LM : 07

1.9K 342 22
                                    

Jisoo tidak pernah menyangka bahwa mendengar tentang Taehyung dan Yena bisa sampai di titik yang membuatnya merasa sesak dan muak. Bukannya Jisoo tak menyukai Yena, dan lagipula, Jisoo tak mempunyai alasan untuk tak menyukainya. Hanya saja, mendengar topik yang selalu tentang mereka hampir setiap hari adalah sesuatu yang tidak baik untuk hatinya.

Perasaan yang disimpannya menjelma bagai bom waktu yang tak pernah diketahui keberadaannya. Kemudian sekarang, ledakan itu akhirnya terjadi juga. Ledakan yang tidak dapat Jisoo cegah, lalu memberi dampak ke mana-mana.

Sikap yang Jisoo tunjukkan pada Lisa semalam membuatnya merasa buruk. Buruk karena tak mampu mengendalikan atau menahan emosinya hingga menyebabkan keluarnya kata-kata itu. Hal yang membuat Jisoo dihantam perasaan bersalah dan menyesal yang tak main-main. Karena tak seharusnya Jisoo bersikap seperti itu, sebab Lisa tak tahu menahu tentang isi hatinya.

Didorong perasaan bersalah sejak semalaman, akhirnya Jisoo memutuskan untuk menyambangi rumah Lisa. Gadis itu disambut mama Lisa begitu pintu rumah dibuka. Sempat berbincang sebentar dan kebetulan mama dan papa Lisa hendak pergi, akhirnya gadis itu segera beranjak ke lantai atas. Begitu dirinya menghampiri sebuah pintu yang sudah lama tak dikunjungi, Jisoo langsung mengetuk tanpa pikir panjang. Tidak butuh waktu lama untuk melihat pintu terkuak perlahan dengan kepala Lisa yang menyembul keluar. Jisoo mengangkat alis, sedangkan Lisa sudah menempelkan telunjuk di bibir, bermaksud menyuruh Jisoo untuk diam.

"Lo ngapain?" tanya Jisoo heran.

"Ssst!" Lisa mendesis keras, membuat Jisoo makin kebingungan. "Tumben amat lo pagi-pagi ke sini?"

"...gue mau minta maaf."

"Ha?" Lisa melongo selama beberapa detik. "Bentar dulu, ngobrol di dalem aja. Eh, Nyokap gue udah pergi belum?" tanya Lisa seraya menepikan tubuh, mempersilahkan Jisoo masuk sedangkan dia menutup pintu.

"Udah. Lo nggak baru bangun, kan?" Jisoo bertanya kembali sembari mendaratkan bokong di pinggir kasur, menatap pada Lisa yang duduk di kursi meja belajar.

"Kagak, udah dari tadi gue mah bangunnya."

"Terus lo tadi ngapain?"

"Entar Nyokap gue tau kalau gue udah bangun."

"Nyokap lo nggak tau. Makanya tadi nitip suruh bangunin lo kalau dipanggil nggak nyaut." kata Jisoo menyampaikan pesan mama Lisa sebelum dia beranjak tadi.

"Bagus, deh." ucap Lisa sambil mengembuskan napas lega. "Gue pura-pura tidur tadi pas Nyokap ke sini. Males banget gue diajak pergi ketemuan sama temen-temen Nyokap. Entar gue dijodohin lagi sama anak temennya."

"Dih, kebanyakan baca Wattpad lu." cibir Jisoo membuat Lisa tertawa. Jisoo hanya tersenyum tipis meski setitik rasa heran muncul sewaktu menyaksikan Lisa yang bersikap seperti tidak ada masalah di antara mereka. Entahlah, Jisoo tidak tahu apakah perkataannya semalam membuat Lisa tersinggung atau tidak. Namun yang jelas, Jisoo tetap meminta maaf sebab rasa bersalah menumpuk bagai kantung beras di punggungnya sejak semalaman.

"Lisa..."

Lisa yang tengah menggunting kuku jadi mengangkat wajah, balas menatap Jisoo. "Apaan? Eh, lo mau ngomong apa tadi?" kata Lisa begitu teringat.

"Gue minta maaf soal ucapan gue ke elo semalam." Lisa diam, memandang Jisoo yang juga menatapnya. "Gue nggak ada niat nanya, bahkan nuduh lo kayak gitu." Jisoo berhenti sejenak, menghela napas saat teringat penyebab dari hilang kontrol dirinya. "Gue kebawa emosi. Gue---"

"Sssst! Udahlah, lupain aja." potong Lisa sambil meletakkan gunting kuku di meja, kemudian beringsut ke tempat Jisoo berada.

"Gimana gue bisa lupain kalau gue udah nyakitin perasaan lo?"

Love Maze | VSOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang