16.Saingan

2K 384 46
                                    

"Boleh nyontek lirik gak, Tad?" Tanya Beomgyu saat latihan marawis.

"Yaudah nanti liriknya taroh di tengah kalian berdua aja, kalau kamu atau Kamal lupa bisa nyontek."

Helaan nafas lega dari Beomgyu mendapat senyuman geli dari ustadz Hoseok. Kenapa coba anak itu takut sekali melakukan kesalahan, padahal bukan lomba. Mereka hanya tampil saja.

Sudah H-1 tapi Beomgyu kadang masih ragu dengan kemampuannya. Ya gimana ya, baru pertama kali dia menjadi vokalis marawis dan tampil didepan banyak orang. Mana nanti keluarganya nonton lagi, Beomgyu malu lah kalau salah.

Beomgyu benar-benar takut salah karena tak mau membuat malu kok. Bukan karena takut salah didepan Taehyun. Meskipun ada sih sedikit perasaan seperti itu, tapi cuma sedikit ya.

"Besok pagi kita langsung kumpul disini setelah sholat subuh. Saya ada beliin baju gamis buat kalian biar nanti sama semua."

"Alhamdulillah... Makasih ustadz."

"Sama-sama. Sekarang kalian istirahat dulu aja, Kamal sama Beomgyu dijaga suaranya ya." Ucap ustadz Hoseok yang tersenyum cerah secerah matahari.

"Insyaallah ustadz."

🐻🐿️

"Besok ajakin Hyunjin kesini ya?" Pinta Beomgyu penuh harap pada Mamanya lewat telfon pondok.

'Kenapa gak kamu aja yang telfon dia, Gyu?'

"Dia marah sama Gyu, Ma. Bujukin ya?"

Dari tempatnya Beomgyu bisa mendengar helaan nafas dari Mamanya diseberang sana.

'Yaudah iya, besok Mama jemput dia dari sekolah aja biar dia mau.'

"Makasih Mama."

'Sama-sama, sayang. Ada nitip yang lain lagi?'

"Mie yang kemarin udah habis, sama sabun cuci muka Gyu habis."

'kamu makan mie terus disana? Gak sehat sayang. Mama memang beliin buat kamu ngemil tapi jangan banyak-banyak.'

"Beomgyu gak makan sendiri, Ma. Sama teman-teman Beomgyu disini juga."

'Oohhh gak apa-apa kalau gitu. Nanti Mama suruh mbak Yewon beliin.'

"Yaudah kalau gitu Gyu tutup ya, mau bantuin yang lain beres-beres buat acara besok. Assalamualaikum."

'Waalaikum salam, anak Mama.'

Dengan senyum mengambang, Beomgyu meletakkan telfon pondok kembali pada tempatnya. Senyumnya yang terlihat sangat bahagia membuat ustadz Taehyung yang menjaga ruang TU ikut tersenyum.

Meskipun ustadz Taehyung selama ini cuma diam dipojokan, tapi dia tau bagaimana perubahan cara bicara Beomgyu pada keluarganya dari baru datang sampai sekarang.

Bagaimana Beomgyu minta maaf pada keluarganya begitu pula sebaliknya, sampai sekarang anak itu tidak lagi merasa dibedakan dengan Kakak-kakaknya meskipun harus tinggal di asrama.

"Ustadz kenapa lihat saya begitu?" Tanya Beomgyu keheranan karena Ustadz Taehyung menatapnya dengan senyum bangga.

"Ah, enggak apapa. Saya cuma ikut senang karena kamu dan keluarga kamu bisa saling mengerti satu sama lain. Maaf kalau saya terkesan menguping pembicaraan kalian."

Alis Beomgyu menyerit dengan mata sedikit membola. Ah, benar juga ya setiap keluarganya berkunjung selalu ada ustadz Taehyung dipojok ruangan. Kelihatannya sih hanya diam saja, tapi lelaki itu pasti mendengar pembicaraan mereka.

"Teman kamu yang marah waktu itu, bagimana?" Tanya ustadz Taehyung dengan nada perhatian.

"Masih marah."

"Kamu sabar aja, dia cuma emosi waktu itu. Dari yang saya dengar dari pembicaraan kalian dia cuma gak mau kehilangan sahabatnya."

Kalau begini Beomgyu jadi tidak bisa untuk berpikiran negatif lagi pada si ustadz. Meskipun saingannya, tapi ustadz ini baik sekali.

Jay juga baik sih, tapi Beomgyu tidak suka saja karena kemungkinan Jay dan Taehyun punya hubungan lebih itu sangat memungkinkan. Beda dengan Ustadz Taehyung yang sudah ditolak.

Tapi, kok bisa ya ustadz sebaik dan setampan beliau ini ditolak Taehyun?

"Maaf lancang ustadz, emang bener ya ustadz pernah ngelamar santriwati yang namanya Taehyun."

Ustadz Taehyung menelengkan kepala dengan senyum tipis. Haduh, Beomgyu jadi ingin menampar bibirnya sendiri karena sudah bertanya selancang itu.

"Ah berita itu. Sebenarnya saya baru minta izin sama ustadz Namjoon. Belum tanya Taehyunnya langsung. Katanya gak boleh dulu karena saya lamar dia itu pas dia masih umur 15 tahun. Gak tau kalau sekarang."

Gak tau kalau sekarang?

Berarti mau dilamar lagi dong?

"Kenapa ustadz suka sama santriwati? Kan banyak ustadzah disini? Kenapa gak cari ustadzah aja?"

"Kenapa kamu tanya begitu? Kamu suka juga ya sama Taehyun?"

Deg.

Mendengar pertanyaan yang tiba-tiba itu Beomgyu terdiam seketika. Ustadz Taehyung yang sudah tau jawabannya dari gelagat Beomgyu hanya tersenyum tipis menanggapi.

Tidak terkejut atau marah juga. Lagipula lelaki mana sih yang bisa menolak untuk menyukai seorang Taehyun Fajira Maryam? Sudah cantik, sholehah, baik hati, sopan, pintar lagi. Sangat mendefinisikan bidadari surga yang turun dari langit.

"Gak usah tegang begitu. Wajar kok kalau kamu suka juga sama dia. Kita bersaing secara sehat aja ya?"

Bersaing secara sehat katanya? Hati Beomgyu yang tidak sehat kalau lawannya modelan ustadz Taehyung begini.

16 Ramadhan 1442 Hijriyah

Mahar 30 Juz series - Beomtae ✔ [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang