17. Cold

11.7K 1.1K 93
                                    

Author's Pov

Nurul menelan ludahnya sembari menatap es krim itu dan menatap Yonna secara bergantian.

Bukan karena Nurul tergiur dengan es krim itu sampai ia menelan ludah, tapi karena ia tak menyangka dengan apa yg Yonna lakukan.

Yonna menghilangkan senyumnya. "Ngapa diem? Yaudah kalo gak mau, es krimnya mending buat anjing gue aja." Ia pun berjongkok dan mulai menyodorkan es krim itu pada sang anjengg.

Tapi sebelum anjing itu menjilat es krim, Nurul pun langsung bersuara dengan sangat lirih. "M-mau kak..."

Yonna mendongak pada Nurul yg memang duduk di atas kursi yg terbuat dari batu. Ia bangkit dan duduk di samping Nurul. Lalu, tangannya menyodorkan es krim itu pada Nurul.

Nurul tersenyum senang dan menerima es krimnya. Ekspresinya yg lucu saat memakan es krim, membuat degup jantung Yonna tidak beraturan.

"Kak?"

Yonna tak menjawab. Ia hanya melirikkan mata sembari memakan es krimnya.

"Kok beliin aku es krim?" Sebelum rasa geer muncul, lebih baik jika Nurul bertanya pada Yonna. Ia tak mau merasa bahwa Yonna sudah mulai perhatian dengan memberi makanan seperti ini.

"Gak ada alasan." Singkat, padat, dan membuat Nurul menunduk karena tak mendapat jawaban pasti.

"Kak?"

"Lagi makan jangan ngomong."

Nurul pun menatap es krimnya yg masih banyak. Dengan terburu-buru, ia memakan es krim itu sampai habis.

Yonna menatap Nurul heran. "Es krimnya gak akan mendadak jadi panas kalo Lo makannya lama." Ucap Yonna datar seraya menatap lurus kedepan lagi.

Bukan tanpa alasan Nurul makan cepat seperti ini. Ia ingin segera menanyakan hal yg sempat tertunda tadi karena Yonna berkata tidak boleh bicara saat makan.

Entahlah, ia sudah berusaha makan secepat mungkin, tapi es krim itu rasanya tak habis-habis. Bahkan es krim Yonna sudah habis sedari tadi.

Nurul semakin mempercepat tempo makannya.

"Alhamdulillah abis." Nurul bernapas lega.

Yonna hanya bisa geleng-geleng saat melihat ada banyak noda es krim di sekitaran bibir Nurul.

"Kek bocah!"

Nurul tersenyum kikuk.

Tangan Yonna terangkat dan mulai membersihkan mulut Nurul dengan telaten.

Jangan tanya bagaimana perasaan dan keadaan Nurul sekarang. Jantungnya berdegup sangat kencang dan matanya membulat karena menatap Yonna dengan jarak dekat. Dan sepertinya, tangan juga kaki Nurul mulai bergetar karena gugup.

"K-kak..."

"Diem."

"J-jangan... Nanti tangan Kak Yonna kotor." Nurul sedikit menjauhkan kepalanya. Ia hanya tak mau jika degup jantungnya semakin kencang dan membuatnya menjadi tak sadarkan diri.

"Ck!" Yonna pun menurunkan tangannya. "Lagian Lo ngapa si?!"

"A-aku pengen nanya sesuatu sama Kak Yonna, mangkannya aku cepetin makan es krimnya. Kata Kak Yonna kan jangan bicara sambil ngomong. Eh." Nurul menggeplak mulutnya. Saking groginya, ia sampai salah ngomong.

Ingin rasanya Yonna tertawa, tapi sebisa mungkin ia tahan. "Apa?!" Tanyanya dengan nada ngegas.

"Anu..." Mendadak lidahnya terasa kelu. Pertanyaan yg ingin ia tanyakan tadi rasanya sangat susah ia keluarkan.

I Am So PrettyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang