4 - Sayap Pelindung

47 15 0
                                    

Ghassani dan Teo terduduk di tepi kolam dengan keadaan basah kuyup.

"Dingin, kan?" Teo memecah keheningan.

"Tentu saja."

Keduanya canggung. Tak ada lagi yang  mengeluarkan sepatah kata pun setelah itu. Namun setelah beberapa saat menahan kedinginan, Teo lalu mengulurkan tangannya dan berkata,
"Ayo masuk ke dalam."

Ghassani pun menerima uluran tangannya. Namun setelah berdiri, Teo melepas tangan Ghassani.

***

Beberapa pelayan kalang kabut mencari handuk kala melihat dua anak muda yang masuk istana dengan keadaan basah kuyup.

Teo memandang Ghassani. Ghassani kembali menatap Teo, namun kemudian ia mengalihkan pandangannya dan berjalan masuk dengan meminta bantuan pelayan untuk menuntunnya menuju kamar.

***

Mama terkejut melihat putranya yang basah kuyup.

"Kenapa kau basah begini, nak?"

"Putri jatuh ke dalam kolam air mancur di taman, ma."

"Kau menolongnya?"

"Tidak. Dia berhasil keluar sendiri. Dia bisa berenang."

"Tapi putri kan takut melihat air yang dalam. Dia juga tidak bisa ber--"

"Teo ganti baju dulu, ma."

Tak lama, seorang pelayan memanggil mama.

"Nyonya Melisa, Putri ingin bertemu dengan anda."

Melisa, yang tak lain adalah mama, segera menjawab, "Iya, saya kesana." Lalu berjalan setengah berlari menuju kamar Ghassani.

***

Teo merebahkan diri di atas kasurnya. Ia mulai berpikir.

'Ghassani itu takut melihat air yang dalam. Dia juga tidak bisa berenang sebelumnya karena melihat kolam saja dia sudah ketakutan setengah mati. Lalu kenapa sekarang kelihatannya dia senang melihat kolam?  Aaaa tidak! Dia senang melihat air mancurnya tentu saja.'

Teo kemudian menggulingkan tubuhnya ke sebelah kanan, sambil memeluk gulingnya. Ia kembali berpikir,

'O iya. Dia kan hilang ingatan. Mungkin dia tidak ingat pernah takut pada kolam, danau dan semacamnya. Dan berenang... Pasti karena situasi darurat dia jadi mendadak bisa berenang. Banyak juga kasus seperti itu, kan? Kau ini berpikir terlalu jauh, Teo! Haha.'

Perlahan, pria overthinking itu menutup matanya.

***

Sementara itu, Ghassani hendak bertanya sesuatu pada Melisa. Ketika ia hendak membuka mulutnya, ayah dan ibunya serta Zayyan dan Danita tiba-tiba muncul.

Zayyan segera memeluk adiknya.
"Kau baik-baik saja, kan? Telingamu tidak kemasukan air? Kau tidak tersedak air kolam? Kau tidak..."

"Tidak apa-apa, kak. Aku baik-baik saja." Potong Ghassani setengah gugup. Bagaimana tidak? Pria ini tanpa izin memeluknya. Terlebih Ghassani tidak pernah bertemu dengan orang super tampan ini sebelumnya.

"Baguslah jika kau baik-baik saja." Ujar ibunya merasa tenang.

"Sepertinya kau banyak berubah setelah kecelakaan itu, ya." Timpal ayah.

"Iya. Padahal sebelumnya kak Ghassani takut pada air dalam seperti itu. Karena takut, kakak bahkan tidak bisa berenang." Lanjut Danita.

"Aku? Takut air yang dalam? Tidak bisa berenang?" Tanya Ghassani terheran-heran sambil menunjuk dirinya sendiri. Semua yang ada disana mengangguk.

"Boleh aku tau kenapa aku bisa begitu?"

Semua termenung tanpa jawaban. Saling pandang satu sama lain, enggan memberi pernyataan.

"Akan lebih baik jika kau tidak mengetahuinya sama sekali, putri. Putri pasti kedinginan, kan? Ayo pakai selimutnya lalu tidur. " Kata Melisa memecah situasi.

Ghassani berkata dalam hatinya,
'Benar. Tidak seharusnya aku tau. Lagipula itu bukan masa laluku yang sesungguhnya.'

Ghassani kemudian mengangguk, lalu membaringkan tubuhnya. Melisa melebarkan selimut, kemudian menutupi tubuh Ghassani. Wanita itu kemudian membungkukkan kepalanya, dan permisi keluar.

"Kami juga keluar, ya." Ucap ibu, sang ratu. Kemudian raja pun berkata, "Tidur nyenyak, putriku."

Raja dan ratu pun keluar dari kamar itu bersama Zayyan dan Danita. Terlebih dahulu keempatnya memeluk dan mencium kening Ghassani,  baru kemudian keluar, meninggalkan Ghassani seorang diri di kamarnya.

Perlahan, Ghassani mulai menutup mata dan tertidur.

***

Flashback On

Seorang putri kecil berusia kurang lebih 10 tahun, tengah berpiknik di kebun bersama pengasuhnya serta saudari dan temannya.

"Teo! Ayo kejar aku!" Teo kecil kemudian berlari mengejar sang putri. Ghassani si putri kecil berlari sangat cepat sehingga Teo tak kuasa mengejarnya.

"Putri! Kau terlalu cepat! Aku tidak bisa mengejarmu!" Teriak Teo.

"Ayo kita tangkap kakak bersama!" Ucap Danita yang saat itu berusia 8 tahun, sembari berlari menghampiri Teo.

"Memang kau bisa mengejar dia? Kau kan masih kecil."

Tiba-tiba...

DOR! DOR! DOR!

Terdengar suara tembakan beberapa kali.

Ghassani terpaku. Gadis kecil itu telah menyaksikan pembunuhan. Seluruh tubuhnya gemetar. Sang pembunuh yang mengenakan jubah hitam kemudian menendang korbannya berkali-kali. Korban penembakan tersebut terguling-guling, kemudian terjatuh ke dalam danau. Danau itu pun kini berubah merah karena darah.

Korban tersebut adalah penjaga istana yang sedang mengawasi sang putri, Ghassani. Kemudian penjaga lainnya hendak menyerang sang makhluk berjubah hitam tersebut, namun kemudian semuanya tertembak. Ghassani yang bersembunyi di balik pohon besar itu pun menangis. Mendengar suara tangisan, makhluk berjubah itu pun membalikkan badan. Tangis Ghassani semakin menjadi kala melihat wujudnya yang bertubuh manusia namun berkepala penyu.

Manusia berkepala penyu itu pun membidik pistolnya menuju Ghassani. Tiba-tiba seorang pria remaja melompat dari atas pohon tempat persembunyian Ghassani. Dia memeluk Ghassani. Tanah bagian bawah sang putri kemudian bergetar lalu membentuk sebuah lubang besar. Ghassani terjatuh ke dalamnya bersama pria itu. Manusia penyu pun berlari. Namun sampai disana, tanah yang dipijak Ghassani tadi tiba-tiba saja kembali seperti semula tanpa adanya celah sedikit pun.

***

"Aaaaa!" Ghassani masuk ke dalam lubang itu. Sampai di dasar lubang, tubuh Ghassani mengapung, terhindar dari benturan batu yang berada tepat di hadapannya. Ghassani memandang pria yang berhasil menyelamatkannya 2 kali.

Sang pria menatap gadis kecil itu sambil memamerkan senyum indahnya. Pria itu sangat imut dan tampan secara bersamaan. Sayapnya yang indah membentang lebar, bersinar di dalam tanah yang gelap.


***


Siapa sayap pelindung itu? Bisa tebak?

Jangan lupa tinggalkan jejak ya ^_^

- MY UNIVERSE -

My UniverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang