"Tadi ditanyain apa aja Ri?"
Aria berhenti sejenak dari kegiatannya membereskan buku, "Ya gitu. Gimana keadaan pas kita masuk, jam berapa kira-kira pas kita masuk." setelah menjawab pertanyaan Sunwoo di depannya ia melanjutkan aktivitasnya lagi.
"Seungmin main pulang aja, bukunya masih di gue nih." pemuda di depan Aria itu berucap setelah mengedarkan pandangannya dan tak menemukan tas Seungmin di kursinya.
"Taro aja di kolong mejanya."
"Nanti udah nyampe rumah pasti dia sadar bukunya masih di gue, terus telpon gue, terus kalo gue bilang bukunya di kolong meja yang ada gue dimarahin."
"Ya udah bawa aja."
"Ya emang niatnya gitu, tadi cuman ngomong doang." ucap Sunwoo seraya memasukkan buku tulis Seungmin ke dalam tasnya, yang habis dipakainya untuk menyalin catatan.
Masih ada beberapa tas di kelas. Tidak semua anak langsung pulang ketika mendengar pengumuman bahwa mereka dipulangkan lebih cepat karena kasus misterius yang terjadi di sekolah mereka.
Dan sepertinya dua murid yang tengah membereskan alat tulis masing-masing ini akan menjadi murid kesekian yang memutuskan untuk langsung pulang ke rumah.
Drrrk.
Sunwoo menutup pintu rapat-rapat sebelum akhirnya menyetarakan langkah dengan gadis Hwang yang kini berada di sisinya.
"Yang lain kemana sih?"
"Yang lain maksudnya?" kernyitan halus nampak di dahi cowok kelahiran tahun dua ribu tersebut,
"Jeno, Jina... Hyunjin, Jisung." dengan pandangan yang terarah ke ujung sepatu sendiri, Aria menyebutkan nama teman-teman karibnya yang sejak pengumuman pulang lebih awal dikumandangkan tak terlihat lagi batang hidungnya.
"Ooh, main voli katanya." setelah tuturannya selesai, pemuda bermarga Kim itu menoleh pada Aria. Gadis itu masih setia menatapi ujung sepatunya seraya melangkah, nampak sedikit lunglai, mungkin masih membayangkan kejadian tadi.
"Mau mampir dulu ga pas pulang nanti?" ia tiba-tiba bertanya, membuat si gadis mendongak.
"Kemana?"
"Kemana aja, biar mood lo balik."
"Nope, thanks." gadis itu kembali menunduk, ia hanya ingin cepat-cepat pulang dan membenamkan diri dalam selimut tebalnya.
"Ayolah, lo diem tuh kayak ada yang kurang. Nanti Hyunjin ngomelin siapa kalo bukan lo yang bawel? Ayo, gue traktir deh, lo mau apa." ucap Sunwoo masih berusaha, mengingatkan tentang Hyunjin yang sering marah-marah karena Aria yang sulit untuk berhenti bicara, dan membujuknya dengan iming-iming traktiran.
Dan kalimat itu berhasil membuat Aria berhenti melangkah, "Ice cream?"
"Ya."
"Strawberry?"
"Ya."
"Three scoop?"
Sunwoo terkekeh, "Boleh."
Dan jawaban itu membuat si gadis mengangguk kecil, "Oke."
Sesampainya di tangga, "Eh? Seungmin!" Sunwoo yang tidak sengaja menoleh menangkap Seungmin sedang berjalan santai, membuatnya reflek meneriakkan nama cowok itu.
"Mana Seungmin?" tanya Aria yang sudah menuruni beberapa anak tangga,
"Itu kesana, bentar." ucap Sunwoo menarik kembali satu kakinya yang sudah menjejak anak tangga, dan mengejar Seungmin dengan langkah cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Among Us | 00 Line
Fanfiction❛❛Bertahanlah, kalian akan dapat sambutan meriah. ...Anggaplah mereka sebagai tantangan dalam permainan ini.❜❜ ©polcrfcx, 2021, revised edition