VII · Étoimos

156 47 3
                                    

Tap. Tap.

"Huh, nyampe juga kita."

Brrm..
Suara bus yang menjauh menjadi suara bising terakhir yang mereka dengar.

"Untung masih sempet naik jadwal terakhir."

"Ih sepi banget.."

"Hampir lima puluh menit perjalanan kita.. mana malem banget."

"Dingin juga."

"Eh belum nyampe, ges. Di gpsnya kita harus jalan sekitar tiga menit buat sampe ke perpusnya."

"Duh ini gila sih kita abis berapa ongkos coba."

"Banyak pokoknya."

"Dan tiba-tiba alamatnya diganti."

"Dan tiba-tiba juga ini cuma prank."

"Gue lebih berharap ini prank sih.."

"Ya udah lah ya, anggap kita liburan aja~"

"Duh tiba-tiba gue merinding."

"Mulai deh Jeno!"

"Ih beneran banyak loh."

"Diem! Diem! Diem! Gue ngga denger pokoknya!"

"Lah tuli dong."

"Banyak apanya Jina?"

"Ih ga usah dilanjut!"

"Lah katanya ga denger, gimana sih.."

"Ya kan gue punya kuping!"

"Kok gue telinga.. Ih lo alien ya?"

"Ayo kalian ribut, saya suka."

"Orang cuma banyak angin kenapa pada heboh sih.."

"..udahlah ayo jalan keburu makin malem!"

Tap.

Tap.

Tap.

Mereka berjalan beriringan di trotoar tanpa bicara apa-apa, beberapa kendaraan sesekali lewat melaju cepat membelah jalan sunyi malam itu.

"Makan kuy, laper." ucap Haechan seraya menunjuk sebuah kedai yang dibangun dari tenda berwarna oranye khas kedai pinggir jalan. Lampunya masih menyala terang, dan papan berdiri di depannya masih menunjukkan tulisan 'buka'.

"Yaelah, Chan, lo mah laper mulu."

"Aktivitas malem tuh bikin laper!"

"Nah iya kan, Jina." Haechan mengangkat telapak tangannya ke arah Jina. Sementara Jina hanya melirik telapak Haechan tanpa mau menyambutnya, membuat cowok itu menurunkan tangan dengan ekspresi malas.

"Nanti aja sih, cari supermarket atau minimarket gitu." sangkal Jeno dengan tetap berjalan.

"Emang kenapa?"

"Kedai kayak gitu malem-malem gini isinya karyawan kantor semua, belom lagi pada mabok." mendengar usulan Sunwoo, mereka membulatkan mulut.

"Kok lo tau, lo pernah ya."

"Ga gitu maksudnya." cowok itu menatap sebal Hyunjin yang bicara padanya.

"Emang pernah apa? Pernah ke kedai kayak gitu malem-malem maksudnya." Hyunjin terkikik melihat temannya merengut.

Tap.

Tap.

"Nak.."

Among Us | 00 LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang