Author's Pov
Hampir satu sekolah tau bahwa Yonna sangat tidak menyukai Nurul bahkan sering membulinya. Alasan yg Yonna berikan hanya karena Nurul culun dan terlihat membosankan.
Yonna yg ditakuti oleh semua murid pun, dengan leluasanya bisa merundung Nurul tanpa takut diadukan oleh murid lain ke guru-guru. Sehingga, tak ada satupun guru, yg mengetahui sikap jahat Yonna itu.
Gadis dengan rambut sebahu dan berwajah angkuh itu, kini sedang berjalan menuju toilet. Kebetulan, di sana ada Nurul yg sedang mencuci tangannya di wastafel. Keadaan yg sepi, membuat Yonna tak menyia-nyiakan kesempatan ini.
"Hey." Yonna menyandarkan tangannya pada bahu Nurul. Ia tersenyum miring.
Nurul langsung menunduk dan menghentikan aksi mencuci tangannya itu. Gadis berwajah yg bisa dibilang cantik dan imut, hanya saja sedikit kusam dan berjewat, selalu saja jadi sasaran empuk Yonna untuk terus di hina. Hanya kerena penampilannya itu, gadis tak bersalah ini jadi harus menerima setiap cacian yg Yonna berikan.
"Lagi apa Lo?"
"C-cuci tangan..." Jawab Yonna takut.
"Dih! Ngapain di cuci? Tangan Lo gak akan bersih walaupun di cuci beberapa kali pun. Tetep aja jorok!"
Nurul tak berani menjawab.
"Nurul kok lama bang-" Diva-sahabat Nurul-datang memasuki toilet dan melihat Nurul yg tengah ketakutan. Jika melihat Nurul diperlakukan seperti ini, rasanya Diva ingin memarahi Yonna. Tapi apalah dayanya. Bahkan untuk menatap Yonna pun, tak ada seorang pun yg berani kecuali kedua sahabatnya yg sama-sama ikut membuli Nurul.
"Mau apa Lo?" Tanya Yonna datar.
"M-maaf Kak, Nurul di panggil guru." Ucap Diva sopan. Tangannya yg gembul itu, terlihat gemetar.
"Ck! Sana Lo!" Yonna mendorong Nurul begitu saja.
"Ah!" Nurul hampir saja tersungkur jika Diva tidak berhasil menahannya.
Nurul dan Diva segera keluar dari toilet agar bisa menghindari Yonna.
"Lo gak apa-apa Rul?"
"Enggak. Tadi katanya ada guru yg manggil. Siapa?"
"Itu tadi cuma alesan doang. Ngeselin banget ih si Yonna! Gua timpa pake badan gua, gepeng dah dia!"
"Hahahahah!" Nurul tertawa melihat sahabatnya yg sedang geram itu. "Gak boleh gitu ah! Hahahah!"
"Habisnya kesel!"
Mereka berjalan menuju kelas dengan Diva yg terus saja mengata-ngatai Yonna di belakang. Jika di depan, mana berani dia. Yang ada, Diva bisa jadi menjadi sasaran tinju oleh Yonna.
Dengan Yonna yg memang jago bela diri, siapapun pasti ciut jika harus melawannya.
*
Bel pulang sudah berbunyi. Seperti biasa, Nurul akan menunggu angkot untuk pulang ke rumahnya.
"Woy! Nunggu angkot ya? Hahahah! Gak modal banget jadi orang! Pantesan aja Lo jorok gitu, orang tiap hari ada di kerumunan banyak orang. Siapa yg tau orang-orang itu habis dari mana aja. Ew!" Ucap Yonna dari dalam mobilnya.
"Hahahahah!!!" Dua temannya-Putri dan Salsa-ikut tertawa dari kursi penumpang.
"Duluan ya anak jorok! Dah! Hahaha!" Yonna melajukan mobilnya membelah jalanan yg ramai.
Tak ada sedikitpun terbesit di pikiran Nurul untuk mengatai Yonna balik seperti apa yg dilakukan Diva. Dia hanya bisa mengelus dada saat Yonna mulai berkoar dengan sungutnya yg tajam itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Am So Pretty
Teen Fiction(Completed) "Pembully suka sama yang dibully? Yang bener aja!" #gxg