Chapter 5 (REVISI)

37.9K 5.1K 125
                                    

Mohon koreksinya kalau ada typo atau tataan bahasa yang salah.

Thanks for support and love, enjoy the story.

Reminder: POV orang ketiga akan selalu menggunakan nama Joy, dan nama Calista hanya muncul pada dialog atau POV tokoh lainnya.

.

.

Aku terus menatap surat pengalihan aset yang di berikan Samuel padaku, tangan ku beralih pada benda pipih berbetuk persegi yang ada di selah surat itu. Tangan ku bergerak mencari nomor seseorang yang terus mengganggu pikiran ku sejak tadi. Sambil menunggu panggilan terhubung, aku terus mengigit kuku ku sendiri.

"Halo." 

Entah apa yang merasuki ku, setelah mendengar suara di seberang sana, lidah ku menjadi keluh. Tiba-tiba kebingungan menyelimuti ku.

"Kalau tidak ada yang di bicara akan ku tu-"

"Jangan!" Potong ku, lalu kembali lagi dalam kebingungan.

"Aku mau pulang, tolong jemput aku." Pinta ku pada orang itu.

"Apa dokter Stive mengijinkan mu pulang?"

"Tidak, tapi aku ingin."

Tak terdengar suara apapun di seberang sana, aku menatap layar handphone ku dan panggilan masih terhubung.

"Felix."

"Baik, nanti aku bilang ke dokter Stive untuk rawat jalan saja."

"Kau yang menjemput ku kan?" Baiklah kali ini aku yakin kalau dia tidak akan menjemput ku.

"Aku sibuk" jawabnya, benar saja dia pasti menolak.

"Aku mau kamu yang jemput." Ucap ku dengan nada sedikit memaksa.

"Apa kau tidak dengar? Aku bilang aku sibuk, Calista!"

Laki-laki ini! Sesibuk apa dia sampai tak bisa menjemput istrinya? Dan apa dia tidak bisa lebih lembut pada perempuan, apa-apaan tadi, dia membentak ku? Yang benar saja. 

"Terserah! Jemput aku atau kita bercerai! Aku tidak main-main kali ini, kau dengar!" Ku tutup panggilan itu secara sepihak.

Alasan ku ingin Felix yang menjemput adalah untuk memperjelas semuanya, apa dia benar-benar menolak bantuan ku hanya karena aku mau ingin bercerai dengannya? Ya Tuhan yang benar saja, tidak ada untungnya untuk mempertahankan pernikahan ini. 

~~**~~

15 menit setelah panggilan dengan Felix ku akhiri sepihak, aku telah siap untuk pulang, selang infus ku juga sudah di lepas dan dokter Stive juga sudah memberikan obat untuk ku konsumsi selama rawat jalan. Pandanganku tiba-tiba teralihkan saat mendengar suara pintu terbuka, 

Hei lihat siapa yang datang!!

Itu Samuel!!

"Nyonya, saya datang untuk menjemput anda."

"Kemana Felix?"

"Tuan sedang ada urusan pekerjaan yang tidak bisa di tinggalkan."

Aku menyeringai, menganggap kalau itu hanya alasan klasik laki-laki itu. Kita lihat apa setelah ini dia masih bisa beralasan sibuk lagi ?  "kita pergi ke kantor pengadilan agama, jangan membantah dan ikutin saja perintah ku," ucap ku sembari melewati Samuel dan keluar terlebih dahulu dari ruangan itu.

Jika dipikir lagi, aku sudah tidak butuh dia sekarang, aku sudah menanda tangani pengalihan aset keluarga dan juga bisnis keluarga. Tanpa Felix dan uangnya, kurasa aku tidak akan hidup melarat. 

ANTAGONIST (DALAM REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang