XII · Archízoun

115 31 1
                                    

"Maaf."

"Sama, maaf juga ya."

"Aww... You guys are-"

"Eh, temenin ke toilet yuk." setelah menyaksikan momen berbaikan antar teman-temannya, Chaewon berucap kepada Shuhua di sebelahnya.

"Ih gila, lo ga takut? Kita ini lagi ada di alam lain, kalo ada setan gimana?"

"Ya kalo gue ga takut mah gue ga minta temenin lo. Pleaseee... kalo lo ga mau ikut masuk lo nunggu di luar ajaa."

"Hhh, ya udah cepetan ya." jawab Shuhua mengiyakan permintaan Chaewon.

"Eh Lia gue ke toilet dulu ya." ia bangkit dari lantai dengan Chaewon yang telah berdiri lebih dulu.

"Hm? Eh serius? Ya udah sana deh, be careful."

Tap. Tap. Tap.

"Ih serem juga ya ini tempat." ucap Chaewon mengedarkan pandangan menelusuri lorong menuju toilet perempuan.

"Sst! Diem! Kalo lo ngomong gitu ntar beneran jadi serem!"

"Huu penakuutt!"

"Berisik ah." Shuhua merengut.

"Gue tunggu di samping pintu nih ya, buruan." lanjutnya seraya mengambil ponsel dari saku dan memainkannya.

"Iya bawel, duh kebelet banget."

Cklek.

Krieet..

"Aaa.."

Chaewon terkesiap, sebuah bayangan hitam menyambut kedua netra kala dirinya membuka salah satu bilik toilet.

"AAAAAAAAAA!" ia melangkah mundur dengan tergesa, hingga punggungnya menyentuh dinding wastafel dan Chaewon sadar bahwa tak ada jalan keluar lain selain pintu keluar.

Grab!

Terlambat untuk berlari keluar, bayangan itu lebih dulu mencengkram kepala Chaewon dengan kuat, dan membalikkan tubuh Chaewon menghadap wastafel.

"S-SHUHUAAA-"

Dug! Dug! Dug!

Panggilannya atas nama Shuhua terpotong kala kepalanya dibenturkan ke atas wastafel berkali-kali.

"Chaewon lo kenapa-"

Bruk.

Shuhua jatuh terduduk melihat sebuah bayangan hitam yang tak terlalu jelas bentuknya tengah mencengkram kepala Chaewon dan membenturkannya berkali-kali ke atas wastafel.

Bayangan itu menoleh ke arahnya dengan tatapan tajam, sebelum akhirnya menghilang bagaikan abu ditiup angin.

Membuat tubuh Chaewon jatuh terduduk. Darah tak berhenti mengucur deras dari kepalanya. Matanya terbuka lebar, namun napasnya berhenti.

"C-chaewon.... Chaewon!" Shuhua menghampiri tubuh Chaewon.

Ia melepas jaketnya, dengan tubuh gemetar dirinya berusaha memangku Chaewon dan menutup pendarahan di kepala Chaewon dengan jaketnya. Tak lupa ia mengecek denyut nadi di leher Chaewon.

Ingatan saat praktek pertolongan pertama di sekolah muncul, dan Shuhua langsung melakukannya.

Namun sia-sia saja, air matanya mengalir lebih deras ketika menyadari Chaewon sudah tak bernyawa lagi.

Among Us | 00 LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang