24. Dilema

10.1K 1.1K 168
                                    

Author's Pov

"Apa maksud kamu???" Bunda terbelalak kaget.

Ayah yg sedang fokus membaca koran pun sampai mengalihkan perhatiannya pada Nurul.

Tatapan orang tuanya membuat Nurul jadi cemas. Niat awal ia memberitahu Bunda, hanya ingin agar Bunda tahu bahwa ada seseorang yg menunggunya sejak bertahun-tahun yg lalu.

"Nurul." Panggil Bunda.

"Bund... Tante Yuni pengen ketemu Bunda."

"Yuni siapa, Bund?" Tanya ayah yg memang tak tahu.

"Oh, hahahha..." Tiba-tiba Bunda tertawa. "Itu Yah, temen SMA. Yaudah nanti Bunda ketemu sama dia deh. Um,,, Nurul. Bantu Bunda beres-beres di dapur yuk!"

Seakan tahu bahwa Bunda hendak menanyakan beribu hal padanya, akhirnya Nurul pun mengangguk dan mengikuti Bunda ke dapur.

Di dapur, Bunda langsung menatap Nurul intens. "Nurul, d-dimana kamu ketemu dia?"

"Bunda gak lupa kan sama dia? Kenapa tadi kayak gak peduli?"

Bunda memejamkan matanya beberapa detik.

"Bund, aku udah tau gimana masa lalu Bunda sama Tante Yuni."

Bunda kembali membuka matanya. Air mata juga mulai menggenang di pelupuk mata Bunda.

Sebelum Bunda bertanya, lebih baik jika Nurul langsung menjelaskan semuanya. Ia menjelaskan bagaimana kondisi Yuni sekarang, dan bagaimana tersiksanya Yuni kala Bunda meninggalkannya saat itu. Tak lupa, ia juga memberi tahu Bunda bahwa Yuni adalah Mamanya Yonna.

Bibir Bunda bergetar. Air mata sudah tumpah membasahi pipinya.

"Bund... Sekarang apa keputusan Bunda? Mau nemuin Tante Yuni, atau biarin dia di sana kesiksa terus menerus nungguin Bunda?"

"Bunda pengen ketemu sama dia, sayang... Pengen banget! Bunda kangen! Tapi Ayah... Dia pasti kecewa kalo dulu Bunda suka sesama jenis. Itu masa lalu Bunda. Bunda gak mau kecewain Ayah."

"Apa? Bunda suka sama perempuan?" Nampak Ayah yg tengah berdiri di ambang pintu dengan tatapan tak percaya.

Sontak, Bunda segera menghampiri Ayah. "Yah, Bunda,,, Bunda--"

"Jawab Bund. Bunda pernah suka sama perempuan?"

"D-dengerin Bunda dulu, Yah..."

Di belakang, Nurul menatap khawatir kedua orang tuanya. Ia tak mau kalau mereka sampai bertengkar hanya karena sebuah masa lalu.

"Ayah tanya sekali lagi. Apa benar Bunda pernah suka sama perempuan? Apa kalian sempat menjalin hubungan?"

"Ayah... Itu cuma masalalu... Bunda sekarang cuma cinta sama Ayah... Maafin Bunda Yah..."

"Bunda... Ayah gak marah, Ayah kan cuma tanya. Kalau pun memang benar, ayah beruntung bisa menikahi Bunda dan ngebimbing Bunda ke jalan yg benar." Ayah tersenyum.

"Ayah gak kecewa?"

"Enggak Bund... Ayah emang gak kecewa Bunda pernah memilih jalan itu, tapi Ayah sedikit kecewa karena Bunda gak cerita sama Ayah. Kenapa?"

"Bunda takut Ayah marah dan akhirnya ninggalin Bunda."

"Mana mungkin kayak gitu..."

Kini, perasaan Nurul mulai lega mendengar orang tuanya yg bisa mengatasi permasalahin ini dengan kepala dingin. Tak ada pertengkaran, memang. Tapi entahlah jika nanti, orang tuanya tahu, bahwa kini anaknya yg penyuka sesama jenis.

I Am So PrettyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang