11 - Atraksi Pramusaji

20 9 1
                                    

"Gita?" Absen Bu Tania.

"Izin, bu." Jawab Delmar.

Bu Tania lantas melanjutkan kegiatan absensinya sampai siswa di nomor terakhir.

***

Saat ini, Ghassani tengah mengantri makan siang di kantin sekolah.

"Wah strawberry cake!" Teriak Kyra antusias. Ghassani menggelengkan kepalanya melihat tingkah Kyra yang tampaknya sangat menyukai strawberry, kemudian ikut megambil kue strawberry yang sama.

"Apa ini? Kau tidak makan strawberry, kan?" Tanya Kyra.

"Begitukah?" Di tempat asalnya dulu Ghassani menyukai segala macam olahan buah. Dan saat ini kue strawberry itu terlihat menggiurkan. Ghassani segera menjawab,

"Tapi kelihatannya itu enak. Sepertinya aku yang dulu sangat membosankan. Kurang mengeksplorasi kuliner. Aku akan memperbaikinya sekarang."

Ghassani hendak mengambil kue itu. Namun sebuah tangan tiba-tiba menahannya.

"Kau alergi strawberry." Ghassani lantas mengurungkan niatnya, kemudian melihat tangan siapa yang barusan mencekalnya. Dan tangan itu milik Teo.

"Kau daritadi di belakangku?"

"Hm... Kau tidak menyadarinya?"

"Tidak. Aku hanya fokus melihat makanannya."

"Kau sangat lapar rupanya, sampai tidak memperhatikan sekitarmu."

Teo dan Ghassani mengobrol singkat sambil mengambil beberapa makanan.

"Kita duduk disana, yuk! Cuacanya sangat panas hari ini." Ajak Kyra pada Ghassani menunjuk sebuah meja yang berada sangat dekat dengan AC. Ghassani mengangguk dan berjalan berdampingan dengan Kyra menuju meja itu.

Ghassani dan Kyra menyantap makan siang sambil sesekali menertawakan obrolan mereka. Meski Ghassani tampak masih malu-malu, namun kelihatannya Kyra sangat bahagia bersamanya. Jadi ia sebisa mungkin tidak mengabaikan Kyra sedetik pun.

Hingga tiba Kyra mengganti topik pembicaraan mereka.

"Ghassani. Apa kau ingat? Setiap hari kau selalu berusaha mengejar Delmar."

"Memang kenapa? Apa dia selalu berlari, jadi aku harus mengejarnya setiap hari?" Jawab Ghassani sedikit terkekeh lalu menyuapkan sesendok nasi goreng ke mulutnya.

"Tidak. Kau bilang Delmar adalah paman perimu. Jadi kau ingin balas budi. Tapi kau malah terobsesi padanya."

"Darimana kau tau?"

"Tentu saja aku tau. Aku ini sahabatmu juga. Kau pikir sahabatmu itu hanya Teo, heuh?"

"Apa Teo mengetahuinya juga?"

"Benar. Bahkan Teo tau lebih dulu bahwa kau menyukai Delmar daripada aku. Biasanya saat makan siang seperti ini kau selalu mencari dulu Delmar untuk duduk dekat dengannya."

"Aku?"

Kyra mengangguk.

'Kau sangat bodoh, tuan putri. Apa kau tidak menyadari bahwa Teo terlihat sangat menyukaimu? Dan kau malah menyukai pria lain? Kau bahkan menceritakannya pada Teo? Terlebih Teo dan Delmar kelihatannya juga berteman baik. Ckck, Teo yang malang.'
Ungkap kata hati Ghassani.

Tapi tidak ada yang salah tentang hal ini. Perasaan seseorang memang tidak dapat ditebak. Seperti halnya tuan putri. Berniat sekedar balas budi namun menjadi obsesi. Jika dipikir lagi, laki-laki bernama Delmar itu memang sangat mirip dengan paman peri itu. Apakah mereka orang yang sama? Ataukah hanya kebetulan semata?

My UniverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang