16 - Masa Lalu ke Masa Lalu

15 7 2
                                    

Ghassani terus mengikuti kemanapun Davin pergi. Kini Paman Peri tak lagi muncul. Ia benar-benar menghilang semenjak Ghassani dan Davin masuk kedalam tempat mengerikan itu. Ataukah mungkin Paman Peri tidak ingin melihat kematian ayahnya untuk yang ke dua kalinya? Benar. Sepertinya begitu.

Rupanya bangunan yang berada jauh dari hiruk-pikuk kota itu adalah tempat eksekusi mati tahanan kerajaan. Sekitar 1 kilometer dari tempat eksekusi adalah penjara kerajaan.

"Apa yang diperbuat ayah Paman Peri sampai di eksekusi mati?" Kira-kira begitulah pertanyaan yang terus melintas di benak Ghassani sepanjang pembuntutannya.

***

DOR! DOR!

Terdengar suara beberapa tembakan dari arah belakang. Davin berlari dan lekas bersembunyi saat menemukan satu bagian tembok yang bercelah.

Ghassani masih mengikuti Davin namun ia tidak ikut bersembunyi. Ini dunia masa lalu. Jadi Ghassani pasti aman. Selain itu dia juga ingin tahu asal suara tembakan itu.

Suara derap langkah berat perlahan mendekat. Semakin kuat, semakin kuat.

"Hah!?" Ghassani membungkam mulutnya. Ia benar-benar tercengang dengan apa yang dilihatnya.

Manusia penyu itu...
Benar! Itu manusia penyu yang Ghassani lihat di masa lalu tuan putri waktu itu.

"Green Tea?!" Ucap Davin pelan.

"Green Tea?" Ghassani sungguh bingung. Green Tea? Teh hijau? Atau jangan-jangan nama manusia penyu itu... Green Tea? Yang benar saja!

Mungkin memang benar. Manusia penyu itu memang bernama Green Tea. Sepertinya ia mendengar namanya dipanggil. Manusia penyu itu melihat kanan-kirinya. Davin lalu keluar dari tempatnya sembunyi.

"Green Tea, sedang apa kau?!"

"Wajah terdeteksi." Ucap Green Tea dengan nada robot menatap Davin. Davin memeluk Green Tea, seakan ia merasa sangat terpukul dengan keadaan Green Tea.

"Apa yang David lakukan padamu? Apa yang ada di perutmu itu? Bom?!"

Green Tea menganggukkan kepalanya. Jadi sebenarnya manusia penyu itu bukan makhluk jahat? Ia tampak jinak di hadapan Davin.

Ghassani melangkahkan kakinya, lalu tiba-tiba sinar yang sangat menyilaukan membuatnya tak dapat membuka mata. Tak lama, cahaya itu menghilang. Ghassani perlahan membuka matanya. Dia berada di sebuah rumah sakit sekarang.

***

Ghassani melihat seorang pria di hadapannya. Ia tengah duduk dengan posisi seperti mengkhawatirkan sesuatu. Banyak orang berlalu lalang disana. Namun entah mengapa pria itu tampak lebih bersinar dari yang lain, seakan menyuruh Ghassani untuk memperhatikannya.

Ruang Bersalin.

Pria itu terduduk di kursi di samping ruang bersalin. Ghassani langsung bisa menebak. Pria itu pasti sedang menunggu istrinya melahirkan. Kemudian, seorang dokter keluar dari ruangan itu.

"Selamat ya, pak. Anak bapak kembar 3."

"Ke--kembar 3, dok?"

"Iya. Ketiganya selamat tanpa ada cacat fisik. Tapi..."

"Tapi kenapa?"

"Istri anda..."

"Istri saya? Dia baik-baik saja, kan, dok?"

My UniverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang