5.Hukuman

2.6K 417 144
                                    

Ustadz Yoongi itu kalem, hanya suka menghabiskan waktunya dengan ibadah dan ibadah. Bahkan bicara pun seadanya. Tapi meski begitu, beliau merupakan seorang hafidz Al-quran dan biasanya akan mengajari para santri membaca Alquran dengan pengucapan yang baik dan benar.

Tapi, terlepas dari hal itu ustadz Yoongi terkenal sebagai orang yang tegas dan disiplin. Terlebih untuk masalah agama tak ada kata toleransi. Sungguh suatu kesalahan fatal jika sampai membuat ustadz Yoongi naik pitam.

Mirisnya, Beomgyu si anak baru yang belum genap 24 jam menjadi santri sudah berhasil membuat ustadz Yoongi turun tangan. Bukan hanya karena ia tidak mau bangun untuk ikut sholat subuh berjamaah. Tapi juga karena rekaman CCTV memperlihatkan betapa jelasnya wajah Beomgyu saat memanjat pagar belakang pesantren tadi malam.

"Hafal berapa Juz Al-Qur'an kamu?"

Beomgyu yang duduk dihadapan lantas menatap ustadz Yoongi dengan setengah berani. Aura lelaki itu sungguh mencekam dan membuat merinding. Beomgyu seperti dihadapkan dengan malaikat maut. Tubuhnya yang menggigil karena habis disiram air es semakin menggigil ketika berhadapan dengan lelaki didepannya.

"Lima."

"Juz berapa?"

"Satu sampai lima."

Ustadz Yoongi yang tengah duduk berhalang meja dengan Beomgyu diruang BK lantas menghela nafas. Untung Beomgyu anak baru jadi masih diberi toleransi untuk tidak dimarahi habis-habisan olehnya.

"Bersihkan seluruh koridor pesantren kecuali asrama santriwati. Dua minggu kedepan kamu datang lagi menghadap saya setor hafalan juz 6 dan 7."

"A-apa? Bersihin seluruh koridor pesantren dan hafalin Juz 6-7?! Ustadz pikir saya ini robot bisa bersihin pesantren segede ini sendiri? Dan saya kan belom hafal sama sekali Tat yakali ngehafalin segitu cuma dalam waktu dua minggu." Eluh Beomgyu sampai memanggil Yoongi dengan sebutan 'Tat' tanpa ekspresi berdosa.

Ustadz Yoongi bersidekap lalu menyandarkan bahunya di sandaran kursi dengan mata tak lepas dari Beomgyu yang memasang wajah fristasi.

"Itu bukan urusan saya. Siapa suruh kamu kabur dari pesantren lewat gerbang asrama santriwati dan gak ikut sholat subuh berjamaah? Terus mulutmu yang suka ngumpat itu harus dibilas sama ayat Alquran."

"Ya tapi kan- arghhh mending saya dikeluarin aja deh sekalian dari sini!"

Mendengar hal itu ustadz Yoongi tersenyum sangat tipis.

Ohhh... Jadi anak berandal ini terpaksa ya sekolah agama. Kalau orang model Beomgyu begini cara menghadapinya harus beda.

"Lalu kamu mau lari dari tanggung jawab? Gak jantan sekali." Cibir ustadz Yoongi dibalas pelototan tak terima dari Beomgyu.

"Maksud ustadz apa? Saya? Gak jantan?" Tanya Beomgyu dengan wajah tak terima sambil menunjuk wajahnya sendiri.

"Lah iya, kejantanan seorang laki-laki itu kan dilihat dari bagaimana dia bertanggung jawab. Nah, kamu kan mau lari dari pesantren ini tanpa mau bertanggung jawab atas perbuatan kamu. Berarti gak jantan kan?" Jawab ustadz Yoongi santai.

Lelaki yang lahir di Madinah itu nampak tersenyum remeh pada Beomgyu yang ingin sekali membanting meja.

"Saya gak lari dari tanggung jawab!"

"Kalau begitu buktikan!"

"Oke! Saya buktikan kalau saya akan bertanggung jawab atas apa yang saya lakukan. Jangan mentang-mentang situ ustadz dipikir saya takut."

Padahal aslinya memang dia agak takut sih dengan ustadz Yoongi. Tapi sepertinya kali ini ustadz Yoongi tidak mau berlaku keras pada santri yang semacam Beomgyu. Beomgyu itu sudah keras, tidak bisa diluruskan dengan omelan seperti santri lain yang akan menurut setelah ditegur satu dua kali.

Mahar 30 Juz series - Beomtae ✔ [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang