LM : 15

1.8K 251 12
                                    

"Jisoo."

Jisoo tengah menyibukkan diri bersama beberapa brosur yang dilepasnya dari mading ketika sebuah suara menyapa telinganya. Tanpa perlu menolehkan kepala, Jisoo hapal betul siapa pemilik vokal tersebut. Namun, tetap saja, seusai mengambil satu tarikan napas pelan, wajahnya ditolehkan dan langsung mendapati seorang Doyoung yang berdiri kurang dari 10 langkah darinya.

"Bisa kita ngobrol sebentar?"

Jisoo mengalihkan wajah sejenak, menggigit bibir hanya untuk merutuki perasaan sesak yang entah kenapa masih terasa. Brosur di tangan kirinya juga sudah dalam kondisi tak layak dilihat sebab diremat secara tak sadar. Ah, mau Jisoo menghindar sampai kapan pun, cepat atau lambat, keduanya pasti akan menemui titik ini, kan?

Jadi, dengan mengesampingkan rasa gugup dan gelisah yang turut datang, Jisoo angkat wajahnya dan memandang Doyoung tepat pada netranya. Jalan satu-satunya adalah mengikuti permintaan Doyoung kali ini. Maka begitu Jisoo mengiakan lewat anggukan, Doyoung mulai memutar badan dan memimpin jalan menuju sebuah tempat yang sekiranya cocok buat keduanya bertukar kata.

✴✴✴

"Jisoo! Ck, dari mana aja sih lo?"

Sang pemilik nama baru saja selesai menapaki anak tangga teratas sewaktu suara milik Jiwon menyerbunya. Tak berselang lama, sosoknya muncul dibuntuti seseorang lain di belakangnya. Ada Jiwon yang nampak tergesa bersama Lisa yang bolak-balik mengalihkan wajah. Jisoo menepikan tubuh, hampir merapat pada dinding sewaktu dua orang itu akhirnya berada tepat di hadapannya.

"Katanya di mading. Gue udah ke sana elunya kagak ada."

"Gue ke toilet." Sedikit kebohongan tak apa, kan? "Kenapa, sih?" tanyanya tak paham dengan sikap random Jiwon. Lalu kebingungannya semakin menjadi kala menyaksikan Jiwon dan Lisa yang saling menyenggolkan bahu serta bisik-bisik yang tidak dia pahami maksudnya apa. "Lo berdua ngapain???"

"Ck, buruan." kata Jiwon dengan penekanan. Menyenggol Lisa sekali lagi sebelum cengiran kakunya dia tampilkan. "Nih anak mau ngomong sama lo."

"Soo..." Berdeham kembali, mengambil napas dari mulut, Lisa pandangi Jisoo yang menatapnya penasaran. "gue minta maaf. Gue nggak mau terus-terusan didiemin sama lo begini. Gue bener-bener nyesel karena udah bercandain perasaan lo. Gue janji nggak bakal ikut campur dan ngelakuin hal konyol kayak waktu itu lagi. Gue---"

"Udah, Lisa. Udah gue maafin." potong Jisoo dengan secuil senyuman. "Nggak apa-apa. Makasih karena udah ngertiin gue. Lagian, dari kesalahan kan kita belajar?"

Sebab sejujurnya, Jisoo juga jengah dengan semua ini. Memaafkan Lisa tak lantas menghilangkan ingatannya perihal apa yang pernah gadis itu perbuat padanya. Namun, ada begitu banyak kejadian menyenangkan dan kebaikan yang secara tidak sadar Lisa bagikan pada Jisoo, yang lebih patut buat dia ingat daripada hal tidak menyenangkan itu.

"Jadi... lo maafin gue?" Lisa memastikan sekali lagi, menatap Jisoo dengan mata melebar. Melihat Jisoo mengangguk pasti, Lisa tak bisa menahan bibirnya untuk tidak merekah detik itu juga. "AAAH GUE SENENG BANGET! MAKASIIHH!" Lantas meraih Jisoo, memeluknya kelewat girang hingga tubuh mereka sedikit berayun.

Jisoo terkekeh kecil, membalas pelukan Lisa dengan merengkuhnya. Jiwon yang awalnya merasa geli menjadi bergabung begitu saja. Jiwon senang. Selain karena kedua temannya itu berbaikan, tugas dia sebagai 'Penampung curhatan Lisa' selama beberapa hari ke belakang dan kebimbangannya perihal harus berada di pihak mana akhirnya terlepas juga.

"Gue nggak bakalan ikut campur lagi sama urusan lo dan Doyoung. Tapi kalau lo minta bantuan, gue selalu siap, Soo."

Jisoo tersentak kecil. Ekspresinya sedikit berubah, namun garis senyum di wajahnya dia coba pertahankan kala Lisa mengurai pelukan. "Ah, iya..." gumamnya sembari mengangguk. Bersamaan dengan itu, bunyi notifikasi ponselnya terdengar. Dirogohnya saku rok dengan cekatan sebelum jarinya bergerak membuka ruang obrolan tersebut.

Love Maze | VSOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang