"Eittt kebetulan macam apa ini, masih pagi udah ketemu dayangku aja."
Jisoo baru saja tiba di Gemilang High School dengan perasaan tidak karuan yang menggelayuti hati, dan dia sudah disuguhi kehadiran seorang Jiwon saat tengah menunggu giliran mengabsen. Jisoo sedang tidak ingin berbicara, pun menanggapi ocehan Jiwon di sampingnya. Tapi... namanya juga Jiwon. Mau Jisoo melakukan tindakan kekerasan padanya sekali pun, cowok itu tetap tidak akan berhenti sebelum Jisoo bersuara.
Jadi, dengan segenap rasa malas Jisoo bertanya, "Lo mau apa sih, Won?"
Dan seolah kalimat Jisoo adalah hal yang sedari tadi dinantikannya, ada cengiran lebar yang muncul dengan segera. Cowok itu berdeham, menegakkan tubuh, belum melontarkan maksudnya sebab sekarang sudah giliran dia buat mengisi daftar hadir dan setelah perjalanan panjang itu, Jiwon pun berkata, "Hari ini kan hari Kamis, ya. Jam pertama itu Matematika Wajib. Terus─"
"Minta contekan kalau ulangan dadakan? Kan selalu gue kasih, Won." ujar Jisoo dengan dahi terlipat dalam. Bukan sesuatu yang mengherankan mengingat ini adalah hari Kamis, hari dimana guru dari mata pelajaran Matematika Wajib suka melaksanakan ulangan bak tahu bulat alias dadakan.
Jisoo sendiri bukan siswi yang payah dalam pelajaran terutama hitung-hitungan namun tak juga amat pintar hingga dalam menjawab soal hanya butuh sekali lihat lantas menuliskan jawaban. Yang jelas, Jisoo bukan tipe murid yang jika ditanya ada yang tidak dimengerti atau semacamnya, dia memilih diam. Entah itu karena memang benar sudah mengerti, atau sejujurnya tak menangkap materi apa yang sudah dijelaskan namun malas mengacungkan tangan, atau juga malu karena kepergok tidak paham sendirian sementara yang lain mengalami yang sebaliknya. Dan mendengar Jiwon menuding Matematika Wajib sebelum KBM dimulai, padahal selama ini cowok itu tidak pernah menaruh ketertarikan pada mata pelajaran tersebut, sulit sekali untuk membuat rasa heran di diri Jisoo menghilang.
"Bukan itu njir." tukas Jiwon sebelum merapatkan diri pada Jisoo yang berjalan di kanannya. "Lo kan tau sendiri pas Matematika Wajib gue tuh gimana. Nah, tadi malem Nyokap gue razia nilai dan─Duar! Gue diceramahi habis-habisan."
"Kebayang sih serunya."
Jiwon mendecak.
"Terus sekarang maksudnya gimana?"
"Gue mau minjem buku lo untuk gue salin. Tapi yang catatan minggu lalu mau gue baca sekarang, walaupun gue yakin gue nggak bakalan paham-paham─Buset!" Jiwon melotot tak percaya begitu Jisoo mengeluarkan barang yang diminta bahkan sebelum dia selesai bercerita. "Ini catatan minggu lalu???"
Dengan tenang Jisoo mengangguk sembari mengancing tas usai mengeluarkan buku catatan miliknya. Gadis itu menggeleng kecil, mengabaikan Jiwon yang sudah menyumpah serapah pada halaman yang didominasi angka-angka tersebut karena getaran ponsel di saku menyentaknya.
Tepat di depan mading GHS berada, Jisoo menghentikan langkah. Ada pesan masuk yang nampak di layarnya yang menyala, berasal dari Doyoung si pemilik gummy smile, menjawab pertanyaan yang pada beberapa saat lalu Jisoo kirimkan.
Kim Doyoung: Gue nggak marah, Soo.
Kim Doyoung: Ketemu habis rapat nanti sore, oke?
"Doyoung marah sama lo?"
"HEH, SEJAK KAPAN LO NGINTIP CHAT GUE?!" Jisoo langsung membelalak kaget, tanpa pikir panjang telapak tangannya bergerak menutup tampilan ruang obrolan yang demi stationery karakter hewan berbadan besar kesukaan Jisoo, sudah Jiwon rekam lewat bolamatanya.
"Nggak ada gunanya tuh chat lo tutupin, udah gue baca." Jiwon berkata tanpa ambil pusing. "Dia marah sama lo? Kenapa?" tanyanya mendadak serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Maze | VSOO
FanfictionFaktanya, Jisoo memang mengagumi Taehyung si Kapten SB. Suka mandangin diam-diam selama satu tahun lebih, namun akhirnya ketahuan karena kecerobohannya sendiri. Pilihan Jisoo hanya ada dua saat itu : mengaku atau mengelak. Dan Jisoo memilih opsi y...