Buat kalian yang udah baik hati mengikuti cerita ini dan memberikan dukungan berupa vote & komen, nih ku kasih bonus. Diterima ya:))
Tolong, yang uwufobia menyingkir dulu ya.. takutnya merasa panas tiada terkira dan hidup menjadi tak tenang
..
.
Dani mengajak Arin ke Bali untuk honeymoon setelah dua bulan mereka menikah. Kali ini mereka menginap di hotel yang menghadap langsung ke arah Pantai Pandawa. Dari kamarnya yang jendelanya terbuka lebar, Dani dapat melihat deburan ombak yang saling berkejaran. Aroma asin dari angin yang berhembus kencang membuat suasana menjadi segar di kala matahari mulai meninggi.
Hari ini, tepat tiga hari mereka berada di Pulau Dewata dari total lima hari yang mereka rencanakan. Dani mengambil jatah cutinya khusus untuk mengajak Arin bulan madu. Dua hari lalu mereka telah menyusuri Kuta. Baru semalam mereka tiba di Pantai Pandawa. Hari ini rencanya mereka aka bersepeda menyusuri jalanan di sekitar pantai.
"Sayang? Ayo bangun!" Dani membangunkan Arin yang kembali terlelap selepas menunaikan ibadah shalat subuh.
Arin menggeliat kecil, lalu membuka matanya perlahan.
"Ayo dong, bangun. Masa jauh-jauh ke sini kamunya cuma tidur aja?"
Arin melempar bantal ke wajah Dani dengan kesal. "Yang bikin aku nggak tidur semaleman siapa!?"
Tawa Dani membahana menyertai Arin yang bersusah payah bangun. Arin mencoba berdiri namun terjatuh lagi ke ranjang.
"Kaki aku lemes banget. Gara-gara kamu!" omel Arin pada Dani yang tanpa merasa bersalah kembali tertawa.
"Bodo amat, aku mau tidur lagi!" Arin yang kesal kembali merebahkan diri dan memejamkan matanya. Semenit berlalu Arin merasa tubuhnya melayang.
"Kalau lemes, bilang sama aku. Aku gendong kamu kemana-mana," Dani berbisik mesra di pipi Arin. Dikecupnya pipi sang istri berulang kali.
"Yang ada makin lemes akunya kalau minta gendong sama kamu. Nggak yakin kamu bawa aku kemana-mana, paling ujung-ujungnya kasur lagi tujuannya," sarkas Arin.
"Kamu tahu banget soal aku, jadi makin sayang." Dani memutar balikkan tubuhnya.
"Eh, ngapain balik?" Arin panik.
"Menuju tujuanku," jawab Dani sebelum menjatuhkan tubuh mereka berdua di ranjang.
<><><>
Arin menunggu Dani yang tengah membeli air kelapa muda sembari duduk di atas pasir, memandangi lautan luas di depannya. Refleks tangannya mengelus perutnya yang masih rata.
Ya, Arin tengah mengandung dengan usia kehamilan baru lima minggu. Hal ini baru mereka ketahui barusan. Setelah kegiatan panas mereka di siang terik, Arin yang baru selesai mandi mendadak muntah hebat. Dengan panik Dani membawa Arin ke klinik dokter terdekat. Dokter umum yang mereka datangi lantas merujuk mereka ke rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan dengan dokter spesialis. Arin dan Dani sama sekali tak menyangka, dokter spesialis yang dimaksud ialah spesialis kandungan.
Dari hasil pemeriksaan itu, diketahui Arin tengah hamil lima minggu jika dihitung dari HPHT. Dan reaksi muntah tadi adalah hal wajar. Namun, dokter mengingatkan pada Dani agar tak membuat Arin telalu lelah dalam tanda kutip. Mengingat usia kehamilan Arin yang masih sangat muda.
KAMU SEDANG MEMBACA
A L O N E
General FictionKenangan itu terus mengalun mengiringi setiap langkahnya, seolah tak menginginkan dirinya lupa barang sedikit pun. Kenangan yang terus menggerogoti hidupnya Abadi Arinta Puspita-single now