Chapter 4 (REVISI)

40.3K 5.5K 153
                                    

Mohon koreksinya kalau ada typo atau tataan bahasa yang salah.

Thanks for support and love, enjoy the story.

Reminder: POV orang ketiga akan selalu menggunakan nama Joy, dan nama Calista hanya muncul pada dialog atau POV tokoh lainnya.

.

.

Saat tengah asik dengan Apel ditanganya, tanpa diduga Felix mencengkram wajah Joy dengan sebelah tangannya. Tentu perempuan itu meringis  merasakan cengkraman tangan Felix yang begitu kuat di wajahnya.

"Bagaimana kau tahu?" Joy mengernyit pada Felix, matanya birunya yang tajam benar-benar sangat menakutkan. Masih tak bergeming, Felix melepaskan cengkeramannya pada wajah Joy, itu membuat Joy mengusap pipinya yang terasa sakit.

"Beri tahu aku semuanya," ucap Felix dengan nada yang lebih lemah dari sebelumnya, meski begitu Joy paham laki-laki di depannya ini sedang menahan amarahnya. "Bisa, tapi tidak gratis." Ucapan Joy sontak membuat Felix menatap tidak percaya kearahnya. Joy sekarang terlihat memimpin permainan

"Baiklah, katakan." Felix mengalah kali ini.

"Aku mau mengambil alih semua aset keluargaku, termasuk mengambil alih bisnis papa."

Ayah Calista merupakan pembisnis di bidang yang sama seperti Felix, selain itu mamanya merupakan pembisnis di bidang properti. Selama ini Felix yang mengambil alih semua bisnis keluarganya Calista. "Hakmu hanya sebatas saham papa dan mama di perusahaa mu, selain itu semuanya adalah hakku."

Felix masih tidak bergeming, tangan yang bertengger di kedua pinggang nya itu seakan menantang balik Joy. "Ini akan adil, kau beri aset dan bisnis keluargaku dan aku akan memberikan semua informasi yang tidak pernah kamu tau."

"Seberapa banyak yang kamu tau?" tanya Felix, Joy tau orang ini tidak akan mudah memberikan aset dan bisnis keluarganya padanya. Tapi dia sudah mengetahui semua rahasia yang tidak di ketahui Felix dari novel yang ia baca. Setidaknya novel itu cukup membantu saat ini.

"Lebih dari yang kau pikirkan," jawab Joy. Keduanya saling bertatapan, untuk beberapa menit ruangan di isi dengan rasa hening.

"Baik, tapi pastikan infomasi yang kau berikan itu benar-benar membuatku pusa dengan begitu peluruku tak perlu menembus kepalamu."

Joy mengeluarkan seringainya seakan-akan meledek Felix. "Kalau kamu memang ingin aku mati, kenapa harus susah-susah membawaku ke rumah sakit? Kenapa tidak kamu kubur saja aku dalam keadaan sekarat atau kamu bisa membiarkan aku benar-benar mati tenggelam."

"Felix, dari awal harusnya kamu memberikan aku cinta seperti yang aku mau, dengan begitu aku pasti akan jadi sang~at berguna untukmu, tapi sayang kau menyia-nyiakan orang sepertiku."

"Ah dan satu lagi," lanjut Joy. Dirinya menuruni ranjang kamarnya, mencari sesuatu di ruang tersebut. Joy mencari kertas dan pena, di sela-sela mencarinya Joy mulai berbicara.

"Kerjasama ini akan berlangsung selama 6 bulan dan setelah itu mari kita bercerai," ucap Joy sambil mengambil pena dan kertas di bawah meja tamu.

Brakk

Felix menendang cabinet dengan keras, meski terkejut dengan tindakna Felix tapi Joy berusaha bersikap santai, bagi Joy menunjukkan kelemahan hanya akan membuat Felix makin menginjaknya. "Kau terlihat seperti orang gila Felix." Joy berjalan menuju sofa untuk menulis kontra antar keduanya. Namun  tiba-tiba Felix mendorong tubuh Joy ke tembok, membuat tiang infusnya terjatuh dan selang infusnya terlepas paksa. Felix mengunci pergerakkan Joy. "katakan sekali lagi apa yang kau mau jalang!" Teriak Felix tepat di depannya.

"Siapa yang kau sebut jalang itu ? dan kamu bertanya apa yang aku inginkan? Baiklah, akan ku katakan sekali lagi dan pasang telingamu baik-baik. Aku ingin aset dan bisnis keluargaku dan juga perceraian," Joy menatap Felix tanpa mengedipkan mata, sorot matanya sangat yakin dengan keputusan itu.

"Kau tidak akan pernah mendapatkannya," ucap Felix dengan nada marah yang tertahan.

"Felix, listen to me. Aku bisa membantumu mendapatkan apa yang kau mau selama ini. Pabrik senjata di Seberia, aku bisa menjadikan pabrik itu milikmu. Kau juga ingin tuan Yakasi ada di pihakmu bukan? Agar status pewaris keluarga Chaster tidak berpindah ke Alex,adikmu." Joy, dia menyeringai sambil menatap remeh pada Felix

"Listen closely, Queena Calista de Chester. I don't need your help, I never did. I can have anything I want. All I need from you is the information—give me that, and your parents' business will be yours."

"Jangan sandingkan nama de chester bersama dengan namaku, itu terdengar menjijikkan and  I'm not sure you can get that without my help. You'll be begging me for it in the end."

"Hentikan omong kosongmu, jalang!"

"Stop calling me a bitch! Don't you dare compare me to the sluts you've slept with!" balas Joy, ia kesal karena Felix terus memanggilnya jalang.

Joy yakin Felix tidak akan langsung menerima tapi yang pasti dia pasti akan kembali dan menyetujui hal itu, di novel sendiri tuan Yakasi memberikan tanda ketertarikan pada Alex sebagai rekan kerja yang bisa ia percaya, karna itu orang tua mereka yang awalnya berpikir untuk menjadikan Felix sebagai pewaris mulai ragu dan berpikir untuk menjadikan Alex sebagai pewaris.

"Pikirkan baik-baik Felix, kau bisa menemuiku kapan pun," ucap Joy sambil berjalan ke samping ranjang dan menekan tombol untuk memanggil perawat.

"I'm not going to divorce you, not ever Calista! Any cooperation or agreement between us will never happen as long as you bring up that point." ucap Felix yang bersamaan dengan perawat yang datang, Felix kemudian juga meninggalkan ruang itu. Dua perawat yang datang segera membantu Joy, ia juga sempat terkejut mendapati ruangan itu berantakan dan banyak bercak darah. Joy hanya diam tak bergeming, dia tidak memperdulikan raut khawatir dan pertanyaan dari perawat. Pikirannya memikirkan alasan yang paling tepat, mengapa Felix tak ingin bercerai denganya.

~~**~~

"Harusnya tidak seperti ini." Aku terus mengigit kuku ku, mataku terus menatap sekeliling dengan gelisah. Aku terus berpikir kalau Felix harusnya setuju dengan permintaan perceraian, He never loved Calista, so why won't he agree to the divorce? Kurasa aku juga sudah menawarkan hal yang seharusnya tidak mungkin dia tolak, aku benar-benar memiliki cara agar ia bisa mendapatkan apa yang ia mau tapi orang itu dengan sombongnya menolak bantuan dari ku. Aku membalikan badan saat ada seseorang mengetuk pintu, "Siapa kamu?" tanyaku pada sosok laki-laki yang baru saja masuk.

"Perkenalkan saya Samuel, Nyonya bisa panggil saya Sam. saya sekertaris pak Felix."

"Ada urusan apa?" Aku menyilangkan kedua tangan ku di depan dada. 

Cepat juga dia mendapatkan sekertaris baru

"Saya datang untuk memberikan surat pengalihan bisnis dan semua aset milik orang tua anda Nyonya."

Ucapannya barusan benar-benar membuatku membelalak tak percaya, hampir aku menjerit sangking terkejutnya, dia menyetujuinya!!!

"Nyonya, tuan Felix berkata jika anda berpikir pengalihan aset dan juga bisnis ini karena beliau setuju dengan perceraian yang anda ajukan, maka anda salah. Tuan Felix berkata bahwa pengalihan ini tidak ada sangkut pautnya dengan perceraian, jika anda setuju maka silahkan tanda tanganin beberapa berkas berikut" 

Samuel langsung membuka map yang berisi berkas-berkas yang harus aku tanda tangani

Sebenarnya apa yang kau mau Felix?

TBC

ANTAGONIST (DALAM REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang