8

3.6K 348 46
                                    
























































































































Kini Rose, Lisa, Joy, Yeri, Wendy dan Seulgi, tengah duduk berlutut di lantai melingkari meja makan mereka, sembari mengangkat kedua tangannya masing-masing. Mereka di hukum Ruby atas permainan kurang ajar mereka yang berani bermain truth or dare dan mencium orang sembarangan, meskipun hanya Rose yang mencium, tapi semuanya kena. Tak tahu saja Ruby yang memulai ide permainan itu adalah Sofia, yang kini tengah duduk santai bersamanya.

"Apa ini tak keterlaluan, ini kan sedang di luar sekolah, Ruby?" Bujuk Sofia sembari melihat ke Lisa and the gang.

"Biar sekalian kapok, beruntung tadi yang menjadi korban mereka adalah aku, coba kalau orang lain, sudah pasti di hukum polisi karena di anggap pelecehan," tegas Ruby.

Sofia hanya melihat miris ke mereka, tak usah tanya seberapa malu mereka, tentu saja sangat malu karena terus di lihat dan di tertawakan seisi kafe.

Sofia dan Ruby asik gibah sendiri di meja sebelah, sedangkan Lisa dan yang lainnya saling lirik.

"Anj*ng ya tuh cikgu besak, belum apa-apa kita udah kena hukum, di tempat umum pula," dumel Wendy pelan sekali agar Ruby tak mendengar.

"Iya... Ini kan di luar sekolah, kok masih kena juga," tambah Yeri.

"Kau sih, Ros... Masa gak kenal sama Miss Ruby? Udah sedekat itu juga jaraknya, ya kali gak hafal suaranya?" Seulgi menyenggol lengan Rose yang duduk di sebelah nya.

"Ya awalnya sih curiga, tapi gimana lagi, orang dia tertutup banget penampilannya. Aku juga baru ngeh kalau itu si cikgu besak," jawab Rose.

Mereka berujung saling menyalahkan selama hampir satu jam lamanya di hukum, mereka mulai merasa pegal-pegal karena Sofia dan Ruby tak kunjung selesai gibah sejak tadi.

"Li... Udah dong itu suruh pacarmu stop ngajak ngobrol, biar cikgu besak juga cepat pulang! Malu anjir udah sejam," Keluh Wendy.

Lisa yang sedari tadi hanya diam tak ikut aksi gelud Seulgi dan yang lainnya karena saling menyalahkan kini mulai bangkit, semuanya melihat heran, takut-takut kalau hukuman makin di tambah jika ada yang berani membangkang, walau bagaimanapun Ruby belum menyuruh mereka untuk bangun.

Lisa mendekat dan menaruh kedua tangannya di bahu Sofia yang duduk di kursi.

"Siapa yang menyuruhmu berhenti? Kembali dan bergabung dengan yang lain jika tak ingin hukumanmu di tambah!" Tegas Ruby.

"Padahal ini adalah hari ulang tahunku, masa aku malah di hukum dan di permalukan begini? Ayolah Miss Ruby... Kami janji takkan melakukannya lagi, lagipula kan yang mencium Rose," Lisa mendekat dan berbisik ke Ruby, "Bukankah Miss Ruby menyukainya?"

Ruby memutar bola matanya, "Siapa yang bilang begitu?"

Lisa melihat ke Sofia, lalu mengkode bahwa Sofia lah yang bilang.

"Aku tak bilang menyukainya dalam hal seperti itu, Bae.... Aku menyukainya karena kecerdasan dan kesigapannya. Aku jadi tertarik untuk menjadikan dia anak buahku," jelas Ruby.

Sofia tersenyum, "Sudahlah, ini ulang tahun Lisa, kajja kita rayakan bersama agar lebih meriah, kau juga boleh ikut gabung Ruby, agar mereka juga bisa menjadikanmu guru kesayangan nanti," tambah Sofia.

"Mama! I'm that Rich Man"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang