Another Ending

8.5K 654 94
                                    

Karena banyak banget yang gak setuju sama endingnya, oke, gw kasih satu part lagi buat 'ending lain'.

TAPI, sebenernya ending yang bener tuh ya yang kemaren ya, guys. Dari awal, gw emang udah nentuin bakal berakhir kayak gitu. Udah didukung juga sama dialog-dialog di part sebelumnya. Banyak alasan kenapa mereka akhirnya milih temenan. Entah itu karena keluarga, agama, teman, dan satu orang yang akhirnya mau berdamai, Putri. Gw juga buat ending itu, mau nyesuain aja sama kehidupan nyata, kalo di hubungan kayak gini tuh, gak bisa berharap banyak.

But, it's okay, gw coba mikirin lagi buat kasih ending ini.

Yang gak setuju sama ending kemaren, anggap aja ini ending yang asli, ya. Tapi, buat yang setuju sama ending kemaren, makasih banget karena udah mau sependapat sama endingnya, dan anggap aja, ini bonus lah ya skskksksks.

Cekidot!

.
.
.
.
.

Author's Pov

Hari telah berganti hari. Keduanya yakin dengan keputusan mereka hari itu untuk mengakhiri semuanya. Tapi entahlah, mendadak rasa mengganjal muncul dalam hati masing-masing. Masih ada rasa ingin memiliki di sana. Dan yang jelas, rasa itu tak akan bisa hilang begitu saja, bahkan mungkin memang tak akan pernah hilang.

Yonna maupun Nurul, dibuat susah tidur dalam beberapa hari terakhir ini. Mereka jelas masih sangat saling mencintai. Berpisah bukan keinginan mereka, tapi itu pilihan yang dipaksa oleh keadaan. Mereka memang memiliki cinta, tapi dunia memiliki norma, begitupula akhirat yang memiliki hukum.

Hah~~ Jika memikirkan itu, semuanya jadi terasa semakin berat.

Gadis pemilik wajah angkuh itu, kini berjalan menyusuri taman sendirian. Sudah 40 menit ia berkeliling di sini, tapi tak sedikit pun ia berpikir untuk pulang. Hari juga semakin gelap. Langit yang semula bewarna biru cerah, perlahan mulai berwarna orange karena sang mentari hendak menenggelamkan wujudnya.

Yonna akhirnya duduk. Ia pun mengambil ponsel di saku celananya untuk melihat jam. Mulutnya menyunggingkan senyuman kala melihat wajah cantik Nurul sebagai wallpaper-nya. "Kamu mungkin rela, tapi aku enggak. Aku gak bisa lepasin kamu. Aku udah terlanjur jatuh cinta sama kamu dan itu hal yang susah buat aku ilangin. Aku gak tau kapan perasaan itu bakal ilang. Kalo perasaan itu terus ada, rasanya aku gak bisa jalanin kehidupan aku kayak biasa lagi." Ia tertunduk lesu.

Drrt!

Sebuah messege muncul di home screen-nya. Ia membaca tulisan itu dengan alis yang berkerut.

<3
"Ini tante. Kamu di mana, Yonna?"

Untuk apa wanita yang menjadi bundanya Nurul, mengiriminya pesan menggunakan nomor Nurul dan bertanya tentang keberadaanya? Tak mau pusing sendiri, Yonna pun segera membalas message itu.

"Lagi di taman. Kenapa, Tan?"

"Pantes gak ada di rumah. Tolong cepet ke sini ya, nak! Nurul demam, dari tadi dia manggil nama kamu."

Mata Yonna membulat saat membacanya. Tak membalasnya lagi, gadis itu pun segera bangkit dan berlari menuju rumah Nurul yang memang tak jauh dari taman ini.

Sesampainya di sana, ia segera memasuki kamar sang gadis yang katanya tengah demam itu. "Sejak kapan Nurul gini, Tan?"

"Demamnya udah dari semalem. Tapi, tadi sekitar jam 4-an, dia tiba-tiba teriak-teriak manggil nama kamu. Dia juga keliatan gak tenang. Dahinya aja basah karena keringet." Tampak Fia yang khawatir akan kondisi anaknya itu.

I Am So PrettyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang