8. Pretty

14.7K 1.3K 154
                                    

Nurul's Pov

"Yg ini, dikali sama ini Div. Terus, jangan lupa dibagi sama yg ini."

"Oh iya ngerti!"

Aku sedang membantu Diva mengerjakan PR nya sebelum bel masuk berbunyi. Daripada ia terus saja mencontek, lebih baik aku sekalian mengajarinya agar bisa lebih mengerti.

Saat sedang asyik belajar bersama Diva, aku dikejutkan oleh sosok yg tiba-tiba masuk ke kelas. Kak Yonna. Bukannya dia sakit? Lalu, kenapa dia memaksakan diri untuk sekolah?

Aku hanya menatapnya sekilas dan kembali mengarahkan pandanganku pada buku.

Tapi, Kak Yonna terus saja mencuri perhatianku. Sedari tadi, ia terus menatapku dengan tatapan dinginnya itu. Aku juga tak mengerti apa maksudnya. Karena takut, aku berusaha menundukkan kepalaku dan fokus pada buku lagi.

Tuk!

Kami dikejutkan oleh suara botol yg disimpan di atas meja. Itu kan botolku! Botol yg kugunakan untuk lemon pagi tadi.

Aku menegakkan wajahku dan melihat siapa yg telah menaruh botol ini di hadapanku dengan cukup keras. Benar saja, Kak Yonna.

Botolnya sudah kosong, itu artinya dia meminumnya. Syukurlah. Mungkin sakit kepalanya membaik setelah minum lemon tadi, mangkannya dia ke sekolah.

"Ish! Ngagetin tau gak!" Keluh Diva. "Ini kan botol Lo, Rul. Kok?" Diva menatap heran pada botolku.

Aku pun mengambil botol ini, lalu tersenyum pada Kak Yonna.

Kak Yonna hanya memutar bola matanya jengah, lalu kembali ke tempat duduknya.

"Kenapa sih ini? Kok botol Lo bisa ada di si Yonna?"

"Gak apa-apa." Jawabku sembari senyam-senyum. Sepertinya aku mulai gila.

*

"Divaaa! Yg bener nyapunya! Tar gak selesai-selesai!" Omelku pada Diva yg menyapu lantai dengan asal-asalan.

"Hahhh~~~ Capek Rul! Gue pengen pulanggg...." Diva merengek.

"Mangkannya yg bener nyapunya biar kita cepet pulang."

"Huftt! Iya iyaaa."

Kami pun melanjutkan piket kami ini. Jika pulang sekolah, kelas memang menjadi sangat kotor. Untuk itulah kami yg bertugas piket, harus membersihkan kelas terlebih dahulu sebelum pulang.

"Eh, Nurul?"

"Eh, Kak Arga? Ada apa?"

Kak Arga yg berada di luar pun, masuk ke dalam kelas dan menghampiriku.

"Gak ada sih... Kakak liat kamu lagi nyapu. Kirain udah ada di depan gerbang. Mau ajak pulang bareng lagi. Kalo gitu, Kaka tungguin kamu sampe selesai aja ya!"

"Gak usaah Kak. Gak apa-apa. Kak Arga pulang duluan aja."

"Udahlah,,, sans."

"Tapi Kak, ini aku bersihin kelasnya juga baru aja. Masih lama pasti."

"Gak apa-apa, Kakak bakal tungguin."

"Aduh Kak, jadi gak enak. Asli, gak apa-apa..."

"Ekhem! Nurul,,, Kak Arga udah mau berbaik hati loh sama Lo... Jangan ditolak." Diva malah menggodaku sembari tersenyum tengil.

"Tuhh, dengar kata Diva. Jangan ditolak."

Aku menggaruk tengkukku tak enak. "T-tapi Kak..."

"Dia pulang bareng gue."

I Am So PrettyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang