mereka menyukai Jihan dalam rumah itu, sebagai orang baru sepertinya Jihan di anggap sebagai duri dalam rumah tangga Lintang dan Rasti.

Istri Mudaku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang