Chapter 29 : Be an innocent girl

14.7K 2.1K 41
                                    

Mohon koreksinya kalau ada typo atau tataan bahasa yang salah.

Thanks for support and love, enjoy the story.

Reminder: POV orang ketiga akan selalu menggunakan nama Joy, dan nama Calista hanya muncul pada dialog atau POV tokoh lainnya.

.

.

Sosok laki-laki bermata biru itu keluar dari mobil sedan putih miliknya, di depannya ada sebuah  bangunan bergaya classic yang cukup besar dan mewah yang lebih cocok di sebut kastil.

Tempat ini jauh dari hiruk-pikuk manusia, lokasinya tepat di ujung kota Seberia.

Tidak ada penjaga di depan pintu masuk,hanya penjaga yang berdiri di depan gerbang masuk untuk menginformasikan lokasi parkir kendaraan dan mengecek apakah mereka adalah tamu undangan atau bukan.

Untuk masuk kedalam hanya bisa di akses dengan kartu khusus yang di kirim bersama dengan undangan acara. Felix menunggu Xion sebentar untuk memarkirkan mobilnya.

Karna ia hanya memiliki satu kartu, jadi jika Felix masuk duluan maka Xion tidak bisa masuk ke dalam.

Setelah Xion datang, dua laki-laki itu langsung melangkah ke pintu masuk, menempelkan kartu mereka ke salah satu layar scan, agar pintu itu dapat terbuka.

Bagian dalam tak kalah mewah depan tampilan luar bangunan ini, bahkan Xion menebak-nebak berapa biaya untuk membangun bangunan berserta interior yang ada di dalam, apa bisa membuat Felix miskin atau tidak.

Keberadaan Felix di sini hanya sebuah kebetulan, di mana tadi malam ia di minta oleh Gabriel—temannya—untuk menggantikan dia di acara lelang tersebut, tentu bukan hanya datang dan menonton acara lelang itu tapi Gabriel meminta Felix untuk mengamankan 'barang' nya.

Spesifikasi barang yang di minta oleh Gabriel sudah di kirim ke Felix, kini Felix hanya perlu mendapatkan 'barang' itu kemudian mengirimnya.

Acara di selenggarakan di lantai dua gedung ini, sebelum masuk semua barang elektronik tidak boleh di bawa masuk dan harus di simpan di loker yang sudah di sediakan kemudian melewati pemeriksaan screening kedua agar bisa masuk kedalam ruang acara.

Ruangan itu tidak begitu terang jadi sedikit menyulitkan orang untuk mengenal satu sama lain.

Felix duduk di bagian belakang bersama Xion, baru saja ia duduk matanya tertuju pada seorang perempuan yang ada di sebelah kanan, tepat 4 baris di depannya.

Meski minim penerangan tapi Felix sangat mengenali sosok perempuan itu.

"Xion kali lihat perempuan dengan pita merah di rambutnya itu?" Ucap Felix sambil menunjuk ke sosok itu

Xion mengikuti arah yang di tunjuk oleh Felix kemudian mengangguk karna ia juga melihat perempuan itu.

"Pastikan apa itu Calista atau bukan?"
----

Dengan balutan dress berwarna hitam, aku turun setelah Thomas membukakan pintu untuk ku. Tangan kiri ku selipkan di lengan kekar milik Thomas, kami bertiga memasuki bangunan yang telah di siapkan oleh Revan. Bagunan ini pada dasarnya milik ayahnya Calista,ini merupakan aset yang tidak di ketahui dan hanya tercatat di buku aset di dalam ruangan penyimpanan rahasia.

Aku, Thomas dan Revan masuk setelah melewati tahap screening. "Syukurlah kamu memberitahu ku untuk tidak berpakaian mencolok, atau tidak aku akan malu. Terimakasih Thomas."

Terdengar suara kekehan kecil dari Revan yang di ikutin sedikit senyuman oleh ku. Sebelum datang ke sini Thomas mengingatkan aku untuk tidak menggunakan pakaian yang berwarna terang dan terlalu mencolok.

ANTAGONIST (DALAM REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang