Chapter 21 : New life

29.4K 3.5K 20
                                    

Reminder: POV orang ketiga akan selalu menggunakan nama Joy sedangkan nama Calista hanya akan ada di dalam dialog tokoh."

Thank you for the support and love, enjoy the story.

.

.

"Nyonya, ini beberapa kandidat yang akan anda pilih." Revan menyodorkan dokumen kepada Joy yang berisikan latar belakang perempuan-perempuan yang akan di jadikan boneka oleh Joy.

Bukan hanya latar belakang mereka saja, latar pendidikan, orang yang ada di sekeliling mereka juga di selidiki.

"Siapa yang paling unggul menurut mu?" Tanya Joy sambil membaca satu persatu biodata calon bonekanya.

"Adelways Neirdons, dia cukup pinta, punya keahlian beladiri dan menggunkan senjata tajam. Orang-orang di sekitarnya juga merupakan orang-orang kelas atas bisa di bilang dia sudah terbiasa bergaul dengan para konglomerat. Dia menyelesaikan studi S2 saat usia 18 tahun."

"Di umur 18 tahun, sudah menyelesaikan S2 nya, jenius sekali."

Joy melihat dan membaca dengan seksama biodata perempuan itu, memang dia terlihat sangat unggul melihat kemampuannya yang luar biasa.

"Apa dia bersedia mengubah wajahnya?"

"Ya nyonya."

"Bagus, kita pilih dia saja."

"Baik nyonya."

"dan berikan ini padanya"

Joy menyodorkan sebuah handphone jadul, yang sudah di setting dimana dia bisa mendengar apa saja yang perempuan itu bicarakan dan hanya ia yang bisa menelpon perempuan itu, tidak bisa sebaliknya.

Revan mengambil handphone itu dan lantas pergi dari ruangan kerja Joy.

Dering handphonenya, membuat ia tak jadi untuk melanjutkan pekerjaanya.

"Halo tuan Andre."

"Halo, aku sedikit binggung ingin menyapa mu dengan nama yang mana?"

"Panggil saja dengan nama Calista."

"Baiklah, calista pembatalan identitas baru mu sudah ku batalkan lalu kamu ingin mendaftarkan orang lain dengan nama itu?"

"Ya tuan, apa ada masalah?"

"Tidak ada, aku hanya ingin memastikan kapan dia bisa berkunjung ke kantor ku untuk legalitas identitas?"

"Mungkin akan memakan waktu yang lama tuan, dia akan menjalani operasi plastika jadi estimasi dari ku adalah 5 bulan."

"Itu cukup lama tapi tak masalah, kabari aku kalau perempuan itu ingin datang."

"Tentu saja tuan."

"Baiklah akan ku tutup panggilan ini."

Panggilan pun terputus, kini Joy melanjutkan kembali pekerjaanya.

.

.

Mobil hitam mengkilap itu memasuki perkarangan rumah mewah, bahkan jarak antara pintu gerbang utama dengan pintu utama bisa memakan waktu 7 menit dengan berkendara sedangkan 20 menit berjalan kaki, terbayang bukan seluas apa rumah ini.

Saat mobil berhenti, seseorang yang sudah menunggu sedari tadi kedatang orang ini segera membukakan pintu penumpang.

Sosok laki-laki dengan mata biru itu keluar dengan pakaian santainya, kaos hitam polos dengan celana bahan berwarna hitam.

"Selamat datang tuan Felix!"

Sederet pelayan perempuan dan laki-laki membungkuk setelah Felix keluar dari mobil.

"Menyebalkan, jangan ada sambutan seperti ini lagi kalau aku datang."

Felix langsung berjalan masuk ke dalam rumah dengan gaya modern yang mewah itu.

"Felix, its that you sweetheart?"

Suara lembut perempuan yang pertama kali menyambutnya, seulas senyuman terukir di bibir Felix, ia merindukan perempuan ini.

"Yes mom."

Sepasang ibu dan anak itu bepelukan untuk melepas rindu karna sudah lama tidak berjumpa.

"Sweetheart, kamu kelihatan kurus sayang. Kau tidak teratur makan ya? Mau mom kirimkan makanan setiap hari sayang?"

Raut wajah perempuan itu tampak jelas khawatir, ia bisa dengan cepat melihat perubahan dari putranya.

"I'm oke mom, Felix punya pembantu yang masak kok, lagian Felix sedang sibuk jadi sering melewati makan."

"Jangan seperti itu sayang, mom akan bilang pada samuel untuk mengingatkan mu makan."

"Kenapa harus dia?"

"Ya karna sudah tidak ada Calista."

Felix terteguh saat ibunya menyebut nama perempuan yang sudah berstatus mantan istrinya itu.

"Mom Felix datang karna di panggil papa, di mana papa,mom?" Tanya Felix mengalihkan pembicaraan.

"Oh my gosh, mom sampai lupa. Papa kamu di ruang kerjanya."

"Oke, Felix datangin papa dulu."

Perempuan yang di panggil mom oleh Felix itu menatap kepergian anaknya, "Aduh, padahal aku sudah mendambakan cucu yang lucu dari mereka berdua Poli." Ucapnya pada pelayan pribadinya.

"Anda bisa menikahkan lagi tuan Felix dengan perempuan pilihan anda." Saran sang pelayan.

"Ah benar juga, Angela sepertinya cocok untuk Felix. Bagaimana menurut mu Poli?"

"Nona Angela pilihan yang sangat bagus nyonya."

"Betulkan, memang pilihan ku tak pernah salah."

.

.

Tok..tok..

"Pa, ini Felix."

"Masuk." Perintah seseorang dari dalam ruangan.

Felix masuk dan ia langsung melihat dua laki-laki yang tengah duduk di ruangan itu, Felix berdecak tak suka dengan pertemuan ini, karna ini pertemuan ini untuk menentukan pewaris keluarga Chaster selanjutnya.

TBC

ANTAGONIST (DALAM REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang