"Dimana lagi Jen?" tanya Sunwoo seraya meletakkan sebuah buku ke atas meja penjaga perpustakaan begitu dirinya sampai.
"A Young Girl's Diary, Biografi 3, baris ke 6." jawaban Jeno atas pertanyaannya membuat cowok itu kembali beranjak untuk menelusuri jajaran rak buku di perpustakaan tersebut.
"Cape banget muter-muter di bawah, taunya ada di atas." setelah Sunwoo pergi, muncul Hyunjin dengan sebuah buku di tangannya.
Ia meletakkan bukunya di atas tumpukan beberapa buku yang sedang mereka kumpulkan, kemudian bergabung dengan Si Kembar di balik meja penjaga perpustakaan.
"Masih banyak emang?"
"Ngga sih, ini udah dicari semua sama kalian." jawab Jina kemudian menghela napas mendudukkan dirinya dengan keras di sebuah kursi.
Ada dua kursi di balik meja tersebut, maka dari itu Hyunjin mendudukkan dirinya di lantai, bersandar pada dinding.
Pemuda itu menoleh, menatap pintu utama perpustakaan serta barang-barang besar dan berantakan yang menghalanginya. Kemudian netranya beranjak menatap langit-langit perpustakaan yang sangat tinggi di atasnya.
"Ketemu." suara Jisung muncul dari depan meja, kemudian cowok itu bergabung dengan Hyunjin yang kini tengah menghela napas dengan tatapan tak lepas dari langit-langit perpustakaan.
"Siapa ya yang dendam sama kita?"
Pertanyaannya itu membuat ketiga insan lainnya menoleh, "Iya ya, emang bener kita punya salah sama dia?" jawab Jisung ikut menerawang.
"Masa sih, kita bikin salahnya kompakan gitu sekelas? Kapan deh?" Jina bergabung dalam obrolan.
"Ketemu!!! Akhirnyaaa!" suara nyaring Aria mengalihkan atensi mereka dari topik obrolan tentang si pembunuh.
"Lagi pada ngomongin apa?" ia bergabung dengan Hyunjin dan Jisung yang duduk di lantai.
"Katanya si pembunuh punya dendam sama kita, nah, siapa ini kira-kira." jawab Jisung menjelaskan topik obrolan yang baru saja mereka mulai.
"Oh iya! Gue mau ngomong lupa."
"Ngomong apaan?" suara Sunwoo muncul, lagi-lagi menginterupsi obrolan mereka. Buku dari pesan terakhir yang dikirimkan oleh si pembunuh berhasil ditemukannya dalam waktu singkat.
"Itu loh Nu, toserba yang di depan perpus."
"Oh..." cowok itu membulatkan mulut seraya ikut serta duduk di lantai.
"Toserba?"
"Iya, inget ga sebelum kita masuk lewat pintu belakang kita diskusi dulu di pintu depan? Nah di situ gue ngeliat ada toserba di depan perpus. Ya kan Nu?"
Sunwoo yang bersandar pada meja mengangguk, "Tadi kita sempet ngintip pas Shuhua buka pintu, terus ada toserba itu loh. Keadaannya sama persis, cuman gelap aja."
"Hm? Tapi udah jelas-jelas kita lagi ada di alam lain."
"Hah?"
Hyunjin, Jisung, Sunwoo serta Aria kompak mengernyitkan dahi ketika mendengar ucapan Jina, membuat gadis itu menghela napas, "Udah waktunya kita buat ngasih tau teori kita Jen."
"Ayo, sekalian bawa bukunya." si kembar bangkit dari kursi masing-masing, membuat teman-temannya ikut berdiri, kemudian mereka semua melangkah ke tengah-tengah perpustakaan dimana yang lainnya berkumpul.
Sesampainya di sana, "Teori apa?" suara Jisung membuat seluruh perhatian tertuju padanya.
"Hah apaan? Tiba-tiba ngomongin teori?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Among Us | 00 Line
Fanfiction❛❛Bertahanlah, kalian akan dapat sambutan meriah. ...Anggaplah mereka sebagai tantangan dalam permainan ini.❜❜ ©polcrfcx, 2021, revised edition