Part 9

1.3K 198 97
                                    


Ambivalent



"Kau menangkap mereka?" Ava Paige menghubungi Janson begitu dia mendengar lelaki itu menyergap sebuah bangunan yang diduga didatangi Thomas dan teman-temannya.

Janson menatap wajah Ava Paige yang duduk di depannya dengan wajah datar. Tangannya yang bersembunyi di balik punggungnya mengepal erat. "Mereka berhasil kabur, Nyonya."

"Hmm. Mereka bisa bertahan di Scorch selama itu dan terus kabur dari kejaranmu. Aku tidak bisa terkejut lagi." Ava Paige menatap Janson tajam. Nada sarkasnya jelas membuat Janson tersentil.

"Aku mendapat laporan jika Edwick berhasil ditemukan." Ava Paige memberikan setumpuk kertas di hadapan Janson. Kalimat wanita itu jelas memberikan pukulan telak pada Janson.

"Kurasa aku bergerak lebih baik dibandingkan dirimu, Janson."

***

Langit mulai agak terang ketika mereka keluar dari reruntuhan bangunan. Jorge membawa mereka berjalan melewati beberapa gedung tua yang hancur tanpa banyak bicara. Sesekali mereka harus diam dan mendengarkan kalau-kalau ada pesawat Wicked yang mendekati jejak mereka.

Mereka naik ke dataran yang agak tinggi. Dari sana mereka bisa melihat sebuah tempat yang tampak temaram oleh beberapa lampu yang masih menyala, berada agak jauh dari mereka. Seperti kebanyakan tempat, banyak gedung yang hancur dan bangunan yang rata dengan tanah di tempat itu. Hanya bedanya, terlihat tanda-tanda kehidupan manusia di sana.

"Itulah, temanku. Zona A." Jorge menatap puas pada titik kecil yang ditunjuknya. "Ayo, waktu kita tidak banyak."

"Sebenarnya siapa yang akan kita tuju?" tanya Frypan pada Jorge. Sejak tadi dia hanya bisa memendam rasa penasaran dan terus mengikuti langkah Jorge tanpa banyak bicara. Jorge juga tidak terlihat berminat untuk menjelaskan tujuan mereka.

"Marcus. Dia kenalanku yang punya bar di zona A. Dia dulunya sering menyeludupkan anak untuk dibawa ke Right Arm." Jorge yang berada paling depan melirik ke belakang. "Kau punya teman yang istimewa. Kenapa kau tidak bertanya pada dia saja?"

Lea yang merasa disindir Jorge sama sekali tidak merespon. Dia memilih untuk mengacuhkan lelaki itu.

"Aku jadi penasaran. Seberapa hebat dirimu." Jorge kembali berkata sambil tetap memandu mereka. "Sebenarnya aku masih memikirkan ini. Tapi apa kau benar-benar bisa melihat masa depan?"

"Kenapa kau tanya?" ujar Lea malas.

"Karena aku penasaran." Jorge melirik Lea di belakangnya dengan tatapan tajam. "Apa kau bisa melihat masa depanku?"

Lea memutar bola mata. Dia sebenarnya enggan meladeni Jorge. Namun Jorge sepertinya tetap kukuh dengan pendiriannya.

"Ayolah. Kita sudah buat kesepakatan. Kau juga bilang jika aku bisa bertanya apapun yang kumau asal aku membawa kalian ke Right Arm."

Lea menghela napas. Dia akhirnya menyerah. "Memangnya apa yang ingin kau ketahui?"

"Sederhana. Apa Flare bisa musnah?"

Jorge menanti jawaban Lea. Semua teman-temannya juga sepertinya menantikannya. Terlebih Teresa. Lea bisa merasakan gadis itu kini menatapnya dengan tajam.

"... Mungkin."

"Kau tidak terdengar yakin." Jorge terdengar mencemooh. "Pertanyaan kedua. Apa aku bisa berumur pajang?"

"Mungkin."

"Ada kata lain selain itu?"

"Kau dan Brenda akan selamat dan hidup enak di Safe Haven." Putus Lea pada akhirnya. "Apa itu menjawab semua kekhawatiranmu?"

BOND |Book 2: Indestructible| (Scorch Trials Fanfiction) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang