Chapter 36 : I hate you but I need you

14.7K 1.7K 72
                                    

Mohon koreksinya kalau ada typo atau tataan bahasa yang salah.

Thanks for support and love, enjoy the story.

Reminder: POV orang ketiga akan selalu menggunakan nama Joy, dan nama Calista hanya muncul pada dialog atau POV tokoh lainnya.

.

.

Kedatangan Joy di kantornya pagi tadi, menjadi tranding topic di grup chat kantor. Tentu saja karena ketidak hadiran Joy selama lima bulan menjadi tanda tanya bagi penghuni kantor.

"Revan, soal pameran furniture, apa ada kendala?" Joy ingin memastikan jika pameran yang akan berlangsung seminggu lagi itu baik-baik saja dan dapat berjalan dengan lancar.

"Sejauh ini tidak ada kendala, barang-barang yang masuk dalam list, satu persatu sudah dimasukan ke dalam gedung dan sudah diletakan di posisinya masing-masing." Revan melakukan pekerjaannya dengan baik selama Joy tidak memimpin perusahan, meski masih dibantu oleh manajer sebelumnya yang terlebih dahulu membantu mengelola perusahaan saat Joy masih berstatus istri dari Felix.

Di sela-sela Joy bekerja, ketukan pintu membuat atensi Joy teralihkan. Dengan sigap Revan membuka pintu untuk mengetahui siapa yang berkunjung, beberapa detik kemudian Revan menghampiri Joy setelah menutup pintu.

"Siapa?" tanya Joy, tentu saja ia penasaran siapa yang berkunjung ke ruangannya.

"Tuan Thomas, ia ingin bertemu dengan anda."

Mendengar nama Thomas disebut Joy sedikit berpikir sebelum akhirnya ia menyuruh Revan untuk mempersilahkan Thomas masuk. Beberapa detik kemudian, wajah tampan milik Thomas tertangkap oleh indra penglihatan Joy.

"Halo Thomas, apa kabar?" Sapa Joy ramah. "Tentu saja aku baik, senang akhirnya bisa melihat mu kembali beraktifitas," ujar Thomas.

Joy hanya merespon dengan senyum seadanya. "Silahkan duduk dulu." Entah ada urusan apa Thomas berkunjung ke kantornya kali ini.

Bicara soal Thomas, selama lima bulan yang lalu, laki-laki itu selalu mengunjungi Joy di akhir pekan. Thomas juga tau perihal keguguran yang di alami oleh Joy, ia selalu datang dengan seikat bunga Aster putih ditangannya. Meski Joy sering kali tidak merespon saat diajak bicara oleh Thomas tapi laki-laki itu seperti tidak lelah untuk mengajaknya bicara, padahal Joy saja lelah melihat laki-laki itu datang mengunjunginya di akhir pekan.

Joy berniat menyeduhkan Thomas secangkir teh Chamomile tapi Thomas mencegahnya, "Tidak perlu, aku tidak akan lama disini. Aku hanya ingin mengajak mu makan siang kalau kamu tidak sibuk."

Joy melihat jam ditangannya, sebentar lagi memang sudah masuk jam makan siang. "Tidak, sebentar lagi juga jam makan siang, jadi tidak masalah. Kemana kita akan makan siang?" Joy bertanya sambil berjalan menuju meja kerjanya, mengambil barang-barang yang akan ia bawa.

"Kenapa tidak kamu saja yang merekomendasikan tempat makan siang kita? Kamu pasti lebih tau tempat dengan makanan yang enak dekat sini."

"Ya, tidak jauh dari sini, ada tempat makan masakan jepang, kau suka masakan jepang?"

"Tidak bisa dibilang suka, tapi aku tidak masalah dengan masakan jepang, jadi ayo kita pergi sana saja."

Thomas berdiri saat melihat Joy telah siap, mereka berangkat berempat, Joy, Thomas, Hansel, dan tentu saja Revan.

***

Felix menatap Xion, meminta penjelasan lebih lanjut. "Pihak pabrik menolak perpanjangan kontrak, mereka tidak memberi tahu alasan detailnya. Mereka hanya bilang jika mereka akan berhenti menyuplai senjata untuk kita."

ANTAGONIST (DALAM REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang