LM : 14

1.8K 300 83
                                    

"Maaf Pak sebelumnya." Berucap sesopan mungkin, Taehyung tarik perhatian dari dua pria yang berdiri di hadapannya saat itu. "Saya udah boleh pergi sekarang?"

"Ah, saya lupa kamu masih di sini." Salah satu pria muda yang merupakan Pelatih SB terkekeh di akhir kalimat, baru menyadari bahwa salah satu kebanggaannya di SB masih berada di sekitarnya. "Boleh, kok. Besok kita ketemu di lapangan, ya. Walaupun pertandingan di sekolah luar itu diundur, tetap ajak temen-temennya untuk rajin latihan." katanya sembari menepuk-nepuk pelan bahu Taehyung.

Taehyung mengangguk patuh. "Baik, Pak. Kalau gitu saya pamit. Permisi, Pak."

Mendapatkan anggukan dari Sang Pelatih dan guru Olahraga GHS tersebut, tanpa banyak kata lagi Taehyung langsung berbalik dan mengambil langkah lebar-lebar. Derapnya berpindah secara perlahan dari kantor guru menuju tempat dimana dia akan bertemu dengan Jisoo.

Sebelumnya, Manajer SB sudah membagikan informasi terkait pertandingan ini kepada seluruh anak SB. Tetapi, Taehyung selaku Kapten juga tak bisa menolak ketika bel pulang berbunyi, dirinya malah dipanggil oleh Sang Pelatih. Yang topiknya sama yaitu membahas perubahan jadwal tiba-tiba dari Angkasa High School, sekolah yang mengadakan pertandingan pada dua minggu ke depan. Dan selama perbincangan itu berlangsung, Taehyung tahu bahwa dia sudah terlambat. Mungkin saja Jisoo sudah berada di sana. Dan mungkin saja, kesempatannya untuk berbicara akan hilang jika dia tak bergerak lebih cepat. Ah, 15 menit dia habiskan sudah menjelaskan kalau Jisoo telah tiba lebih dulu.

Kalau boleh jujur, sebenarnya Taehyung mengharapkan sesuatu yang lain saat bertemu Jisoo nanti. Bukan soal kembalinya sweater miliknya ---Taehyung bahkan tak ambil peduli mengenai sweaternya sebab tidak terlalu penting. Melainkan kesempatan untuk berbicara kepada Jisoo.

Katakan saja dia mengambil kesempatan dalam kesempitan. Namun kembali lagi, tak selamanya kesempatan datang dua kali. Karena itu, Taehyung meyakinkan diri untuk segera menyelesaikan apa yang lumayan mengacaukan pikirannya setiap melihat gadis itu.

Namun, belum juga tertuntaskan, hal lain kembali datang dan paling menguasai kepalanya. Sebab ketika dirinya mendapati chat Jiwon pada grup mereka yang menyangkut-pautkan Jisoo dan satu orang lain, entah mengapa berhasil menyentak benaknya untuk bergerak tanpa tadeng aling-aling.

Jiwon : Gue serius nih Nyet. Kalau lo pada ada lihat Doyoung jangan biarin dia nyamperin Jisoo

Jiwon : Jisoo nggak ngangkat telepon gue. Kalau ada lihat Jisoo suruh dia bareng sama lo pada aja asal nggak ketemu Doyoung

Jiwon : Anjing banget temen gue dikibulin

Kemudian setelah beberapa saat, temannya yang lain mengatakan melihat Jisoo masih di area sekolah. Gadis itu belum pulang, tentu saja. Dan bodohnya dia tak bisa bergerak lebih cepat. Taehyung juga tak tahu masalah apa yang tengah terjadi pada Jisoo dan Doyoung. Taehyung pun tak berniat ikut campur sekalipun Jiwon membagikan informasinya secara gratis. Paling tidak... satu-satunya yang bisa dilakukannya saat ini adalah mencoba untuk terlihat 'hadir' di samping gadis itu.

"Weiii santuy, dong." tegur seorang siswa sebab bahunya terkena senggolan dari bahu Taehyung.

"Sorry, sorry." kata Taehyung singkat, kembali melesat menjauh dengan lebih hati-hati.

Bodoh. Satu kata yang menggema di kepalanya selama dia menjejak ubin saat itu juga. Bukan karena apa yang terjadi barusan, melainkan menyesali apa yang disembunyikan dalam diamnya selama ini. Telinganya pun sudah kebal setiap kali Taeyong mencibirnya lewat lisan. Namun, semua itu Taehyung lakukan bukan tanpa alasan. Taehyung hanya tak ingin orang-orang di sekitarnya diganggu ataupun disakiti.

Akan tetapi, sekarang... semuanya berantakan. Kepalanya tak mampu berpikir panjang dan egonya menang. Taehyung keluar dari apa yang selama ini dia bangun. Mengesampingkan semua hal yang sampai sekarang masih menghantui dirinya demi menuntaskan egonya.

Love Maze | VSOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang